Brugh..
"Dasar anak sialan, enyah kau dari sini"
Terdengar kegaduhan saat haechan berjalan di lorong sekolah dekat dengan gudang
Tak tinggal diam, haechan memberanikan diri untuk melihat ada apa di balik pintu gudang yang sedikit terbuka
"Anak jalan sepertimu seharusnya tidak ada di sekolah kami, sialan" ucap anak perempuan berambut panjang sambil menendang sosok lelaki berkulit seputih salju yang sedang terbaring lemas dengan memegangi perutnya, sepertinya anak perempuan itu menendangnya tepat di perut
Haechan tidak bisa melihat jelas bagaimana wajah mereka namun haechan yakini yang di rundung adalah lelaki, dan ada empat perempuan yang sedang tertawa sambil sesekali menendang tubuh sosok lelaki ini
"Apa yang kalian lakukan" teriak haechan sambil membawa sosok yang tergeletak lemah ke dalam pelukannya
"Siapa kau ini, kenapa ikut campur urusan kita"
"Karina, Giselle, Minjeong, Ning Ning," ucapnya sambil melirik nametag mereka satu persatu
"Aku akan melaporkan kalian kepada pihak sekolah"
"Menyebalkan" sambil melenggang pergi Ning Ning berdecak
"Kau tak apa nak?" Dapat haechan rasakan getaran dari tubuh anak yang berada di dekapannya
Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut anak dalam dekapannya, hanya ada isakan yang pilu terdengar oleh haechan, segera haechan usap pundak anak itu guna menenangkan dirinya
Setelah dirasa getaran dan juga isakan tangis yang terdengar barulah haechan berani bertanya tentang keadaannya
"Kau tak apa?" Tanya haechan sedikit lebih lembut dari sebelumnya
"Hmm, terimakasih"
"Apa mereka selalu begitu kepada orang lain, atau hanya kepadamu saja?" Tanya haechan sedikit was was
"Kurasa mereka tidak terlalu suka kepadamu"
"Kenapa kau diam saja?"
"Apalagi yang harus aku lakukan?"
"Kau bisa laporkan mereka kepada wali kelasmu"
"Tidak ada yang bisa membantu di sini, mereka semua benci kepadaku"
Belum sempat haechan berucap suara dari aula sekolah mengingatkan apa yang seharusnya haechan lakukan di sini
Pengumuman kepada seluruh siswa dan orang tua di harap berkumpul di aula sekolah, karna acara akan segera di mulai
"Kau harus pergi sekarang" ucap pemuda yang masih terduduk lemas di hadapan haechan
"Maafkan aku tidak bisa membantumu lebih dari ini"
"Tak apa, terimakasih hmmm"
"Panggil aku mommy saja" ucap haechan saat melihat anak di depannya ini kebingungan menyebutkan apa yang pantas untuk di ucapkan
"Ah baiklah, terimakasih mommy"
"Sama sama, aku pergi dulu ya"
"Hmm" hanya deheman dan anggukan yang di dapat, haechan buru buru pergi ke tempat yang di tuju agar tak terlambat sedikitpun
"Mom, kau darimana saja?" Tanya jisung saat melihat mommynya baru saja duduk di dekatnya
"Ada urusan mendadak tadi, jadi mommy sedikit terlambat" haechan berusaha menetralkan nafasnya karna tadi dia berlari dari tempat dia bertemu sosok yang di rundung sampai menuju aula sekolah yang begitu luas ini
"Sayang apa kau tau bahwa di sekolah ini ada perundungan?" Tanya haechan sedikit berbisik karna banyak sekali orang di sini
"Aku tidak tahu mom, memangnya kenapa?"
"Ah, tidak apa sayang"
Setelah berucap seperti itu tak ada lagi yang bersuara selain salah satu guru di depan sana sedang mengumumkan apa saja yang harus orang tua lakukan setelahnya
Terimakasih atas perhatiannya, kami harap orang tua semua nyaman dengan sekolah ini, sekian yang bisa saya sampaikan pada pertemuan kali ini, sampai jumpa dan terimakasih
Satu persatu semua yang berada di sana pergi meninggalkan aula, begitupun haechan dan jisung
"Kau ikut dengan ku atau bersama teman mu?" Tanya haechan karna teman temannya jisung sedang menunggunya di parkiran
"Bolehkan aku dengan teman temanku mom?"
"Tentu saja, mommy akan menelepon Daddy untuk menjemput"
"Apa tidak apa mom?"
"Tidak apa sayang, bersenang senang lah"
"Terimakasih mom"
Tak lama setelah jisung melenggang pergi bersama teman temannya, terdengar suara mobil suaminya
"Maaf menunggu lama"
"Tak apa"
"Jen, aku tadi melihat perundungan di sekolah ini"
"Benarkan, lalu bagaimana?"
"Anak yang di rundung ini tak bisa melakukan apa apa karna dia bilang seluruh penghuni sekolah ini membenci dia"
"Kau ingin membantunya?" Terlihat jelas di wajah istrinya ini kekhawatiran yang begitu besar
"Tapi bagaimana?"
"Sebisa mungkin aku akan membantunya untuk mu jika kau meminta"
"Terimakasih Jen, aku tau kau yang terbaik"
"Tapi kau tau kan, berurusan dengan ku tidak lah gratis "
Haechan yang mendengar itupun memutar bola matanya malas, karena haechan tau apa maksud dan tujuan suaminya berkata seperti itu
"Aku tak akan meminta bantuan mu jika seperti itu"
"Ayolah sayang aku hanya bercanda" ucap Jeno sambil menciumi tangan haechan
"Jen?"
"Hmm, ada apa sayang?"
"Apa jisung juga pernah di rundung?"
"Kurasa tidak, melihat dari teman teman berandal nya saja aku tau anak kita incaran satu sekolah"
"Benarkan, aku takut Jen"
"Tak ada yang perlu di takutkan sayang, anak kita itu tangguh kau tau?"
"Hmm"
Tak ada suara lagi setelah itu hanya ada suara kecupan dari Jeno yang terus menciumi tangan lentik haechan hingga mereka sampai di depan rumah mewah yang mereka tinggali
Seneng banget udah ada yang mau baca, kalo ada yang nanya markmin nya kapan? Sabar yaa bentar lagii
Terimakasih semua🙏❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Chosen family
Romance❤️🤏 Ternyata memiliki suami dari dasar perjodohan tidak lah menakutkan seperti apa yang di bilang orang terhadap dirinya, kini haechan menjalani kehidupan dengan baik bersama Jeno setelah beribu debat panjang