Reuni 2

33.8K 168 9
                                    

Sebelum baca, pastikan untuk follow terlebih dahulu!

Berikan vote dan komentar agar author lebih semangat lagi nulisnya!

Request tema, tokoh, alur, dll? Bisa DM penulis langsung yaa....

Selamat membaca!
_____________________________

Aku, Haris, dan beberapa temanku yang lain sedang sibuk dengan perlengkapan yang akan kami bawa ke villa. Ada sekitar sepuluh orang, seharusnya 20 tapi yang lain ada kesibukan dan tidak bisa ikut.

Villa yang akan kami kunjungi itu berada di area pegunungan, milik keluarga Haris. Awalnya kami berencana untuk menyewa Villa orang lain hingga Haris mengajukan diri agar bisa menghemat biaya. Kami cukup membayar separuh biaya sewa, yang pasti segala keperluan disiapkan sendiri. Dan inilah alasan kenapa sebelum keberangkatan kami cukup terasa heboh.

"Kayaknya nggak muat kalo cuma 2 mobil. Ini barang-barangnya banyak banget." Salah satu temanku bernama Rio memberitahu. "Satu mobil 5 orang nggak akan muat, paling mentok ya 4."

"Gue sama Nisa biar naik motor aja," ucap Haris membuat yang lain menoleh seketika termasuk aku. "Lu nggak kuat kalo mobil penuh gini, kan? Gue nggak mau ya kalo lu sampe muntah, jadi naik motor sama gue aja." tanyanya padaku, dan jujur perkataannya benar. Melihatnya saja sudah mual apalagi nanti saat di jalan. Aku mengangguk menampilkan ekspresi hendak mual.

"Terus mobil lu yang bawa siapa kalo lu naik motor?" Tanya Rio memastikan.

"Lu lah, Angga kan bawa mobil satunya."

***

Kami telah sampai di villa itu, yang lain sudah lebih dulu menata peralatan yang akan kami gunakan selama di villa. Jika diperhatikan, entah kenapa sepuluh orang ini seperti punya pasangan masing-masing. Seperti lima pasangan sedang berlibur bersama. Termasuk aku dengan Haris.

Haris menggendong tas milikku dan miliknya bersamaan. Satu tangannya menggenggam erat pinggangku. Cukup canggung tapi yang lain seperti biasa saja menatap kami, seolah kami memang pasangan kekasih.

"Ris, nggak enak diliat yang lain."

"Mereka juga sama, kok."

"Maksudnya?"

"Kamu pikir kenapa mereka berduaan semua?"

Aku paham, sepertinya dugaanku memang benar jika teman-temanku memang memiliki hubungan. Aku tersadar sesuatu.

"Kita kan nggak pacaran...." Aku melihat wajahnya yang begitu dekat. Meskipun semalam kami melakukan hal panas, tapi tetap saja aku belum terbiasa dengan jarak kami yang terlampau dekat.

"Setelah semalem, kamu anggap aku apa?" Haris semakin mendekatkan wajahnya dan berakhir mengecup pelan bibirku.

"Kamu kan belum nembak," ucapku pelan. Aku bisa merasakan bibir kami bertabrakan saat aku berbicara, ia belum menjauhkan wajahnya. "Semalem Juno yang nembak," ucapku menunduk.

Aku mendengar tawanya, jujur aku malu mengatakannya. Tapi memang aku merasa kami belum ada ikatan apapun.

"Lidah aku nembak duluan, bahkan langsung di seluruh tubuh kamu. Mau lagi?" Ia menggodaku. Aku memukul perutnya pelan.

***

Setelah semua barang dirasa sudah tertata rapi, kami memilih untuk beristirahat terlebih dahulu di kamar masing-masing. Di villa itu ada empat kamar, kami membagi dengan rata, dua kamar untuk cewek sisanya untuk cowok.

Di saat yang lain memasuki kamar dan memilih beristirahat, Haris justru menahan ku di dapur meminta dibuatkan kopi. Aku sendiri tidak merasa keberatan toh hanya membuat kopi. Selain membuat kopi, aku juga membuat coklat panas untukku. Udara sore terasa sangat dingin, entah bagaimana nanti malam.

Two shoot 21+ world Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang