---HAPPY READING---
.
"Harganya tidak bisa kurang?" tanya seorang pria dengan setelah kemeja putih dan jas hitam, lengkap dengan celana dan sepatu pantofelnya yang sangat bersih mengilap seperti baru saja membeli dari toko.
"Satu miliar tidak lah banyak, Tuan Lee. Ini salah satu dari banyaknya mahakarya ku yang paling indah dan istimewa. Kau tidak akan bisa menemukan yang seperti ini di mana pun di seluruh dunia!" Junkyu menyentuh mahakarya nya yang luar biasa. Dia akan menjualnya pada pria di depannya ini.
"Berapa lama dia akan bertahan?" tanya pria itu dan Junkyu tersenyum dengan senyumannya yang sedikit mengerikan.
"Kalau kau bisa merawatnya, kau akan memilikinya selamanya. Tapi kalau tidak, dia akan membusuk dan membuatmu ingin membuangnya." Perkataan Junkyu membuat pria itu sedikit kebingungan.
"Membusuk? Memangnya terbuat dari apa ini?" tanya pria itu dengan raut wajah bingung dan takut.
"Bahan-bahan pembuat patung lah. Semen, pasir gipsum, logam, perak, fiber, dan tambahan resin. Dan formalin tentunya."
"For-formalin? Untuk apa memakai formalin?"
"Tentu saja untuk mengawetkan mayatnya, bodoh!"
DOR!
Satu tembakan tepat mengenai kepala pria itu. Darah langsung memuncrat ke segala penjuru, bahkan sampai mengenai sedikit bagian depan baju Junkyu. Dengan tanpa jijiknya, Junkyu menjilat darah yang menempel di bajunya itu. Ia mengecapnya perlaha, merasakan dengan pasti, rasa darah dari pria yang sudah tidak bernyawa itu.
"Pahit sekali. Kau akan jadi mahakarya ku yang paling buruk. Tapi akan sangat indah saat sudah selesai!"
"Jaehyuk! Doyoung! Bawa dia!" Junkyu memerintahkan kedua anak buahnya yang sejak tadi menunggu di luar. Ternyata, Junkyu berada di sebuah ruangan yang entah berada di mana tempat ini. Tempat ini, biasanya menjadi tempat untuk melakukan sebuah perjanjian bisnis. Dan inilah pekerjaan Junkyu. Hanya menjual sebuah mahakarya indah yang di buat oleh seniman jenius seperti Junkyu.
"Kenapa kau membunuhnya?" tanya Yoshi yang tiba-tiba saja muncul dari kegelapan di sudut ruangan. Seorang anak buah Junkyu yang paling dekat dengannya. Dia sudah seperti orang kepercayaan Junkyu.
"Orang baru. Iseng membeli mahakaryaku tapi tidak mengerti tentang cara perawatannya. Aku tidak ingin mahakarya ku rusak hanya karena orang yang membelinya tidak tahu tentang cara merawatnya."
Yoshi hanya menggelengkan kepalanya. Tata cara membeli mahakarya Junkyu sangat mudah sebenarnya. Harus bisa merawat dan menjaganya. Itulah kenapa, mereka harus mengetahui terlebih dahulu, mahakarya apa yang Junkyu buat.
"Kita bawa pulang lagi yang satu ini?" tanya Yoshi sembari menunjuk mahakarya Junkyu yang tadi ditawarkan kepada pria yang sudah kehilangan nyawanya.
"Tidak, ada orang yang benar-benar akan membelinya sebentar lagi." Ucapan Junkyu diangguki oleh Yoshi. Pemuda itu kembali memundurkan tubuhnya di kegelapan. Tugas Yoshi adalah mengawasi setiap pembeli yang masuk ke ruangan ini. Jika ada apa-apa, Yoshi bisa langsung bertindak seperti tugas yang sudah ditetapkan untuknya.
Seorang pria dengan setelan baju yang sangat santai. Seperti seorang anak remaja yang sedang menghabiskan waktu nongkrong bersama teman-temannya. Hanya sebatang rokok yang sudah tinggal setengah di mulutnya. Jangan tertipu dengan tampangnya, pria ini berusia sekitar tiga puluh tahunan. Pria itu masuk dengan asap rokok yang seperti memberi kesan penyambutan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REST AREA~Kyuhoon
Fiksi RemajaDi dunia ini, mungkin hanya Park Jihoon yang memiliki nasib buruk. Keluarganya tidak menganggap dirinya, teman-temannya mem-bully-nya, dan bahkan orang tidak dikenal pun mencemooh dia. Jihoon tidak tau, kenapa mereka semua tidak menyukainya. Ada apa...