Jangan lupa follow, vote, komen yaa
"Sayang, nanti di sana nurut sama Om Raka ya ..."Masih terngiang di kepalaku, pesan dari Mama sebelum aku berangkat meninggalkan kota Bandung. Aku harus pindah ke Jakarta karena tiga hari ke depan sudah akan dimulai Ospek di kampusku. Tentu saja, nantinya aku akan tinggal bersama om Raka, adik tiri papa.
Sebelumnya perkenalkan, aku Maya. Seperti yang kalian tahu, aku diterima di salah satu kampus di Jakarta. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan, kini aku sedang menunggu om Raka menjemputku di stasiun kereta.
Aku memilih untuk tetap duduk di kursi tunggu agar om Raka mudah mencariku. Katanya baru akan tiba sekitar lima menit lagi. Aku menunggu sambil memakan cemilan yang aku bawa.
"Maaf, kakaknya sendirian?" Aku mendengar ada seseorang yang mengajakku bicara.
"Eh, iya. Saya nunggu dijemput."
"Kalo gitu, saya ikut duduk di sini ya."
"Silakan ..."
Obrolan kami berubah menjadi perkenalan. Namanya Tio, dia datang dari Malang, dia juga Maba di kampus yang sama denganku. Namun kami berbeda jurusan. Setidaknya, aku sudah punya satu teman di kampus yang sama.
Tidak lama, aku melihat keberadaan om Raka yang seperti mencari seseorang. Aku memutuskan untuk pamit pergi dari Tio dan menghampiri om Raka.
"Om Raka!" Orang yang dipanggil langsung melihat ke arahku. Om lama sempat diam lama menatapku, entah apa yang dipikirkannya. "Ayo, Om. Maya cape mau istirahat."
Om Raka langsung menarik tanganku dan kami meninggalkan stasiun. Om Raka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Wajahnya seperti canggung.
"Om Raka kenapa? Kok dari tadi diem?"
"Eh ... Gapapa. Om cuma nggak nyangka kamu udah Segede ini."
Setengah jam berlalu, akhirnya kami sampai di apartemen om Raka. Cukup luas untuk dihuni 2 - 3 orang, mengingat di sana terdapat dua kamar, dengan satu kamar utama yang lebih besar.
Om Raka memintaku untuk membersihkan diri dan beristirahat sejenak di kamar miliknya, karena kamar yang akan aku pakai belum selesai dibereskan. Om Raka sedang disibukkan dengan pekerjaan, jadi tidak ada waktu. Nantinya akan ada orang dari jasa kebersihan yang akan menyiapkan kamarku dan membereskan barang yang akan diletakkan di sana.
Selesai mandi, aku melihat om Raka masih sibuk di depan laptopnya. Aku memutuskan untuk duduk di samping om Raka dan menonton kesibukannya sambil memakan cemilan yang ada di sana. Om Raka belum menyadari keberadaanku sampai aku bersandar di bahunya.
"Eh, Maya. Udah selesai mandinya?" Aku mengangguk tanpa melepaskan sandaranku. Terlihat om Raka meneguk salivanya dari jakun yang bergerak. "Kok kamu cuma pake tanktop sama hotpants? Kalo orang jasa Dateng gimana?"
"Maya bisa lari ke kamar om, hehe ...."
Aku bangkit menuju dapur untuk mengambil minuman di kulkas. Bagaimanapun, aku tidak akan merepotkan om Raka. Om Raka terlihat fokus dengan kesibukannya.
Setelah mengambil minuman, aku bergegas kembali ke tempat om Raka berada. Aku memilih berbaring di sofa panjang samping om Raka. Sekejap aku sudah asik bermain ponsel. Dan tidak butuh waktu lama untuk aku tertidur.
***
Aku merasakan elusan lembut di kepala dan pipiku. Sekejap aku mengerjapkan mataku dan melihat wajah tampan om Raka yang hanya berjarak sepuluh Senti. Kami saling menatap beberapa detik.
Cup!
Tanpa sadar aku mengecup singkat bibir tipis milik om Raka. Kami sama-sama terkejut.
"Eh ... Maaf om. Lagian om ganteng banget. Kirain tadi masih mimpi. Jangan marah emmm ..."
Belum selesai kalimatku, om Raka tiba-tiba mengecup bibirku singkat. Tidak itu bukan kecupan. Detik berikutnya, om Raka mulai menyesapi bibirku. Kami akhirnya benar-benar berciuman.
"Emmm emmm omm!" Erangku di sela ciuman kami.
_____
Lengkapnya silakan mampir ke karyakarsa. Link tertera di komentar!
Jangan lupa untuk dukungannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Two shoot 21+ world
RomanceJangan cuma baca, wajib Vote! Pastikan untuk follow terlebih dahulu! Lebih bagus kalo ngasih komentar atau request cerita bisa langsung DM yaww! Cerpen dewasa, bocil dilarang mampir. hanya untuk 21+ dosa tanggung sendiri. Diusahakan update setiap ha...