02-CCT⚜️

81 14 0
                                    

"Manusia hanya memiliki satu sisi untuk di lihat yaitu wajah."

Cct.

🥀
 

     Kaki nya melangkah dengan cepat menyusuri ruangan yang gelap, pencahayaan yang minim tidak menghambat langkahnya.

Tanpa ada rasa takut gadis itu tetap berjalan semakin jauh kedalam ruangan itu, tanpa di sadarinya pintu utama ruangan itu tertutup rapat.

Rasa takutnya kalah dengan rasa penasarannya. Sayup-sayup dirinya mendengar suara jeritan yang tertahan di padu dengan suara khas dari cambukan. Apa ini pembullyan? Ntahlah gadis itu pun tak tahu di arah depan itu terdapat apa dan siapa yang ada disana.

Akhhhh

Langkahnya terhenti saat mendengar suara jeritan yang begitu keras di-iringi dengan suara tawa kejahatan. Tunggu sebentar!

Ruangan gelap, suara cambukan, suara tawa kejatahan, suara jeritan... Apa ini...?

Gadis itu melototkan matanya kaget saat menyadari jika dia sudah memasuki ruangan berbahaya ini, secara tidak langsung dirinya menjemput ajalnya sendiri.

Kakinya gemetar menahan rasa takut yang tiba-tiba menguasai dirinya menghilangkan rasa penasarannya. Tangannya menutup rapat bibirnya yang bergetar menahan suara. Air matanya perlahan keluar menyusuri pipinya, peluh dingin membasahi area dahinya, nafasnya yang sesak menambah kesan seberapa panik dan ketakutannya gadis itu. Satu suara saja dapat mengubah hidupnya.

"Ah ada kucing ya??  dimana yaa?? Eh...? Ketemu!!"

Gadis itu total terjatuh, kakinya tak sanggup menopang tubuhnya yang kian semakin melemah ditambah saat dirinya melihat dia—Gadis dengan cambuk di tangan kirinya dan pisau tajam yang mengkilap di tangan kanannya, baju hitam yang di kenakan menutupi seluruh tubuh layaknya Malaikat pencabut nyawa tengah berdiri dua langkah di hadapannya.

"Ingin bermain?"

Senyum miring nan menakutkan itu menambah kesan horor. Dia semakin mendekat ke arah gadis itu sambil bersenandung ria layaknya anak yang menemukan teman baru untuk bermain bersama.

— [ CICUTA ] —

"Halo teman!" sapa Alorra pada Canny yang kini tengah duduk sendiri di bangku taman sekolahnya.

"Teman katamu? Kau meninggalkanku sendirian bahkan setelah jam makan siang!" tutur Canny dengan ketus.

"Maaf, kau tau jika aku tidak ikut dengan mereka, maka aku akan di marahin selama satu jam oleh Kak Lucca, dan suaranya yang sungguh menganggu akan cukup merepotkan untukku nanti."  ucap gadis itu mencoba membujuk yang lebih muda.

"Sudahlah. Aku ingin berkeliling lagi, tolong temani!"

" Baiklah ayo!"

Kedua gadis itu berjalan beriringan sambil berpegangan tangan. Alorra hanya menuruti permintaan Canny kemana gadis itu akan pergi hitung-hitung untuk membujuk gadis lucu itu agar tidak lagi merajuk padanya.

Melihat ke-akraban kedua gadis itu membuat dua orang siswi tingkat dua itu tersenyum tipis.

"Ah ayolah, mereka yang di tingkat satu saja sudah cepat berteman bahkan hanya dalam dua hari setelah Canny resmi jadi siswi disini!  Lalu kenapa tidak dengan kita? Aku adik sepupumu yang hanya enam bulan lebih muda darimu, lalu aku juga teman setingkatmu! Kenapa kau masih acuh padaku kak!!" ujar Gadis tinggi dengan kulit putih itu pada seorang gadis yang lebih pendek darinya sambil mengerucutkan bibirnya.

ATROPOS:CCT(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang