kakak tiriku yg obsessed

bab 10

Setelah beberapa minggu di rumah sakit, Freya akhirnya diperbolehkan pulang, meskipun masih dalam proses pemulihan. Keluarganya sangat berbahagia melihatnya sembuh, tetapi saatnya bagi mereka untuk kembali ke Indonesia. Dengan berat hati, Fiony, Marsha, dan Flora pamit kepada Freya. “Kami akan selalu mendukungmu, dan kami percaya kamu bisa melewati ini,” kata Fiony sambil memeluk adiknya erat-erat.

Freya merasa sedih harus berpisah, tetapi dia tahu bahwa dia masih memiliki satu laga penting yang harus dijalani. “Aku akan melakukan yang terbaik,” ucapnya, berusaha memberi semangat kepada dirinya sendiri. Setelah keluarga pergi, Freya kembali fokus pada persiapannya untuk pertandingan mendatang.

Namun, hari-hari menjelang laga itu menjadi semakin menantang. Freya berusaha keras berlatih, tetapi rasa sakit dan trauma dari kecelakaan itu kadang mengganggu fokusnya. Meski begitu, dia bertekad untuk bermain demi timnya dan menunjukkan bahwa dia bisa bangkit kembali.

Pada hari pertandingan, Freya merasa gugup, tetapi juga bersemangat. Dia pergi ke lapangan, berlatih dengan tim, dan berusaha menenangkan pikirannya. Setelah sesi pemanasan, dia memutuskan untuk menjelajahi sekitar lapangan sebelum pertandingan dimulai.

Saat berjalan, Freya tidak sengaja tersesat di area yang tidak dikenalnya. Dia mencoba mencari jalan kembali, tetapi semua jalan tampak sama. Rasa panik mulai menghampirinya, dan saat melihat jam, dia menyadari bahwa waktu semakin mendekati pertandingan.

Freya berlari berusaha mencari jalan keluar, tetapi semakin jauh dia menjelajah, semakin bingung dia. Tidak ada orang di sekitarnya, dan dia merasa terasing. Suasana semakin mencekam saat langit mulai gelap, dan dia tidak bisa menemukan jalan kembali ke lapangan.

Setelah beberapa jam mencari, Freya merasa putus asa. Dia berusaha memanggil orang-orang di sekitar, tetapi tidak ada yang mendengarnya. Dalam keadaan lelah, dia akhirnya memutuskan untuk duduk sejenak di tepi jalan, berharap seseorang akan menemukan dirinya.

Keluarga Freya yang sudah kembali ke Indonesia mulai merasa cemas setelah tidak menerima kabar darinya. Mereka mencoba menghubungi pihak penyelenggara, tetapi tidak ada informasi yang jelas. “Kami harus melakukan sesuatu,” kata Flora, merasa tidak tenang.

Di Spanyol, tim pencari mulai khawatir setelah menerima laporan bahwa Freya tidak muncul di pertandingan. Mereka kembali melakukan pencarian, menyusuri area tempat terakhir dia terlihat.

Malam itu, Freya masih terjebak sendirian, merindukan keluarganya. Namun, dia teringat kembali pada semua latihan dan dukungan yang telah diberikan keluarganya. Dengan penuh tekad, dia berusaha berdiri dan melanjutkan pencariannya, meskipun rasa sakit masih menghantuinya.

Saat pagi tiba, Freya melihat cahaya dari kejauhan dan memutuskan untuk mengikuti suara itu. Dia berusaha keras melawan rasa lelah dan putus asanya. Ketika mendekati suara, dia melihat sekelompok orang yang sedang berkumpul. Dengan sisa tenaganya, dia memanggil, “Tolong! Di sini!”

Akhirnya, salah satu warga yang mendengar suaranya menghampiri dan segera menghubungi pihak berwenang. Freya merasa lega ketika dia melihat tim pencari datang. “Kami mencarimu, Freya!” kata salah satu petugas dengan wajah penuh rasa syukur.

Freya akhirnya ditemukan, dan meski merasa kelelahan, dia sangat bersyukur bisa kembali. Pihak berwenang membawanya kembali ke lapangan, di mana timnya sudah menunggu dengan cemas. Saat melihat Freya, semua orang berlari menghampirinya, bersorak dan memberikan pelukan hangat.

Setelah kejadian itu, Freya merasa bahwa dia telah melewati ujian yang sangat berat. Meski merasa lelah, dia siap untuk menghadapi laga terakhirnya dengan semangat baru, dan bertekad untuk tidak pernah menyerah, apapun yang terjadi.Setelah kembali ke lapangan, Freya merasa campur aduk antara rasa syukur dan kegugupan. Timnya menyambutnya dengan pelukan hangat dan sorakan, seolah-olah mereka baru saja memenangkan pertandingan. “Kami sangat khawatir padamu, Freya! Kami senang kamu kembali!” seru salah satu rekan setimnya.