[19.] Caine Kemana?

555 90 8
                                    

"Kamu gila, Carissa!"

Perempuan itu, Carissa, hanya tertawa sinis, ia lalu berjalan perlahan, bak slowmo di film film thriller, dengan senyuman sinis dan cara jalan yang angkuh, Carissa bak antagonis yang siap menerkam si pemeran utama.

Walau kenyataannya memang seperti itu.

Sontak, Caine mundur secara perlahan.

"Mau apa kamu?" tanya Caine, Carissa berhenti tepat di depan Caine.

"Mau gue? Gue mau lo mati!" tepat saat kalimat itu diucapkan, masuklah dua orang lelaki, kedua lelaki itu memegangi kedua sisi tubuh Caine.

Carissa menatap puas akan pemandangan itu.

"Fardhi, Yuta, gue serahin sisanya ke kalian." perintah Carissa kepada kedua pemuda dihadapannya.

Carissa pergi dari rooftop meninggalkan Caine dengan dua orang lelaki disana. Mengabaikan Caine yang berteriak memanggil-manggil namanya.

Carissa menoleh kearah Caine, dengan senyuman licik, ia berkata dengan remeh. "Selamat menikmati hadiah dari gue, Caine Chana."

Caine menggelengkan kepalanya ribut kala mendengar ucapan itu, ia terus menerus memberontak meski akhirnya ia mendapatkan pukulan telak di tengkuknya.

Bunda... Maaf... Caine kotor untuk yang kedua kalinya.

•••

Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi namun tak ada tanda tanda Caine masuk kelas, bahkan Caine membolos di dua jam pelajaran terakhir yang membuat Souta khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

"Ish. Caine kemana, sih?" gerutu Souta sambil terus memperhatikan sekitar kelasnya.

Ia mengambil ponselnya lalu menelpon Selia.

Dering keempat, telepon itu diangkat.

"Halo, kenapa Sou?"

"Caine sama kamu, Sel?" tanya Souta to the point.

"Hah? Enggak. Sedari istirahat kedua bukannya dia sama kamu?"

Souta lantas panik kala menyadari bahwa Caine tak bersama Selia. Tanpa pikir panjang, ia langsung mengabari Selia detik itu juga.

"Caine hilang!" ujar Souta dengan panik, belum sempat Souta menutup telepon, dobrakan pintu kelas mengagetkan dirinya dan terpampanglah Selia dan Echi dengan raut wajah panik serta khawatirnya.

"Serius kamu, Sou?" tanya Echi. Souta mengangguk lemah, ia lalu memberikan tas hitam milik Caine ke Selia.

"Tadi, pas istirahat kedua, dia izin ke toilet, tapi sampe bel istirahat berakhir, Caine ngga kunjung ke kelas, bahkan dia membolos dua pelajaran terakhir." jelas Souta dengan nada cemas.

Selia tampak mengotak ngatik ponselnya lalu ia terlihat menghubungi seseorang.

Echi berusaha menenangkan Souta yang ingin menangis.

Lalu tak lama, terdengar suara langkah kaki terburu-buru dari arah lorong kelas, disusul dengan dobrakan pintu yang lumayan kencang oleh salah satu orang di sana.

"Mana Caine?!" tanya Riji dengan panik. Selia menghampiri Riji lalu ia menenangkan kekasihnya itu.

"Sou, jelasin." ujar Key. Souta pun menjelaskan kronologinya seperti yang tadi ia jelaskan ke Echi dan Selia.

Always An Angel, Never A God. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang