ARGITA STORIES - 4 | Cari Rumah 1

915 94 18
                                    

Kini mereka sampai di sebuah rumah kontrakan yang berada di sebuah komplek perumahan, aku turun dari mobil di ikuti Onil, Sisca, Kathrin dan Jessi.

Aku melihat rumah itu rumah minimalis modern yang kekinian, tidak mungkin harganya itu murah tetapi katanya Kathrin itu murah.

"Ini rumahnya?" Tanya ku kepada Kathrin

"Iya kak, Lumayan murah kok kak" jawab Kathrin

"Murahnya berapa?" Tanya ku melihat rumah itu

"Seratus juta kok kak mau di jual sama yang punya" jawabnya tersenyum

"Hah serius seratus juta? Kath lu yang bener aja? Gue juga mau kalau segitu" Tanya Onil tidak percaya

Di saat kita sedang melihat mobil itu, satu mobil sedan mewah datang dan berhenti,

"Mbak Kathrin ya?" Tanya seorang wanita yang keluar dari mobil

"Iya mbak, saya Kathrin, ini kak Argita, ini ci Jessi, ini kak Sisca sama ini kak Onil" jawab Kathrin memperkenalkan kita,

"Saya Naomi" jawabnya tersenyum dan melihat aku,

"Mari masuk bisa di lihat lihat dulu" ucapnya mengajak aku dan yang lainnya masuk,

Aku dan yang lainnya pun mengikutinya dari belakang, dan kita masuk ke dalam rumah. Terlihat ruang tamu yang sangat bagus dan modern,

"Ini ruang tamunya mas Argita, Dan ada dua jendela juga dan sofa yang cukup untuk tamu" ucapnya menjelaskan aku.

"Ada juga Rak buku, jadinya mas Argita bisa menyimpan dan menaruh buku bukunya di sini"

Aku melihat ruang tamu itu, dan Kathrin melihat kamar mandi untuk tamu yang di dekat dapur.

"Kak. Ini toiletnya lihat" ucap Kathrin

Di situ aku berjalan menghampiri Kathrin dan melihat kamar mandinya yang sudah menggunakan shower dan kaca,

"Keinget waktu itu kak hehe" ucap Kathrin pelan

"Lu yang mulai ya" jawab ku kepadanya membuatnya tertawa kecil,

"Di sini berapa kamar ya mbak?" Tanya Jessi

"Di sini kita mempunyai tiga kamar tidur, satu untuk tamu yang berada di sebelah sana" ucapnya berjalan, Jessi dan Sisca pun berjalan mengikuti mbak Naomi sedangkan Onil mensurvei lantai atas.

"Ini dia kamar untuk tamunya mbak" ucap mbak Naomi

"Di sini juga nggak panas, walaupun kacanya di tutup soalnya ada lubang udara yang dari luar juga, dan temboknya terbuat dari bahan berkualitas lah" ucapnya

"Empuk kak Sisca" ucap Jessi yang duduk

Sisca pun langsung berjalan dan merasakan kasurnya, aku pun melihat mereka dan masuk ke dalam kamar itu.

"Ini kamarnya?" Tanya ku

"Iya mas Argita" jawabnya

Aku melihat kamar itu, melihat setiap sudutnya itu seperti kamar ku yang di rumah, Tetapi versi mininya, aku lagi dan lagi mengingat itu kembali.

"Ayo kita lihat lantai atasnya sebelum kita lihat area luarnya" ajaknya

"Eh ini mbak, Dapur" ucap ku kepada mbak Naomi

"Oh iya, astaga maaf ya sampai lupa" jawabnya memegang kepalanya.

"Hehe maaf ya, ayo kita ke dapur dulu"

Kita berjalan menuju dapur dan melihat dapurnya itu sudah di lengkapi dengan peralatan dapur modern, di situ aku melihat kulkasnya yang mempunyai dua pintu,

Aku tersenyum dan berjalan melihat melihat setiap sudutnya,

"Jadinya mas Argita bisa memasak sambil melihat ke luar dan duduk menunggu masakannya matang" ucap mbak Naomi

Aku membuka pintu itu (pintu geser kaca) dan melihat halaman belakangnya.

"Ada juga meja makan" ucapnya

Aku kembali menutup pintu itu, dan melihat mereka,

"Gimana kak kamu suka?" Tanya Kathrin

"Ya aku suka dapurnya, minimalis modern" jawab ku tersenyum

"Mari kita ke atas,"

Kami pun beranjak menuju ke atas, terlihat Onil duduk di sofa memainkan ponselnya.

"Ini di atas ada dua kamar dan masing kamar memiliki balkon, dan ada juga balkon utamanya"

Di situ aku berjalan menuju balkon utamanya bisa melihat komplek rumah di situ, dan melihat ke arah salah satu rumah, yang sedang berkumpul bersama keluarganya.

"Seharusnya aku sekarang begitu, tetapi..."

"Git, sini lu pasti suka" ucap Onil memanggil ku

Aku pun langsung masuk kembali dan menghampiri mereka di salah satu ruangan

"Git, kamar game, ini lu bisa jadiin itu" ucap Onil di situ aku masuk dan melihat seluruh ruangan itu dan tersenyum.

"Git, lu bisa bikin konten di sini, ini saatnya lu tunjukin bakat lu menjadi content creator" ucap Onil memegang pundak ku.

"Kamarnya bisa saya lihat mbak?" Tanya ku kepadanya

"Oh mari mari"

Mereka berjalan ke kamar yang ada di lantai dua itu sedangkan tersisa aku dan Onil

"Aku nggak mau memaksa diri ku nil, sekarang mereka pasti ingin menjatuhkan ku lagi, sampai Sejatuh jatuhnya" ucap ku ke Onil

"Git, lupain mereka, gue tau lu ke kota ini untuk memulai semuanya. Ada gue ada Syafiq juga. Ada mereka, anak lu git lu mau kasih apa ke Jessi untuk biaya anak lu?" Onil

Di situ aku menunduk dan mengusap wajahku, Onil kembali memegang pundak ku

"It's time to git!"

Onil meninggalkan ku sendiri dan aku pun menyusulnya ke kamar itu, aku melihat kamarnya yang sebenernya sama aja tetapi kamar itu mempunyai kamar mandi dalam.

Setelah melihat beberapa ruangan dan melihat melihat yang ada di dalam rumah itu, kita pun duduk di Ruangan tengah tadi,

"Untuk harganya berapa ya mbak?" Tanya ku kepada mbak Naomi

"Oh iya, untuk harganya itu di tiga koma delapan M mas Argita, untuk cicilannya itu mulai seratus juta tergantung berapa lama cicilan mau di ambil" jawabnya tersenyum

Semua melihat ke arah Kathrin, di situ dia tersenyum malu dan menggaruk kepalanya,

"Mas Argita tidak perlu khawatir karena mas Argita mungkin butuh waktu itu berpikir, jadinya silahkan saja" ucapnya tersenyum

"Iya mbak terimakasih ya, Secepatnya saya hubungi jika jadi mbak ya"

"Kalau gitu kita pamitan dulu" pamit ku

"Selamat siang mbak..//" ucap yang lainnya berpamitan.

Kita keluar dari rumah itu dengan rasa malu karena harganya.

"He's here!" Ucap Naomi mengirim voice note di ponselnya sembari melihat kita.

Kita pun masuk ke dalam mobil, aku menarik nafas ku dan menyandarkan badan ku di kursi mobil itu.

"Kathrin Kathrin" ucap ku mengusap wajah ku

"Hehe maaf kak, kata mbak yang tadi itu Harganya seratus juta, ya makanya aku bawa kakak kesini" jawab Kathrin nyengir

"Mana buktinya kalau dia bilang seratus juta?" Tanya Sisca

"Nih"

Kathrin memberikan hpnya kepada Sisca dan memperlihatkan chatnya sedangkan Sisca membaca pelan

"Cicilan Mulai harga seratus juta Kathrin"

"Hehehe maaf aku gak liat kata cicilannya" jawabnya malu

.....

Argita Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang