Salah satu perubahan (Name) setelah kepergian Jihoon adalah dia mulai belajar Taekwondo dan sudah menguasainya.
(Name) belajar Taekwondo di Gangbuk, dan gurunya bukan lah orang main main, melainkan dia adalah sang legenda Taekwondo, Seong Hansoo(Bapak mertua author).
Setiap sore, (Name) selalu ke tempat Hansoo. (Name) bisa terbilang mahir dalam hal ini, dan dia hanya butuh waktu 1 tahun saja untuk hampir menyamai kekuatan anak dari Hansoo, yaitu Taehoon(suami author).
Saat ini, (Name) sedang berlatih seperti biasa, tiba tiba saja Taehoon menghampirinya dan mengajaknya untuk bertanding.
"Oi, ayo bertanding, kau masih belum dapat mengalahkan ku kan? Cih, bagaimana bisa ayah mengajari orang lemah sepertimu" Ejek Taehoon dengan wajah yang kesal.
Perempatan imajiner terlihat di dahi (Name), wajahnya juga sudah terlihat sangat kesal karna perkataan Taehoon.
"Sialan, saat itu aku hampir bisa mengalahkan mu tau. Dan ingat, aku ini perempuan, kalau aku terlahir sebagai laki laki aku pasti akan menang" Ujar (Name) kesal dan tidak memperhatikan Taehoon.
Taehoon yang kesal pun langsung mendekat ke arah (Name) lalu menangkup wajah (Name) yang membuat (Name) harus menatap mata Taehoon
"Hei dengar ini dasar gadis jelek. Jangan salahkan jenis kelaminmu kalau kau kalah denganku, akui saja tentang fakta bahwa kau lemah"
(Name) memberontak yang membuat tangan Taehoon terlepas dari wajah (Name).
"Sialan, ayo saja kita bertarung, aku yakin aku akan menang kali ini" Tantang (Name) karna sudah sangat kesal pada Taehoon.
Taehoon menyeringai puas ditantang seperti itu, dia bersiap dengan kuda kudanya.
"Yang kalah akan menuruti permintaan yang menang, tak ada penolakan"
"HAH?!!"
(Name) kalah.
"SIALANN!!!!" (Name) berteriak kesal dengan tubuhnya yang luka luka akibat seluruh tendangan Taehoon.
Di sisi Taehoon sendiri, dia juga terluka, walaupun lukanya tak separah (Name).
Taehoon menyeringai puas melihat (Name) yang kalah darinya lagi.
"Jadi, ayo temani aku ke Arcade" Taehoon bangkit dari duduknya lalu mengulurkan tangannya pada (Name), mencoba untuk memberikan bantuan pada (Name) yang terengah engah.
(Name) menatap malas tangan Taehoon yang terulur padanya, namun dia tetap meraihnya dan berdiri.
"Kau tidak ingin mengobati luka kita dulu?" Tanya (Name) merasa malu keluar dengan tubuh yang penuh luka.
"Tidak perlu"
(Name) mendengus namun dia tetap mengikuti Taehoon ke Arcade game.
Taehoon sekarang sedang asyik bermain sendiri disana dengan memakai uang milik (Name).
Tentu saja dia kesal, tapi itu sudah taruhannya, jadi untuk menghilangkan rasa kesalnya, (Name) pergi keluar untuk membeli minuman.
"Woi, aku beli minuman dulu, haus nih belum minum daritadi"
"Ya ya ya" Jawab Taehoon tanpa mengalihkan pandangannya pada layar sekalipun.
(Name) memutar bola matanya malas lalu bergegas keluar dari Arcade.
"Sialan awas saja nanti"
Sepanjang perjalanan (Name) mengata ngatai Taehoon yang membuatnya tak fokus dan menabrak seseorang.
"Ah maaf" (Name) melihat orang ia tabrak, pakaiannya serba putih, (Name) merasa dia sudah menabrak orang aneh.
"Iya, tidak apa" Ucap orang itu lalu pergi meninggalkan (Name) yang kebingungan sekaligus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You Remember Me? Lee Jihoon X Reader
Teen Fiction"Kau tidak mengingatku, ya?" (Name), seorang gadis yg hidupnya mungkin tidak masuk ke dalam kategori menderita. Namun, dia sudah cukup kesepian selama beberapa tahun lamanya... -Hanya fanfiction -hanya meminjam karaker Lookism -Banyak typo -Cerita h...