Chapter 4

75 8 2
                                        

Selamat membaca

Semoga puas dengan ceritanya

Jangan lupa tinggalkan jejak

_________________GeunGyeom________________

Hangyeom menghela nafas panjang saat melihat begitu banyaknya pesan dan miss call yang masuk kedalam ponselnya. Dan semua itu dari orang yang sama.

Lim Ho Geun.

Hangyeom sebenarnya tidak berniat mengabaikan panggilan ataupun pesan dari Ho Geun. Hanya saja.... Dia benar-benar sedang malas meladeni sikap Ho Geun yang menurutnya sedikit berlebihan.

Memangnya siapa Ho Geun dengan lancang nya meminta dirinya menjauhi Jungha? Ho Geun hanya seorang pemaksa, tidak lebih.

Sebenarnya Hangyeom bisa saja mengabaikan peringatan Ho Geun, tapi konsekuensi yang harus Hangyeom ambil terlalu besar. Tidak ada satu orang pun yang tahu apa yang akan Ho Geun lakukan jika Hangyeom tidak menurutinya.

Hangyeom tidak mau mendapatkan masalah disekolah nya yang selama ini tenang-tenang saja.

Hangyeom tidak masalah kalau itu menyangkut dirinya, tapi bagaimana kalau itu menyangkut Jungha? Hangyeom tidak mau Jungha mendapatkan masalah karena dirinya, Hangyeom sama sekali tidak menginginkan itu. Apalagi Jungha tidak tahu apa-apa mengenai masalahnya.

Hangyeom bisa mendengar ponselnya kembali berbunyi, tidak perlu mengecek siapa, Hangyeom sudah tahu dengan pasti siapa si penelpon. Karena ponselnya yang biasanya sunyi kini sering ribut. Dengan enggan Hangyeom menekan tombol hijau di ponselnya.

"Huh! Kau sengaja menghindari ku?
Kau mengabaikan semuaa pesan dan panggilan ku! Kau memang berbakat membuat ku kesal ya Song Hangyeom!"

"Aniya..... sebenarnya aku tidak bermaksud seperti itu, sungguh."

"Haaah sudahlah Hangyeom."

"...." Hangyeom bingung harus bagaimana, dia langsung di berondongi tuduhan seperti itu. Bahkan Ho Geun tidak memberikannya kesempatan saat akhirnya dia memilih mengangkat panggilan itu.

"....."

"Ho Geun-ah?" Hangyeom memanggil penelpon di sebrang sana karena mereka terdiam cukup lama.

"Hn?"

"Sedang dimana?"

"Aku didepan rumah mu."

"Eoh?"

Hangyeom cukup kaget, dia mematikan telponnya sepihak. Berlari kearah jendela kamarnya dan menyibak gorden nya.

Benar. Ho Geun ada disana. Didepan rumahnya. Berdiri disamping mobil dan menatap tajam kearahnya.

Hangyeom mendesah kecewa karena ternyata ucapan Ho Geun bukanlah sebuah lelucon belaka. Ucapan seorang Lim Ho Geun memang harus diwaspadai.

Ini terlalu mendadak bagi Hangyeom. Dia tidak pernah dapat kunjungan teman laki-lakinya. Karena kakaknya jovin dan Ayahnya cukup ketat pada Hangyeom. Mungkin karena Hangyeom anak paling kecil.

Tapi seolah keberuntungan memihak Ho Geun, kakak laki-lakinya dan ayahnya sedang tidak ada. Mereka berdua melakukan perjalanan bisnis kemarin dan akan pulang besok lusa. Hanya ada dirinya dan para maid uang berada dirumah.

Hangyeom turun dari kamarnya menuju gerbang depan rumahnya dengan terburu-buru. Saat membuka pintu gerbang....

Disana Ho Geun berdiri dengan gaya arogan nya, memasang wajah datar dan dingin. Kedua tangannya terlipat didepan dada. Melihat sikafnya Ho Geun yang tidak biasa padanya, mungkin saja pemuda itu sudah cukup lama menunggu Hangyeom.

Forced LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang