---HAPPY READING---
🔞
Sorot cahaya matahari yang terbit dari ufuk timur itu menerobos masuk melewati jendela kamar tidurnya. Mata pemuda manis itu mengerjap pelan beberapa kali, tubuhnya yang lemah membuatnya tak bisa banyak bergerak. Dia melihat di sekelilingnya, kamar ini nampak sepi. Tangan kanannya tiba-tiba terasa nyeri. Ternyata, dia melihat sebuaha infus yang menancap di area punggung tangannya. Jihoon mencoba untuk mendudukkan dirinya di kasur. Menatap sekelilingnya yang kosong.
Cairan infus yang sudah mengalir masuk ke dalam tubuhnya, membuat tenaganya sedikit pulih. Dia tidak ingat, kenapa dia bisa sampai pingsan dan berakhir di infus seperti ini.
CKLEK!
Jihoon sedikit terkejut dengan pintu kamar yang tiba-tiba terbuka dari luar. Seseorang pemuda memasuki kamar dengan nampan berisikan makanan dan minuman untuk Jihoon.
"Apa makanan itu untuk ku?"
Asahi, dokter muda itu mengangguk pelan. Ia kemudian menyerahkan nampan berisikan makanan untuk Jihoon. Beruntung makanan itu bukan bubur, Jihoon tidak terlalu suka bubur. Melihatnya saja bahkan ia tidak sanggup dengan makanan itu.
"Makanlah pelan-pelan, Tuan. Tidak ada yang merebut makanan mu. Kalau kau ingin lagi, aku akan membawakannya."
Mendengar hal itu, Jihoon mengangguk ribut dengan mulutnya yang penuh dengan makanan. Asahi pun keluar lagi dan meminta para pelayan untuk membuatkan makanan untuk Jihoon lagi. Setelah itu, dia kembali dan menemani Jihoon yang sedang menghabiskan makanannya yang tinggal sedikit.
"Saat aku memeriksa mu, kondisi mu benar-benar memprihatinkan. Lambung mu terluka karena tidak terisi makanan. Apa kau tidak makan selama berhari-hari?" tanya Asahi dan kemudian Jihoon mengangguk pelan.
"Keluarga mu tidak memberikan mu makanan?" tanya Asahi dan lagi-lagi, Jihoon mengangguk.
"Jika kau butuh apa-apa, tekan tombol di samping mu ini. Jika aku tidak ada, maka Kak Hyunsuk yang akan masuk kesini."
Jihoon hanya mengangguki setiap ucapan Asahi. Dia tidak bisa menjawabnya dengan kata-kata karena mulutnya penuh dengan makanan.
"Dimana... Jun...Jun..." Jihoon ingin menanyakan tentang Junkyu, namun pemuda itu malah lupa dengan namanya.
"Tuan Junkyu?" tebak Asahi dan Jihoon mengangguk.
"Dia bekerja," lanjut Asahi dan Jihoon kembali mengangguk.
Terlalu banyak anggukan, membuat Asahi sedikit canggung untuk berbicara kepada Jihoon. Pemuda itu hanya menatap Jihoon yang sedang makan. Hidangan yang dibawa oleh salah satu pelayan wanita selanjutnya, sudah Jihoon terima dengan suka cita. Dia memindahkan nampan kosongnya dan menggantinya dengan nampan baru dengan makanan berbeda dari sebelumnya.
Entah kenapa, Asahi memiliki perasaan yang tidak mengenakkan kepada Jihoon. Dia merasa, ada sesuatu yang aneh di sini. Mulai dari perilaku Junkyu yang dirasanya juga aneh.
"Aku Jihoon, kau siapa?" tanya Jihoon dan membuyarkan lamunan Asahi.
"Hamada Asahi. Dokter khusus yang dipekerjakan oleh Tuan Junkyu di mansion ini."
"Wah, kau dokter? Berarti, aku harus memanggil mu Pak Dokter?" tanya Jihoon dengan matanya yang mengerjap lucu.
"Haha, tidak usah. Panggil aku Asahi saja." Jihoon mengangguk untuk yang ke sekian kalinya.
Kondisi tubuhnya semakin membaik. Setelah mendapatkan begitu banyak makanan yang sangat enak luar biasa itu, perutnya kenyang. Energinya benar-benar sudah kembali pulih. Belum pernah ia makan begitu banyak dengan makanan yang sangat enak sekali seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REST AREA~Kyuhoon
Teen FictionDi dunia ini, mungkin hanya Park Jihoon yang memiliki nasib buruk. Keluarganya tidak menganggap dirinya, teman-temannya mem-bully-nya, dan bahkan orang tidak dikenal pun mencemooh dia. Jihoon tidak tau, kenapa mereka semua tidak menyukainya. Ada apa...