Adik Sepupu

11.5K 28 4
                                        

Bantu dukung dengan vote dan follow! Btw jangan lupa mampir ke akun karyasastra gue ya

Cerita lengkap ada di sana! Tengkyu ....
________

"Sayang, ayo buruan!"

"Iya, bentar lagi, ma."

Seorang gadis cantik dengan rambut sebahu itu bergegas menuruni tangga dan berjalan menuju Mamanya. Gadis itu menggunakan rok mini dengan atasan kaos oversize. Sekilas ia hanya menggunakan kaos tanpa bawahan.

Gadis itu bernama Rere, yang saat ini sedang berkuliah semester tiga di Jakarta. Saat ini Rere dan Mamanya hendak pergi menuju rumah besar tempat tinggal kakeknya. Besok akan ada acara besar di keluarganya. Acara yang terus diadakan dan melibatkan seluruh keluarga. Itu juga alasan Rere bisa cuti dan pulang kampung. Tentu cuti bersyarat, tapi Rere tidak keberatan melakukannya.

"Dandi sekarang udah SMP, loh. Liburan sebelumnya kamu nggak pulang, kamu bakal kaget lihat dia nanti."

"Dandi? Yang dulu suka ingusan?"

"Itu dulu, lagian mau gimana juga dia adik sepupu kamu." Mama Rere tetap fokus menyetir. "Dia lebih milih buat merantau dan tinggal di asrama. Sempet khawatir, tapi katanya dia jadi lebih baik semenjak di sana."

"Bagus, dong. Aku jadi penasaran sekarang dia gimana."

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, akhirnya Rere dan Mamanya sampai di kediaman keluarga besarnya. Banyak sanak saudara yang menyambut begitu mereka turun dari mobil, termasuk Rere yang mendapatkan banyak pertanyaan.

Rere tersenyum ramah, sebelum ia memutuskan untuk pamit ke kamar yang biasanya ia pakai saat menginap. Ia terus menyapa siapapun yang ia temui selama perjalanan menuju lantai tiga.

Ceklek!

Rere mematung sebentar melihat seseorang sudah mengisi kamarnya. Orang itu terlihat seperti remaja dengan tubuh yang sudah mulai terbentuk dengan baik. Rere menatap orang itu yang juga menatap Rere. Orang itu sedang bersandar di sandaran kasur.

"Dandi? Kok lu di sini? Ini kan kamar kakak?" Meski banyak perubahan, Rere masih mengenali asik sepupunya.

Rere memasuki kamar itu dan menutup kembali pintu kamar. Ia meletakkan koper ke dekat lemari tanpa mengeluarkan isinya.

"Kamar gue dipake sama anaknya Tante Nia. Tadi di sini kosong jadi gue pake." Dandi memperbaiki posisinya. "Kak Re mau istirahat? Kalo gitu Dandi keluar dulu."

"Ngapain keluar, di sini aja bareng, gapapa." Rere mendekat ke arah kasur. Ia perlahan berbaring di samping Dandi yang terus menatapnya. Tanpa peduli dengan tatapan Dandi, Rere justru merentangkan tangan dan kakinya hingga tangannya menabrak kaki Dandi.

"Gue udah gede, kak. Nggak takut di terkam?" Ucap Dandi tiba-tiba sambil meletakkan handphone di tangannya ke nakas.

"Oh? Nerkam gimana?" Rere bangkit dan perlahan mendekati Dandi. Ia mendekatkan wajahnya hingga berjarak lima cm dari wajah Dandi.

Cup!

"Gini?" Rere mengecup singkat bibir Dandi. Yang dikecup jadi bushing dan memalingkan wajahnya.

"Kak!" Dandi sudah terhimpit. Rere semakin mendekatkan jarak mereka.

Rere yang gemas dengan tingkah Dandi itu perlahan membelai tulang wajah Dandi dan menarik wajah itu perlahan agar menghadap wajahnya. Jari Rere terus membelai wajah Dandi.

Belaian itu semakin turun ke arah leher hingga dada milik Dandi. Rere memainkan jarinya di sana. Dandi berusaha menahan diri. Jari itu Terus bergerak turun hingga sampai di area bawah perut Dandi.

"Emm ... Stop, kak! Sampai situ aja." Wajah Dandi sudah memerah. Pikirnya, akan gawat jika jari Rere semakin turun.

"Hhmmm ...." Rere menghentikan aksinya dan kembali menatap Dandi dari dekat. "Cium, ya ...."

_________

Untuk lengkapnya silakan klik link di kolom komentar!

Two shoot 21+ world Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang