Chapter 1(Bagian 6) : Peluang

16 13 0
                                    

Halo semuanya, terima kasih buat yang udah mampir, jangan lupa vote dan komen yak🙌😇

-

-

-

Enjoy

-

[ "Masih di tempat yang sama, tapi dengan orang yang berbeda." ]

"Eh Leo, kau mau tukaran kelas denganku tidak?"

"Eh? Memangnya bisa ya Zah?" Tanyaku.

"Ya bisalah. Cukup ajuin saja permohonan ini ke kepala sekolah, lalu dengan cepat esoknya kau akan pindah ke kelas barumu."

"Tapi meskipun begitu aku tidak mau pindah kelas. Karena kelas ini sudah nyaman bagiku. Dan juga Hamzah, kalau kita ganti kelas satu sama lain yang ada kau akan pingsan setiap hari." Ucap Leo.

"Eh? Iya ya? Benar juga,."
Pasti itu karena pengaruh Putri. Ucapku dalam hati.

Lalu kami melihat Putri duduk bersama dengan dua temannya dari tempat yang cukup jauh dari tempat kami sehingga dia tidak menyadarinya.

"Wah itu Putri. Senang sekali bisa melihatnya, hanya dengan melihatnya saja aku merasa punya alasan untuk hidup." Ucap Hamzah.

"Bawel kau kura-kura. Dan lebay juga."

"Lah kau ini tiba-tiba manggil aku kura-kura, apa hubungannya Leo?"

"Tidak ada. Hanya terlintas saja dikepalaku."

"Hadeh. Biar aku beritahu satu hal kepadamu ya Leo. Kau itu belum pernah menyukai seseorang kan? Atau setidaknya mengagumi seseorang? Makanya kau tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan."

Dia salah, aku pernah menyukai seseorang, bahkan saat ini aku masih menyukainya dan sangat mengaguminya. Hanya saja, dia terlalu sulit untuk digapai. Tapi mustahil aku menceritakan hal ini kepadanya, jadi aku biarkan saja dia mengoceh seolah-olah dialah sang raja.

"Hei, apa kau mendengarkanku?"

"Aku mendengarkanmu, hanya saja aku tak pernah kepikiran dengan semua perkataanmu."

"Yah kau tidak pernah memikirkannya karena kau adalah Leo, orang yang tak pernah memahami rasa suka dan kagum."

"Berisik, perbaiki dulu sifatmu itu sebelum bertemu dengan Putri. Ini baru dilihat satu detik saja sudah pingsan, apalagi kalau kau salaman dengan dia." Ucapku.

"Kau benar, aku harus berlatih."
Yah aku rasa itu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku, yaitu memberikan saran yang bersifat candaan kepada orang sepertinya.
Karena candaanku dianggap serius. Tapi sudahlah, selama dia bahagia dia berhak untuk terjebak dalam ilusinya sendiri seperti aku juga.

Leo : Dia yang Seorang IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang