(Name) semakin dekat dengan Jihoon sampai (Name) kelas 2 dan Jihoon kelas 3.
Jihoon selalu bersama (Name) dan selalu menuruti permintaan (Name), kecuali jika permintaannya berlebihan.
Jihoon saat ini sudah kelas 3, dan (Name) kelas 2. Saat itu, keadaan mereka masih akrab seperti biasa, walaupun Jihoon sering keluar sendiri karna alasan yang (Name) tidak ketahui, tapi hubungan mereka belum merenggang saat itu.
Namun, saat hari kelulusan anak kelas 3, Jihoon tiba tiba menghilang, (Name) pikir dia pergi ke sembarang tempat lagi seperti biasa, tapi ternyata dia salah. Sudah 2 minggu sejak Jihoon menghilang, dan (Name) masih belum mengetahui dimana keberadaan Jihoon.
(Name) tidak pernah bertanya mengapa Jihoon selalu pulang telat, karna ia memang tidak penasaran dengan hal itu. (Name) berpikir kalau Jihoon hanya bermain main dengan temannya saja. Dan sekarang, (Name) menyesalinya karna tidak pernah bertanya pada Jihoon.
Rumah yang seharusnya milik Jihoon sekarang menjadi milik (Name), dia benar benar bingung dengan situasi ini. (Name) selalu memikirkan Jihoon setiap saat, dia tidak menyangka kalau Jihoon tiba tiba menghilang begitu saja.
"Jihoon? Dia menghilang?"
"Jihoon, kemana saja kau?"
"Sudah 2 minggu dan kau belum juga kembali"
"Jangan tiba tiba meninggalkan ku begitu dong"
"Dasar, padahal aku sudah mulai merasa nyaman padamu"
"Sudah 1 tahun, loh? Aku sudah lulus nih, kau kemana saja?"
"Aku kesepian, kau tidak kasian padaku?"
"Sudah 2 tahun, dan aku selalu menunggumu disini, Jihoon"
"Jangan salahkan aku jika aku tiba tiba melupakanmu, Jihoon"
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚૮꒰˵•ᵜ•˵꒱ა‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷
(Name) sedang memilih milih buku dengan temannya, Junggo.
Yap, mereka sebenarnya menjadi dekat, entah karena apa, namun mereka makin dekat setiap harinya.
(Name) pernah menanyakan keberadaan Jihoon pada Junggo, tapi Junggo malah menjawab "(Name)-Chan tidak usah pikirkan dia, pikirkan aku saja"
Yahh, (Name) sedikit bingung, namun dia tidak mempedulikan itu, karna dia tidak pernah melihat Junggo berbicara akrab dengan Jihoon. Jadi dia pikir Junggo tentu saja tidak mengetahui keberadaan Jihoon.
"Junggo, aku sudah selesai nih" (Name) yang sudah selesai memilih milih buku akhirnya pergi ke tempat Junggo mencari buku.
"Ah kebetulan aku juga sudah, (Name)-Chan" Junggo tersenyum senang sambil berjalan ke arah kasir bersama (Name).
"Seperti biasa kau membeli manga hentai ya" Ucap (Name) saat melihat manga yang Junggo beli.
"Hehehe, kau selalu mempeehatikanku yaaa~" Goda Junggo dengan cengirannya.
"Huh? Tidak ya, hanya saja terlihat jelas sekali, kasir nya saja pasti tau kau akan beli apa jika datang lagi"
"Tapi aku tidak mesum lohh, (Name)-Chan. Hanya keliatannya saja"
"Yang bilang kau mesum siapa? Aku hanya mengatakan kalau setiap kau kesini pasti akan membeli komik hentai" (Name) sudah malas berdebat dengan Junggo, jadi dia bergegas pergi ke kasir.
"Tunggu (Name)-Chan.."
(Name) menghela nafas kasar sambil menaruh komik yang ia beli tadi pada rak bukunya.
"Sampai saat ini pun aku belum menemukannya..." (Name) menatap sedih pada komik yang berada di rak buku di belakangnya. Rak buku tersebut berisi komik yang dibelikan oleh Jihoon dulu sebelum dia menghilang.
(Name) memperhatikan rak buku tersebut, kesedihan terlihat dari tatapan matanya.
'Kau seriusan menghilang sepeti ini?'
Mata (Name) beralih pada lemari milik Jihoon yang tidak pernah ia sentuh sama sekali.
(Name) menghampiri lemari tersebut dengan seringainya.
"Kau tidak kembali, jadi aku bisa melihat isinya, kan?" (Name) membuka lemari tersebut dengan seringainya, melupakan kesedihannya yang tiba tiba muncul.
Terlihat seperti lemari biasa, tidak ada yang spesial di dalamnya. Namun, (Name) menemukan sebuah buku, dari sampulnya terlihat nama (Name) disana.
(Name) yang penasaran akhirnya membuka isi buku tersebut. (Name) sangat terkejut ketika melihat isinya. Disana dia melihat foto dirinya saat masih kecil bersama dengan Jihoon.
"A-apa ini?" (Name) terkejut bukan main ketika melihatnya, dia sama sekali tidak mengingat pernah berfoto- tidak, dia bahkan tidak mengingat kalau dia pernah bertemu dengan Jihoon saat kecil.
Banyak sekali foto (Name) kecil dan Jihoon di dalam buku itu, dan pada akhir halaman, terdapat catatan yang membuat (Name) tiba tiba menangis.
'(Name), ada hal yang ingin ku katakan padamu sebelum kejadian itu, hal yang sangat ingin ku katakan padamu. Mungkin tidak ada kesempatan lagi untuk mengatakannya langsung padamu. Tapi, aku ingin kau tau bahwa aku mencintaimu, (Name). Meski kau mungkin tak akan mengetahui ini.'
"E-eh? Kenapa aku malah nangis?" Tanya (Name) pada dirinya sendiri sambil mengusap air matanya.
"Kejadian apa yang dia maksud? Apa itu berkaitan dengan mengapa aku tidak mengingat semua ini? Ah aku benar benar bingung" (Name) mengacak acak rambutnya karna bingung.
Beberapa saat kemudian, (Name) menyadari sesuatu yang membuat wajahnya memerah padam.
"D-dan apa apaan? Jihoon menyukaiku? T-tidak, mungkin saja perasaannya sudah hilang, itu kan sudah lama."
(Name) menghela nafas kasar dengan raut cemberut dan wajahnya yang masih memerah, dia menenggelamkan wajahnya pada bantal.
'ini malah membuatku makin ingin merindukan mu tau'
~••~
-768 kata
Anjay makin gk jelas aja ini cerita. Mana pendek lagi, terus kata katanya gk jelas anjir, bingung gua bacanya.
Tapi yaa daripada gk update.
Kalo ada yang dibingungin kasih tau aja ya, nanti gua bantu jawab.
-bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You Remember Me? Lee Jihoon X Reader
Jugendliteratur"Kau tidak mengingatku, ya?" (Name), seorang gadis yg hidupnya mungkin tidak masuk ke dalam kategori menderita. Namun, dia sudah cukup kesepian selama beberapa tahun lamanya... -Hanya fanfiction -hanya meminjam karaker Lookism -Banyak typo -Cerita h...