03- KEDIAMAN XILONI DAN PERJODOHAN

1 0 0
                                    

Saat ini di kediaman tua keluarga Xeloni, penatua keluarga Xeloni berkumpul, lebih tepatnya hanya tinggal seorang pemimpin Xeloni yaitu Hasan seorang di sana walau sendiri namun mansion itu tidak lah sepi karena ada puluhan ART atau para maid beserta beberapa penjaga di sana.

"Jehwa dan Albert seperti mereka akan datang tidak lama lagi," serunya menatap langit yang cerah kala itu. Albert? Mungkin cuma perasannya tapi seperti akan benar.

Karena sebenarnya yang ia inginkan untuk pulang kekediaman tua itu hanya Jehwa namun sepertinya anak nakal itu juga akan pulang.

Hasan saat ini sedang berada di balkon yang berada di kamarnya menatap ke arah depan, atau lebih tepatnya menghadap ke arah gerbang untuk melihat apakah cucu kesayangannya itu akan pulang.

Namun dugaan salah karena saat ini mobil berjenis seperti Lamborghini Aventador memasuki gerbang dan saat itu membuat wajah sang penatua itu menggelap karena yang di harapkan cucunya yang datang tapi malah cucu angkat yang di adopsi oleh cucunya untuk menjadi teman seperjuangannya.

Albert. Ya itu lah orang yang saat ini mengemudi Lamborghini Aventador itu. Kakek tua itu sebenarnya tidak mempermasalahkan Albert masuk di keluarganya karena cucunya itu yang memiliki sifat yang sama dengan istrinya dulu ketika masih hidup.

Hasan yang sedang bersantai di balkon itu kini memilih beranjak dan menyambut kedatangan Albert ke rumahnya ini. Ia cukup terpukau dengan perkembangan anak itu.

Kejadian 6 tahun lalu anak sekecil itu harus mengalami trauma yang berat hingga akhirnya di nyatakan gila dan memiliki kepribadian yang tidak baik. Namun cucunya dengan penuh kasih sayang dan perhatian full menyembuhkannya kini anak itu menjadi pasukan yang sangat hebat di mafianya.

Ia tidak lagi memiliki pemikiran buruk tentang Albert saat mengetahui semau yang di miliki Albert itu semuanya adalah campuran tangan cucunya yang sangat gila dan berbakat.

"Selamat siang, Opa" ucap Albert sambil membungkukkan sedikit badannya memberikan salam pada sang kakek angkat atau lebih tepatnya kakek dari sang penyelamatnya yang bisa di bilang kakaknya walau di luaran sana sering menyebutnya Mommy.

Hasan pun mengangguk menerima salam dari Albert itu. "Dasar anak nakal! Kamu dan kakak mu tidak ada bedanya," menjewer telinga Albert yang kini sudah berada di depannya.

"Aduduh Opa sakit!!!" ringisnya saat mendapati tangan sang kakek angkatnya melekat di telinganya itu.

Hasan pun kini melepaskan jewerannya itu setelah beberapa menit. Albert yang sudah merasa di lepaskan telinganya pun langsung menggosoknya pelan agar mengurangi rasa sakitnya.

Albert yang melihat respon sang kakek itu pun mendekat kembali dan menyalami tangan kakek tua itu setelah merasa telinganya tidak panas lagi.

Ya benar adab yang di ajarkan oleh sang kakak (yang sering dia panggil mommy di luaran sana) kini melekat di dalam diri Albert yang kini makin membuat Hasan kagum.

Vrommm

Citttttt

Terdengar suara mobil berhenti tidak jauh dari mereka berdiri yang kini mobil itu terbuka pintunya pada bagian pengemudi mobil tersebut. Kini muncullah sosok yang mengendarai mobil tersebut.

Jehwa Aldelaras Senopati. Ya itulah namanya. Nama gadis yang keluar dari dalam mobil itu.

Jehwa mendekati sang Opa tanpa memberikan salam dan langsung menyalimi tangan sang kakeknya itu. Hasan kini memicingkan mata menatap sang cucu yang kini mulai menunjukkan kegilaannya kembali.

Hasan kemudian menghela nafasnya cukup berat. "Kalian kesini tidak janjian bukan?" tanya Hasan dan di balas dengan gelengan dari keduanya.

Jehwa yang berusia 21 tahun dengan Albert yang berusia 15 tahun kini saling menatap. Benar mereka tidak ada niatan mengabari satu sama lain namun mereka memiliki semacam ikatan batin yang kuat bukan.

ONLY YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang