4 : PARK JIHOON

103 25 16
                                    

---HAPPY READING---
.

Hyunsuk mempersilakan Junkyu untuk memasuki ruangan gelapnya itu. Suara tangisan Jihoon terdengar bahkan sebelum Junkyu memasuki ruangannya itu.

Keadaan masih sama seperti awal mereka bertemu. Ruangan yang sangat gelap dengan satu sorot cahaya lampu yang menyinari Jihoon yang terduduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat. Ditambah dengan dirinya yang sedang menangis keras.

"Berhenti lah menangis!"

Jihoon terkejut setengah mati sengan suara keras yang terdengar secara tiba-tiba itu. Jihoon menoleh ke segala arah, berusaha melihat, orang yang membentaknya tadi.

"Kenapa?" tanya Junkyu yang sepertinya tidak terlihat oleh mata Jihoon.

"Kau tidak memberiku makan! Aku lapar! Aku juga digigit nyamuk! Disini bau!" jawab Jihoon dengan sedikit mengamuk.

Dia sudah tidak makan selama beberapa hari, ditambah dirinya dikurung di tempat yang gelap seperti ini. Energinya benar-benar habis karena kegelapan membuatnya mengeluarkan banyak tenaga untuk menguatkan dirinya agar tidak pingsan karena ruangan gelap dan bau ini.

Jihoon mendengar suara langkah kaki menjauh, dia berpikir akan ditinggal kembali oleh pria itu, namun beberapa saya kemudian, cahaya yang begitu terang langsung menyilaukan pandangannya. Jihoon mengerjapkan matanya beberapa kali untuk membernarkan kembali pengelihatannya.

Mata Jihoon membulat sempurna kala melihat seisi ruangan ini dengan begitu jelas. Kalau tau ruangannya seperti ini, Jihoon bukan hanya menangis. Dia pasti akan menjerit-jerit ketakutan.

"HUEK!"

Jihoon mual, kemudian memuntahkan cairan dari mulutnya ke arah kiri tubuhnya. Karena sudah berhari-hari tidak makan, Jihoon hanya memuntahkan cairan asam dari lambungnya uang yang sangat menyakitkan ketika melewati tenggorokan dan mulutnya.

Yang Jihoon lihat ini benar-benar tidak wajar. Dinding ruangan ini berwarna putih, namun ada sebuah hiasan berwarna merah di seluruh permukaannya. Jika ia tidak melihat apa yang ada di lantai, mungkin Jihoon tidak akan mengira kalau hiasan itu adalah sebuah cipratan darah.

Banyak sekali, potongan-potongan bagian tubuh manusia yang tercecer di lantai ruangan ini. Hanya menyisakan sebuah bundaran di bagian lantai di bawah Jihoon dan  membentuk seperti jalan yang mengarah ke pintu. Perasaan Jihoon benar-benar bercampur aduk. Ditambah adanya seorang pria dengan tatapan matanya yang sangat mengerikan, melihat kearahnya.

Pria itu mendekat perlahan ke arah Jihoon setelah menyalakan saklar lampu ruangan ini. Tatapan mengerikannya itu tak lepas dari netra Jihoon. Sang empu yang ditatap seperti itu pun hanya bisa menundukkan kepalanya karena takut.

SET!

Jihoon langsung terjingkat karena tiba-tiba, sebuah pisau yang sangat tajam menyembul di depan wajahnya. Kilauan pisau yang terkena cahaya itu pun dapat memantulkan bayangan Jihoon seperti cermin. Jihoon benar-benar ketakutan setengah mati. Ia tidak bisa membayangkan, apa yang akan pria ini lakukan kepada dirinya.

"Dibunuh? Dimutilasi? Dimakan? Argh! Tolong! Aku benar-benar takut!"

SRET!

SRET!

Jihoon tidak bergerak dari tempatnya. Ia juga tidak berani membuka kedua matanya.

"Kau mau makan tidak?" tanya Junkyu dengan nadanya yang tiba-tiba merendah.

Jihoon langsung membuka kedua matanya dan menatap Junkyu. Ini ajaib, dia tidak mati. Dia masih bisa bernafas. Tubuhnya tidak terluka. Dia meraba-raba seluruh tubuhnya, memastikan dia benar-benar masih hidup. Hal yang baru ia sadari adalah, tangan dan kakinya sudah tidak diikat. Dia sudah dibebaskan.

REST AREA~KyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang