Sejak dari pertemuan kedua mereka di perpustakaan, Giovanni dan Felicia selalu bertemu di koridor sekolah. Kadangkala, mereka akan terserempak di kantin semasa ingin membeli makanan dan minuman.
Walaupun tidak banyak perkara yang dibualkan oleh mereka, tapi, Giovanni dan Felicia dapat merasakan keserasian antara satu sama lain. Adakalanya, mereka akan memahami apa yang ingin disampaikan hanya dari isyarat mata ataupun isyarat badan sahaja. Dan mereka akan selalu duduk berdua-duaan di perpustakaan pada waktu petang yang hening, ditemani dengan buku-buku dan angin dingin yang membuai-buai gorden nipis.
Giovanni duduk di bucu meja perpustakaan. Kedua tangannya yang berada di pangkuannya, diramas-ramas antara satu sama lain. Tubuhnya dibaluti dengan kemeja putih bersama vest biru gelap yang mengikuti potongan bentuk tubuhnya.
Helaian-helaian rambutnya beralun-alun lembut apabila ditiup oleh hawa dingin yang mengucup ubun-ubun rambut hitam legam miliknya. Kedua kaki panjangnya dibaluti dengan seluar hitam yang berpotongan lurus bersama stoking hitam.
Giovanni menolehkan kepalanya ke arah kiri, menatap Felicia yang sedang duduk sambil menatap buku. Dia tersenyum nipis ketika melihat separuh daripada wajah ayu itu ditutupi oleh helaian rambut.
" Jadinya, hobi kamu adalah membaca ? " tanya Giovanni, memecahkan tembok keheningan diantara mereka.
Felicia mengangkat kepalanya. Buku itu sudah tidak menjadi perhatiannya saat ini.
Lambat-lambat, dia mengangguk.
" Bagaimana kamu mengetahuinya ? "
Giovanni merengus kecil, samar. Hanya dia seorang sahaja yang mendengarnya.
" Aku selalu melihat kamu membaca buku di perpustakaan. Disebabkan itulah, aku boleh mengetahui hobi kamu tanpa kamu memberitahuku. "
" Oh. "
Giovanni mengerdipkan matanya sahaja.
" Apakah kamu mempunyai hobi ? " giliran Felicia menanyakan hal itu kepada jejaka tampan tersebut yang kelihatan tenang.
" Hobi ? " Giovanni kembali mengulangi satu perkataan tersebut dengan kerutan di dahi. Bebola matanya terjuling ke atas, memikirkan jawaban untuk diberikan kepada pemuda ayu itu.
Beberapa detik kemudian, Giovanni hanya menggelengkan kepala sambil mengjungkitkan kedua bahunya, menandakan bahwa dia tidak tahu mahu memberikan jawaban apa terhadap pertanyaan itu.
Felicia hanya mengangguk, mengerti.
" Apakah kamu menyukai seseorang saat ini ? " pertanyaan Giovanni itu membuatkan Felicia terperanjat besar sehinggakan pensil mekanikal yang berada di dalam genggaman tangannya, terlepas begitu sahaja dan jatuh di permukaan buku.
Melihatkan reaksi yang diberikan oleh Felicia membuatkan Giovanni sangat-sangat yakin bahwa Felicia sedang menyukai seseorang. Ini membuatkannya diseliputi oleh perasaan ingin tahu.
" Iya. " jawab Felicia dengan datar. Dia menundukkan kepala, menatap ke arah buku yang terbuka lebar di hadapannya.
Giovanni hanya mengangguk.
" Bagaimana dengan kamu ? Apakah kamu sedang menyukai seseorang ? " giliran Felicia menanyakan pertanyaan tersebut kepada jejaka tampan tersebut selepas dia mendiamkan dirinya dalam jangka masa yang agak lama.
Giovanni diam untuk sementara waktu. Lalu, dia menggelengkan kepalanya.
" Sekarang ini, aku belum menyukai sesiapa. Tidak ada yang menarik perhatian ku saat ini. "
" Jika kamu menyukai seseorang, mesti itu adalah wanita, kan ? "
" Kenapa kamu menyatakan itu ? " Giovanni menatap wajah ayu itu dengan kerutan di dahi, sedikit pelik dengan soalan yang diberikan oleh Felicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME, DARLING
Lãng mạnIni kisah tentang pertemuan cinta pertama di sekolah menengah selepas berpisah selama 11 tahun. Cinta yang sudah lama menghilang, kembali berkembang dengan mekar apabila dipertemukan kembali ketika dewasa. " Felix. His aura is made of poetry, flowe...