CHAPTER ELEVEN

48 8 2
                                    

Netra hitam kelam tersebut melihat sekitarannya yang dilimpahi oleh cahaya putih. Haruman wangi sitrus memenuhi rongga hidungnya ketika kakinya mengelilingi ruangan itu yang dipenuhi oleh barang solekan.

Jejaka tampan tersebut memandang sekeliling dengan pandangan kosong. Tidak tertarik sama sekali dengan barang-barang solekan yang mewah.

Dia hanya diam. Mengikuti setiap langkah yang diambil oleh Felicia di hadapannya.

Langkahnya lambat. Bunyi hentakan kasut pantofel yang menyentuh lantai licin itu sangat perlahan sekali. Hawa dingin mengucup permukaan pipinya membuatkannya berasa sedikit nyaman.

Felicia berhenti berjalan.

Dia berdiri di hadapan satu rak berwarna krim yang disimbahi oleh cahaya lampu putih. Matanya melihat puluhan gincu yang mempunyai macam-macam warna dan jenama.

Giovanni berdiri di sisi Felicia. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam poket seluarnya. Dia turut memerhatikan gincu-gincu itu yang tersusun dengan rapi.

" You can choose the lipstick what you want, Felix. " ucap Giovanni dengan nada suara yang mendatar.

" Benarkah ? " Felicia menatap wajah tampan tersebut dengan ekpresi penuh keterkejutan. Nadanya sedikit tidak mempercayai dengan ucapan yang keluar daripada bibir tersebut.

" Hm. " Giovanni mengemam bibir sambil menganggukkan kepalanya.

" Walaupun ia mahal ? "

" Hm. "

Felicia mengerutkan dahinya. Sedikit tidak nyaman. Dia memandang ke arah puluhan gincu itu lalu pandangannya kembali dijatuhkan di wajah tampan tersebut yang kelihatan gelisah.

" Apakah kamu tidak akan menyesal jika aku memilih lipstick yang paling mahal sekali ? "

" Jika kamu menyukainya, kenapa tidak ? " balas Giovanni, sedikit gementar. Dia menggenggam kedua tangannya di dalam poket seluar.

" Kamu tidak mempermainkanku, kan ? " Felicia meminta kepastian. Dia menatap Giovanni dengan pandangan yang penuh dengan kecurigaan.

Giovanni menggeleng.

" Benarkah ? "

Giovanni menyapu helaian-helaian rambutnya di bahagian kiri dengan hembusan nafas yang sedikit berat.

" Ini tanggungjawabku kerana sudah menghancurkan lipstick kamu. " balas Giovanni selepas mendiamkan diri dalam waktu yang sedikit lama.

Felicia mengangguk.

" Baiklah. "

Giovanni mengangguk.

Hujung bibirnya sedikit tertarik, melakarkan sebuah senyuman hambar nan pahit. Tetapi, tidak sampai tiga saat, senyuman tersebut menghilang begitu sahaja, digantikan dengan keresahan yang menguasai jiwanya.

Felicia mula meneliti gincu di hadapannya. Memilih-milih dalam diam.

Sementara menunggu Felicia memilih gincu, Giovanni sedikit melangkah ke arah kanan, memerhatikan puluhan gincu itu.

Perlahan-perlahan, tangannya mencapai satu gincu yang berwarna emas di bahagian luar. Membelek-belek dengan penuh kebosanan. Ia berjenama mewah.

YSL.

Giovanni melihat harga yang tergantung di sudut gincu itu.

Beberapa detik kemudian, netra hitam kelam miliknya sedikit membesar apabila melihat harga yang diberikan untuk gincu yang bersaiz sederhana kecil ini.

KISS ME, DARLING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang