Pergumpulan pertama

287 50 1
                                    


Jam istirehat pun tiba asa, chiki, ahyeon, ruka dan pharita terlihat sudah duduk dimeja kantin, sesekali tawa terdengar dari mereka. Rora yang awalnya ingin ngehindar kelompak itu malah ditarik paksa oleh chiki saat gadis itu tidak sengaja melihat punggung rora ingin melangkah menjauhi tempat mereka berada.

"Lah ra suka banget ngehindar kita padahal kita anak teman mama lo lho" ucap ruka terlontar begitu saja saat gadis itu sudah terduduk paksa di sebelah ahyeon.

"Bukan gw kan?" Tanya rora kesal karna dipaksa sedemikian rupa, wajahnya terlihat sangat tidak menyukai situasi mereka saat ini.

"Savage banget mulut lu sumpah" ucap asa tidak kalah kesal juga.

"Kapan kita pernah temanan?" Kali ini rami yang bersuara menggantikan rora soalnya temannya itu terlihat sangat sangat frustasi dengan semua pertanyaan yang mereka lontarkan berakhir dia melirik rami agar membantunya menjawap. Sebagai teman yang peka rami turut membela temannya meskipun dia rasa rora tidak seharusnya bertindak begitu.

"Kalian sudah cukup, kita disini bukan untuk berantem tapi mengisi perut, gw laper banget sumpah" celah pharita setelah lama mendiamkan diri.

"Ya gw setuju" saut ahyeon setuju dengan ucapan pharita, sejujurnya dia agak risih dengan kesarkasan yang mereka ciptakan sampe dia harus bertempur dengan ketegangan yang dia rasakan. Lidahnya menjadi kelu, mau protes tapi takut malah nambah parah kalo diam malah berlanjutan sampe akhirat, untung pharita sentiasa menjadi yang pintar menangani segala situasi yang menegangkan.

"Haihh...dah ra gw tau lu kurang gaul banget sekali sekala kek gini gpp kan" ucap rami tapi kali ini dengan memihak pihak sebelah.

Tanpa menjawap soalan dari rami rora dengn bingkas bangkit dari duduknya berjalan meninggalkan meja tersebut, untuk membuat pesanan. Rami yang mulanya mau protes akhirnya mengurungkan niatnya saat chiki terlebih dahulu mengenggam tangan rami sambil menggeleng pelan.

"Eisa lu liat sendiri kan? Kenapa kalian bersekeras banget buat gw tinggal bareng rora nantinya?" Tanya ahyeon manja berharap dia tidak dipaksa buat tinggal bareng manusia kutub.

"Sejujurnya bukan cuman kami yang membuat keputusan tapi kedua orang tua kamu yeon, kami semua hanya angguk setuju" jelas ruka ahkirnya mengungkapkan apa yang mereka sembunyikan dari ahyeon.

"Orangtua lu keknya suka banget sama rora, sayangnya rora cewek andai aja tuh anak laki laki pasti lu dijodohin sama orangtua lu" tambah chiki menyuarakan pendapatnya.

"Yang goblok disini cuma gw doang ya?" Tanya rami setelah merasakan dirinya seperti orang bodoh yang tidak tahu arus pembicaraan teman barunya itu.

"Keknya iya deh ram" jawap chiki bersertaan dengan anggukan dari keempat lainnya.

"Njir kenapa bawa gw nimbrung kalo gini" kesal rami tidak puas hati selesai ucapan itu terucap datang la rora membawa mampan dengan dua mangkuk bakso.

"Owh buat gw semua ya" celah rora tiba tiba saat dia sudah berada tepat di samping rami kemudian berjalan menuju tempat duduknya tadi, sok ga peduli dengan wajah memelas rami yang memang duduk berhadapan dengan tempat duduknya.

"Apa sih ra, ga kasihan apa sama teman kiyowo lu nih?" Ucap rami dengan wajah yang sengaja dibuat aegyo.

Malas melayan karenah temannya itu rora tanpa ba bi bu langsung menyodorkan bakso rami ke arah orangnya dengan tatapan jijik yang dia lontarkan.

"Lah yang makan kalian doang?" Tanya chiki saat makanannya tidak ada.

"Lu kira gw pelayan buat pesan semua makanan kalian?" Tanya rora malas.

"Ya kan bisa aja tuh buat pesanin" balas chiki tidak mahu kalah.

"Nunggu gw jadi peramal buat meramal apa kalian mau" balas rora lagi tapi kali ini dengan nada jengkel.

HAUNTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang