Jangan lupa follow, vote, komen, dan dukungannya di karyakarsa yaa
***
"Sumpah, berani banget dia kirim surat cinta ke lu, Nov!"
Terlihat tiga orang mahasiswi sedang duduk di tangga gedung fakultas kedokteran. Mereka sedang membicarakan orang yang memberi Novi surat cinta.
"Eh, itu orangnya lewat. Apa dia mau nyatain cinta?!"
"Sstt! Diemin aja, nanti kepedean dia kalo kita omongin." Novi meminta temannya untuk berhenti berbicara.
Dika sempat mendengar obrolan mereka. Karena malas menanggapi, ia memutuskan untuk berlalu begitu saja. Dia tahu betul bagaimana sifat Novi yang suka menyebar hoax.
Novi melihat sekilas Dika yang hanya berlalu melewatinya. Sia merasa khawatir jika Dika mendengar ucapannya, karena ceritanya itu hanya bohongan. Itu ia lakukan karena kesal pernah panggilannya tidak ditanggapi oleh Dika.
"Eh, gue pergi dulu ya. Gue mau pergi sama pacar. Bye ..." Tia pergi meninggalkan Novi dan Lala.
"Eh, Nov. Sorry banget gue juga harus pergi."
Novi mengangguk. Baguslah karena mereka pergi, karena Novi berencana untuk mengikuti Dika. Saat tadi melihatnya, Novi seperti tidak asing dengan wajah Dika. Seperti orang yang semalam ia temui di club'.
Novi diam-diam mengikuti Dika yang sudah cukup jauh langkahnya. Terlihat seperti Dika hendak pergi ke perpustakaan. Novi mengikuti dengan jarak aman.
Sayangnya, Dika menyadari jika Novi sejak tadi mengikutinya. Ia melihat dari pantulan kaca kelas di sepanjang koridor. Dika tersenyum smirk, dan berpikir untuk mengerjai Novi. Sepertinya, Novi akan menjadi orang pertama yang akan mengetahui bahwa Dika bukan mahasiswi cupu seperti yang dirumorkan.
Dika terus berjalan menuju bagian terdalam dari perpustakaan ini. Menuju tempat yang jarang sekali orang kunjungi. Hingga sampai di sebuah lorong rak buku bagian akhir, Dika menghentikan langkahnya.
Novi mencoba mengintip di balik rak buku. Namun tangannya lebih dulu ditarik oleh Dika.
"Huaappp!" Teriak Novi yang langsung dibekap oleh Dika dengan tangannya.
Dika mengungkung tubuh Novi yang jelas lebih kecil darinya itu. Ia menatap lamat-lamat wajah terkejut Novi. Kemudian ia semakin mendekatkan tubuh dan wajahnya.
"Udah puas ngikutinya?" Dika melepaskan kacamatanya dan ia letakkan di atas buku yang ada di rak. Novi semakin terkejut karena mengetahui firasatnya benar jika Dika adalah orang yang ia temui tadi malam.
"Apa belum cukup semalam? Segitu kangennya sama gue sampe bikin keributan seolah gue kirim surat cinta ke lu?" Dika melepaskan tangannya yang sebelumnya membekap mulut Novi.
"Dika ...."
"Kenapa? Mau lanjutin yang semalem?"
Dika menatap Novi yang hanya terdiam menatapnya. Sebenarnya, Novi adalah gadis yang imut dan cantik. Dika juga sudah lama menyukai gadis itu. Pertengkaran dengan ayahnya semalam, justru membuatnya beruntung bertemu Novi di club'. Bahkan banyak kontak fisik yang mereka lakukan.
Tangan Novi terulur seolah ingin membelai wajah tampan Dika. Reflek Dika mendekatkan wajahnya untuk memudahkan Novi meraihnya. Kini jarak wajah mereka hanya 5 cm.
Cup!
Dika yang sudah tergoda dengan bibir mungil Novi tidak bisa menahan untuk tidak mencium bibir itu. Namun saat hendak melepas ciuman itu, Novi menahan wajahnya.
Dika bernafsu saat melihat wajah Novi yang sangat dekat, dengan mata tertutup dan pipi yang merona. Dika mulai menyesapi dengan lembut bibir mungil itu. Perlahan ciuman lembut itu menjadi panas dan menggairahkan.
Keduanya terbuai dengan ciuman mereka. Saling menyesap, bertukar Saliva dan mengabsen mulut mereka dengan lidah masing-masing. Saliva mereka sampai menetes ke baju.
***
Lengkapnya di karyakarsa!
Link ada di kolom komentar, jangan lupa dukungannya yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Two shoot 21+ world
RomanceJangan cuma baca, wajib Vote! Pastikan untuk follow terlebih dahulu! Lebih bagus kalo ngasih komentar atau request cerita bisa langsung DM yaww! Cerpen dewasa, bocil dilarang mampir. hanya untuk 21+ dosa tanggung sendiri. Diusahakan update setiap ha...