Bab 4: Konstelasi Rasa

34 14 9
                                    

Rangga berusaha menarik napasnya dalam-dalam bersama dengan sambaran angin sore yang berusaha mencerahkan jingga dalam dekapan takdirnya. Berbagai macam cahaya solusi telah melintas di dalam ruang akalnya. Namun, ia juga belum menemukan cara untuk menenangkan Feny yang sedang dilanda kesedihan yang tidak berujung.

Segala upaya telah mereka coba lakukan, namun belum juga membuahkan hasil. Kabar bahagia yang pada awalnya membikin mereka laksana burung-burung menari di atas awan. Namun, sekarang harus merasakan biji jambu yang terselip di antara gigi berlubang.

Jika mereka belum juga menemukan solusinya maka secara otomatis akan tereliminasi dan digantikan oleh tim lainnya. Dugaan dan analisis Prof. Has semakin kuat jika mereka sengaja disabotase agar gugur dan tidak berkompetisi di Jepang.

Prof. Has yang memiliki banyak relasi, yang ahli ahli di bidang IT. Tentunya ia tidak bisa tinggal diam saja di tempat dan meratapi nasib, sehingga ia memutuskan untuk menghubungi salah satu temannya di Jepang yang ahli dalam persoalan ini.

Dia adalah Mr. Katagawa. Seorang ahli cyber security kelas dunia. Prof. Has mencoba menjelaskan detil permasalahan dengan pelan, sehingga Mr. Katagawa sebagai seorang sahabat siap untuk membantunya.

Prof. Has yang awalnya hampir putus asa kini kembali memiliki cahaya harapan setelah mengingat Mr. Katagawa. Ia tidak hanya sekadar membantu, namun ia juga memberikan perlindungan serta keamanan siber kepada anak didikan Prof. Has.

Kabar bahagia tersebut tentunya direspon positif oleh Feny dan teman-temannya. Di mana mata mereka yang pada awalnya hampir kering karena kehabisan air mata. Sekarang sudah bisa mekar kembali laksana bulan penghias malam.

Sekarang mereka bisa fokus kembali sebelum keberangkatan ke Jepang berkat segala upaya, usaha dan doa yang telah dilakukan oleh Prof. Has demi melihat anak didiknya bisa mencapai puncak kesuksesan.

Mereka pun bertiga datang menemui Prof. Has di ruangannya.

"Terima kasih banyak Prof atas bantuannya. Tanpa bantuan dari Prof Kami tidak tahu harus bagaimana lagi dalam menghadapi situasi ini."

"Semua ini berkat Mr. Katagawa yang memberikan pertolongan dan bantuan secara cuma-cuma. insha'Allah di Jepang nanti kita harus bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih."

"Wahhh! Betapa hebatnya Mr. Katagawa," decak kagum Rangga.

Sekarang mereka menghabiskan hari hanya untuk fokus latihan. Setelah dirasa sudah mantap. Akhirnya mereka punya waktu selama tiga hari untuk istirahat sebelum berangkat.

Rina yang hanya stay di rumah meminta doa dan ridho dari kedua orang tuanya agar dimudahkan dan dilancarkan segala kegiatannya di Jepang. Kedua orang tuanya hanya bisa tersenyum tipis dan sangat bangga melihat pencapaian anaknya.

"Nak, selama ini Ibu tidak pernah melihatmu dekat dengan seorang laki-laki. Ibu khawatir jika kamu punya masalah, namun tidak bercerita ke Ibu."

"Ibu, maaf! Maksudnya apa, yah?"

"Jadi, begini! Ibu juga pernah muda, lho!"

"Waduh! Jangan-jangan ibu berpikir kalau aku tidak normal, gitu!"

"Bukan begitu maksud Ibu. Ibu cuman khawatir."

"Jadi, Ibu khawatir! Jikalau anakmu yang sangat cantik ini tidak akan laku."

"Cobalah kenalkan Ibu dengan seorang pria jika kamu tidak keberatan."

"Sabar, yah Ibu! Anakmu yang cantik ini lebih mengutamakan prestasi dan karir. Dan, nanti akan ada waktunya saya akan membawa sepuluh pemuda sekaligus ke hadapan Ibu, dan aku akan mengguncang dunia pelaminan."

Sebuah Novel: RINDU YANG PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang