CHAPTER : 03

122 27 51
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TANDAI TYPO PRENN⚠️

••••

Gistara Abigail : Malam ini kalian free?

Sagara Orion : Kenapa emangnya?

Gistara Abigail : Gimana kalau malam ini kita ngumpul berempat? Sekalian merayakan baliknya Jester ke kita lagi

Sagara Orion : Jester cuma pergi pertukaran pelajar, bukan pergi selamanya. Kata-kata lo perbaiki

Gistara Abigail : Berisik lo!!!
Gistara Abigail : Jester ikut kan?

Jester Savero : Iya gue ikut. Sherlock aja ntar gue nyusul

Jester Savero : Aruna ikut?

Aruna Hiraya : Gue lagi bimbel sekarang. Kayaknya gue skip aja deh

Gistara Abigail : Yahhh nggak asik kurang satu

Aruna menghela napas. Dia langsung bad mood. Bukan hanya karena dia tidak bisa ikut dengan ketiga temannya untuk hang out, melainkan dia jadi tidak bisa bertemu Jester. Aruna yakin, dengan tidak ada dirinya pasti Tara akan lebih menempel pada Jester. Membayangkan kedekatan mereka saja membuat Aruna benar-benar kesal.

Aruna tahu dia dan Jester hanya sebatas sahabat. Aruna tidak berhak untuk membatasi Jester dekat dengan siapapun. Itu kebebasan Jester. Namun Aruna tetap tidak menyukai ada perempuan lain yang lebih dekat dengan Jester dibanding dirinya. Karena bagi Aruna, yang boleh memiliki hubungan paling dekat dengan Jester hanya dirinya dan Kirania—ibu Jester sendiri.

Katakanlah Aruna egois ingin memonopoli Jester untuk dirinya sendiri, karena itu memang benar seperti itu adanya. Aruna sangat menyukai Jester bahkan sampai masuk ke tahap obsesi untuk memiliki Jester seutuhnya. Tidak ada yang mengetahui kegilaan Aruna yang begitu terobsesi pada Jester yang merupakan teman masa kecilnya, karena Aruna begitu pandai bermain peran untuk menjadi gadis yang seolah memiliki harga diri paling tinggi.

"Sial, kalau Jester sampai suka sama Tara...." Kepala Aruna menggeleng tegas. "Enggak! Pokoknya Jester nggak boleh sampai suka sama Tara atau sama siapapun."

Aruna menatap pantulan dirinya di cermin wastafel. Tatapan matanya benar-benar berbeda dari Aruna yang biasanya.

Aruna mengutak-atik ponselnya. Menekan sebuah aplikasi yang tersembunyi. Seketika, sebuah video berputar di ponselnya. Tepatnya sebuah rekaman yang memperlihatkan sebuah kamar. Mata Aruna mencari-cari seseorang di dalam rekaman tersebut.

"Itu dia," gumam Aruna tersenyum ketika pintu kamar itu terbuka dari luar, bersamaan dengan sosok Jester yang terlihat masuk ke dalam kamar. Mata Aruna mulai menggelap. Sepertinya Jester masih belum tahu bahwa ada kamera tersembunyi di kamarnya.

Aruna melirik ke arah pintu walk-in closet. Dia beranjak dari duduknya dan perlahan membuka pintu itu. Di ujung sana adalah pintu kamar mandi yang terhubung dengan walk-in closet. Dengan langkah pelan, Aruna mendekat. Dia menajamkan telinganya di dekat pintu, mendengar suara shower yang menyala dari dalam.

JESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang