Riwoo terdiam di kelas. Itu hal yang dilakukan olehnya saat memikirkan apa yang ia lihat waktu pulang sekolah kemarin.
Seseorang yang sesuai dengan salah satu tipenya. Orang yang memiliki pipi gembul itu dan dia harus berkenalan dengannya. Mau gak mau, tapi bagaimana caranya, itu yang membuat Riwoo terdiam di kelas pagi ini.
Pertemuan itu terjadi secara tidak sengaja, tidak mungkin orang itu melihatnya hanya karena ia berhenti di tengah jalan di lintasan parkir motor.
Orang itu pasti melihatnya. Kenapa, karena ia meneriakinya untuk tidak terhenti di di lintasan parkir motor. Pertemuan tidak sengaja itu membuat Riwoo sangat bertekad untuk berkenalan dengannya.
Masalahnya sekarang ialah orang itu tidak kelas berapa, namanya siapa dan satu-satunya hal yang Riwoo ingat itu ialah suaranya.
Suaranya terdengar lembut di telinga Riwoo yang terfokus padanya. Suara itu yang membuatnya terhenti. Meski itu sebuah teriakan, tapi Riwoo benar-benar terpana.
Pertanyaannya, apakah Riwoo melihat wajahnya dengan jelas? Untuk jawabannya tentu tidak, dia hanya melihat sekilas wajahnya, wajah dengan pipi gembul.
Sekarang Riwoo diam sambil memikirkan itu suara siapa, kelas berapa dan namanya siapa. Tanpa ada aba-aba, Sungho menepuk kepalanya dengan pelan dari belakang.
"Mikirin apa lagi sih? Udah ketemu orang yang suka sama lu?" Tanya Sungho sedikit kesal.
Riwoo langsung berbalik begitu Sungho memukulinya, dia tidak peduli. Dia hanya memberikan Sungho senyuman dan berbalik kembali.
Sungho bingung dengan tingkah Riwoo sekarang. Tiga hari yang lalu dia pasrah karena rencananya gagal, dua hari yang lalu pasrah karena tidak bisa mengajak seseorang berbicara dan kemarin, pasrah untuk menjalani hidup seperti biasanya.
Sekarang, dia merasa berbunga-bunga serasa apa yang terjadi selama beberapa hari yang lalu tidak terjadi apa-apa. Hanya kesenangan yang membuat hati senang.
"Stres lu? Kemarin kayak "udahlah gue nikmati hidup gue kayak biasanya" sekarang senyam-senyum sendiri. Kayak orang kesurupan." Cetus Sungho.
Riwoo pura-pura tidak mendengarnya. Biarlah dia senyam-senyum kayak orang kesurupan yang penting dia bisa mendapatkan orang yang sesuai dengan tipenya.
Merasa kesal, Sungho meniup telinganya hingga Riwoo sadar dari lamunannya yang penuh dengan orang yang memiliki pipi gembul itu.
"Apaan sih lu, ganggu aja." Riwoo mengatakannya dengan kesal.
Sungho menatapnya dengan sinis, "serah gue lah! Lagian lu itu ngapain sih? Kemarin udah pasrah kenapa sekarang kayak orang kesenangan?" Tanyanya.
Riwoo dengan wajah senyumannya, "gue ketemu orang yang cocok dengan salah satu tipe gue." Ucapnya dengan perasaan senang.
Sungho tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Riwoo menemukan seseorang yang cocok dengan salah satu tipenya. Sungho seketika sangat antusias ingin mendengarkan bagaimana rupa orang itu.
Sungho langsung duduk di bangkunya dan mendekatkan dirinya untuk mendengar cerita Riwoo yang sudah menemukan seseorang itu.
"Rupanya gimana? Kok bisa lu ketemu? Udah kenalan?" Tanya Sungho bertubi-tubi.
Riwoo sejujurnya senang saat ada yang ingin mendengarkan ceritanya tentang seseorang yang sesuai dengan salah satu tipenya, tapi dia teringat sesuatu.
Riwoo tidak melihat wajah orang itu dengan jelas dan di belum berkenalan dengan orang itu. Tapi bagaimanapun itu, dia harus menceritakan semuanya pada Sungho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Introvert Mencari Cinta ||tofuz||
FanfictionKisah si Introvert yang sedang mencari cintanya inspired by Naru (author) true story ||warn!|| bxb zone! dom! kwh sub! lrw "written in Bahasa Indonesia" °update every Sunday° (depends)