Hari ini adalah hari dimana para murid di semua sekolah sedang senam jantung. Kenapa? Karna hari ini mereka akan mengerjakan ujian kenaikan kelas.
Tentu saja beberapa ada yg percaya diri dengan nilainya sehingga tidak mengkhawatirkan ujian lagi. Salah satu nya adalah Jihoon.
Saat ini dia sedang mengerjakan ujian, namun isi pikirannya bukan lah tentang ujian. Tapi, isi pikiran nya penuh dengan (Name).
'Ujiannya bagaimana ya?'
'Dia tidak kesusahan kan?'
'Apa dia baik baik saja sekarang?'
'Mungkin dia bisa mengerjakannya'
'Eh kemarin aku tidak melihatnya belajar'
'Yah tapi soalnya gampang sih'
Yah kira kira seperti itu isi pikiran Jihoon saat ujian.
Namun, meskipun terdengar meremehkan (Name), Jihoon tetap percaya bahwa (Name) dapat mengerjakan semua soal dengan mudah. Bagaimana tidak? (Name) sendiri sudah mendapatkan beasiswa ke Korea, bagaimana mungkin dia gagal hanya dengan ujian kenaikan kelas biasa?
Kring!!!
Setelah 2 jam mengerjakan 1 mapel ujian(Jihoon mengerjakannya hanya dengan waktu 10 menit), para murid dapat menenangkan pikiran mereka setelah 2 jam berpikir.
Jihoon seperti biasa langsung ke kelas (Name) dengan cepat.
Saat dia sudah sampai di kelas, dia melihat (Name) yg sedang membereskan pensil yg tadi ia gunakan untuk ujian.
"(Name)" Sapa Jihoon sambil menghampiri (Name).
(Name) menoleh ke arah Jihoon dan tersenyum senang. Sedangkan Jihoon sedikit bingung kenapa (Name) tiba tiba tersenyum senang.
"Kenapa?" Tanya Jihoon pada (Name) yg masih tersenyum lebar di hadapannya.
"Hehe, ternyata soal di ujian sangat mudah"
Jihoon mengerutkan dahinya, dia berpikir tidak mungkin (Name) senang sampai seperti itu hanya karna soal yg begitu mudah.
"Hanya itu?"
"Iyaa, kau tidak perlu bingung" Jawab (Name), senyuman tadi masih tertera di wajahnya.
Jihoon masih tidak percaya dengan ucapan (Name) tapi dia tidak terlalu ingin mempedulikannya. Mungkin hanya hal biasa, pikirnya.
"Yasudah ayo ke kantin" Ajak Jihoon pada (Name) sambil berbalik dan ingin berjalan.
"Emm aku mau makan di rooftop bareng Taeha"
Langkah Jihoon terhenti seketika ketika mendengar jawaban (Name)
"Huh?"
"Hehe" (Name) tertawa canggung ketika melihat tatapan tajam Jihoon padanya.
"Taeha?"
"I-itu temen baruku, Jihoon"
"Jadi kau memilih dia?"
"D-dia sudah membantuku kemarin, jadi dia memintaku untuk menemaninya di rooftop sebagai balasan"
"Apa yang dia lakukan untukmu sampai kau lebih memilih dia?" Tanya Jihoon dingin dan tajam.
(Name) merinding, dia langsung saja ingin menceritakan kejadian kemarin.
"Kemarin kau pulang telat kan? Nah itu sebenarnya saat pulang aku dicegat oleh preman-"
"HUH?!"
"Aihh diem dulu, jangan potong ucapanku"
"Cih, iya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You Remember Me? Lee Jihoon X Reader
Roman pour Adolescents"Kau tidak mengingatku, ya?" (Name), seorang gadis yg hidupnya mungkin tidak masuk ke dalam kategori menderita. Namun, dia sudah cukup kesepian selama beberapa tahun lamanya... -Hanya fanfiction -hanya meminjam karaker Lookism -Banyak typo -Cerita h...