Gue udah sampe di kost, gue buka pintu unit gue dan disana udah ada Dicky lagi berdiri sambil melipat dua tangannya.
"Kenapa?" Tanya gue.
"Darimana aja jam segini baru pulang? Ga liat ini jam berapa?"
"Jam 10" Jawab gue cuek.
Dia natap gue aneh, mungkin dia ngerasa ada yang beda sama gue malem ini. Bodo amat deh, gue cuma pengen tenang dulu buat saat ini.
Gue langsung ke kamar mandi dan bersihin badan alias mandi, keramas, sikat gigi, semuanya pokoknya.
Author POV's
Guys kayanya mulai sekarang beralih ke sudut pandang aku aja sebagai author yaaaa, soalnya aku ngerasa kwalahan mikir kata-kata kalau harus POV cast.
oOo
Alan selesai mandi, dan Dicky menyipitkan matanya dan menatap tajam ke arah Alan.
"Kenapa?" Tanya Alan.
Dicky menghampiri Alan yang notabenenya sedang tidak memakai atasan, hanya memakai handuk saja sebagai penutup bagian bawah.
Dicky tanpa ragu langsung memeluk tubuh Alan dengan erat.
"Kamu ini sebenernya lagi kenapa, sayang?" Tanya Dicky.
Tanpa Dicky sadari, dalam dekapannya Alan meneteskan air mata, itu semua bukan karena cuma-cuma, tapi karena apa yang Alan rasakan untuk saat ini semuanya terasa sangat campur aduk.
Perasaan sedih, bersalah, menyesal, dan lain sebagainya, semua berkumpul menjadi satu pada satu momen.
Alan cuma geleng kepala dan berusaha melepas pelukan yang Dicky berikan.
Tapi Dicky seolah tidak menggubris, Dicky tetap memeluk Alan dengan erat.
"Aku gatau apa yang salah, entah kamu lagi ada masalah pribadi, atau emang ngerasa aku punya salah sama kamu, aku minta maaf yaaa." Ujar Dicky sambil terus memeluk tubuh alan dan menggoyang-goyangkannya pelan.
Alan menatap kearah Dicky, awalnya menatap mata, tapi tidak sengaja menatap ke arah leher Dicky, Alan melihat ada bercak merah disana.
"Lehermu kenapa?" Tanya Alan sambil menunjuk bagian bercak merah tersebut.
Dicky yang ditanya seperti itu sontak langsung membelalakkan matanya, ia langsung bertingkah gagap seperti tidak bisa berkata-kata.
Alan hanya menatapnya dengan tatapan kosong dan kecewa.
"Kalau sampai pacarmu kenapa-kenapa, aku gamau ikut campur urusanmu, dan aku pikir aku gakan pernah mau lagi kenal sama kamu, ky." Ucap Alan sambil meninggalkan Dicky kearah lemari.
Dicky yang mendengar itu langsung menahan pergerakan Alan dan berusaha untuk memegang pergelangan tangan Alan.
Alan menatapnya, "aku minta maaf, itu kejadiannya ga sengaja, tapi maaf... aku keluarin diluar kok." Dicky dengan lantamnya menceritakan kejadian itu dan menurunkan nada bicaranya menjadi lirih pada kalimat terakhir yang ia ucapkan.
Alan menatapnya tidak percaya dan menggelengkan kepala.
"Terserah ya, aku sebagai sahabat udah kasih tau kamu yang baik biar kamu ga terjerumus ke hal-hal yang ngebuat kamu rugi di masa depan." Ucap Alan lalu memakai bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat kok gitu?
Romance#TrueStory (diadaptasi dari cerita dan karakter nyata, hanya ditambahi bumbu pemanis). Apakah kalian percaya bahwa ada pershabatan yang tidak menggunakan hati? Announcement! Cerita ini bergenre LGBT, bagi yang tidak suka dengan genre seperti ini bis...