CHAPTER : 04

103 20 22
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TANDAI TYPO PRENN⚠️

••••

Dengan sebuket bunga krisan di tangannya, Jester berjalan di lorong rumah sakit. Dia tersenyum memperhatikan bunga yang di hias cantik itu. Arti bunga krisan sering dikaitkan dengan kehidupan panjang dan harapan. Memberikan bunga krisan kepada seseorang yang sedang sakit adalah cara yang baik untuk menyampaikan harapan kesembuhan, karena bunga ini juga dianggap sebagai simbol kesehatan dan pemulihan.

Namun di sisi lain, bunga krisan juga melambangkan kematian. Di Beberapa negara Eropa dan Asia, krisan adalah bunga yang sering digunakan untuk menyampaikan rasa duka cita dan kehilangan. Bunga ini biasanya diberikan dalam bentuk rangkaian bunga kepada anggota keluarga sebagai tanda penghormatan.

Langkah Jester berhenti di depan pintu sebuah kamar rawat yang dia cari. Melirik sedikit dari jendela kecil di pintu, Jester melihat tidak ada siapapun di dalam sana. Perlahan dia membuka pintu dan melangkah masuk.

Suara dari mesin EKG terdengar jelas di telinga Jester. Di atas kasur seseorang berbaring dengan banyak selang—entah apa saja namanya Jester tidak tahu—yang terpasang di tubuh perempuan itu. Jester mendekat ke kasur sembari tersenyum.

"Hai, kita bertemu lagi," ujarnya seperti menyapa kenalan yang sudah beberapa waktu tidak bertemu. "Terakhir kita ketemu waktu lo... dalam keadaan yang sangat menyedihkan, iya kan?"

Tidak ada jawaban karena perempuan itu masih menutup mata. Koma, adalah situasinya saat ini. Berada pada ambang hidup dan mati.

"Gue bawain bunga untuk lo." Jester menaruh buket bunga yang dia bawa di atas nakas samping kasur. "Bunga krisan dan lo, perpaduan yang sangat sempurna." Tepatnya pada situasi perempuan itu saat ini.

Jester menarik kursi dan mendudukinya. Dengan tatapan lekat, dia memandang perempuan itu bersamaan dengan senyum yang terukir di wajah tampannya.

"Amira Senna..." gumam Jester menyebut nama perempuan itu. Tangannya bergerak lembut mengusap kepala Senna. Jarinya perlahan turun menyusuri wajah Senna.

"Balaskan dendamku..."

"Balaskan pada mereka yang menyakitiku selama ini..."

Permohonan balas dendam Senna di malam itu masih jelas. Perempuan ini memohon dengan begitu menyedihkan dan putus asa. Terlihat memprihatinkan namun di sisi lain Jester menikmatinya. Rasa putus asa manusia adalah sesuatu yang teramat dia sukai. Melihat mereka tidak berdaya sampai memilih jalan menyimpang karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa dan mengadu pada siapa, terlihat seperti sebuah tontonan yang paling menarik dan tidak boleh sampai terlewatkan bagi Jester.

"Kau bisa bersabar, kan? Karena hal ini membutuhkan waktu. Tenang saja, aku pasti akan mencari 'mereka' yang sudah membuatmu hancur."

Jester memegang tangan kanan Senna. Tepat dipergelangan tangannya, perlahan sesuatu muncul bersamaan dengan mata Jester yang berubah hitam kelam semuanya. Terdapat kepala badut joker tersenyum lebar yang seperti terukir oleh tinta hitam pekat. Itu bukan tato, melainkan kontrak perjanjian yang Jester ukir pada 'pemohonnya' di hari dia menerima permohonan balas dendam Senna.

Mereka yang menginginkan bantuan Jester untuk membalas dendam akan dibuat kontrak perjanjian di tubuh mereka. Dan mereka yang sudah terukir kontrak tidak akan bisa kabur dari Jester sampai bayarannya Jester dapatkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang