Denta dan Oxy berdiri di tepi pantai, mempersiapkan rakit sederhana yang mereka buat untuk menyeberang ke pulau yang terlihat di kejauhan. Oxy berusaha keras meraba dan memastikan rakit tersebut cukup kokoh untuk menahan beban mereka. Denta mengikat tali dengan hati-hati, memusatkan perhatian agar tidak ada bagian yang terlewat. Di kejauhan, ombak besar menggulung, membawa aroma asin laut yang menusuk hidung mereka.
"Aku sudah selesai, Oxy," kata Denta, suaranya sedikit bergetar meskipun dia berusaha tampil tenang.
Oxy menoleh meskipun tak lagi bisa melihat secara jelas. "Kita harus cepat, Denta," jawabnya dengan suara serak, tetapi penuh fokus. "Aku bisa merasakan sesuatu yang tidak beres."
Dengan hati-hati, mereka menaiki rakit itu dan perlahan mulai mendayung menuju pulau yang tampak begitu jauh di ujung cakrawala. Setiap ayunan dayung membawa mereka lebih jauh dari pantai dan semakin dekat dengan misteri yang menanti. Ombak terus bergulung tinggi, tetapi mereka berusaha keras untuk bertahan, saling mendukung dalam keheningan yang penuh kecemasan.
"Ada sesuatu di sini," bisik Denta, matanya melirik ke laut yang bergejolak. "Entah kenapa, aku merasa seperti ... kita sedang diawasi."
Tiba-tiba suasana menjadi semakin suram, langit mendung membendung air dan cahaya. Angin menjadi lebih dingin, dan laut yang tadinya tenang kini terasa berat, seolah-olah ada sesuatu yang mengintai di bawah permukaan air. Tiba-tiba, suara lembut menyeruak dari kejauhan. Itu bukan sekadar bisikan angin—melainkan nyanyian, indah namun mengerikan. Oxy berhenti mendayung, tubuhnya menegang. "Denta," gumamnya, "apa kau mendengar itu?"
Denta mengangguk, matanya menyipit, mencoba mencari sumber suara. "Iya ... itu datang dari—"
Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, sesuatu muncul dari air. Sosok seorang wanita, rambutnya panjang terurai seperti gelombang laut, wajahnya memancarkan kecantikan yang tak manusiawi. Ekor besar dengan sisik berkilauan membelah air saat ia bergerak, mendekati rakit mereka.
"Manusia?" suaranya mengalun lembut, namun membawa hawa dingin yang membuat bulu kuduk berdiri. Matanya, biru seperti samudra terdalam, menatap langsung ke Denta. "Apa yang kalian cari di sini?"
Denta terdiam, bibirnya bergerak tanpa suara. Aura dari makhluk itu terlalu memikat, seperti mencekiknya perlahan.
Oxy, yang lebih peka terhadap ancaman, segera menarik Denta ke belakang. "Jangan dengarkan dia!" teriaknya. "Dia salah satu dari mereka!"
Makhluk itu tersenyum, taring kecil tampak mengintip dari balik bibirnya yang penuh. "Oh, aku tidak ingin menyakitimu ... selama kau tidak melawan. Pulau itu bukan tempat untuk manusia sepertimu. Pergilah, sebelum terlambat. Atau kau ingin menjadi makananku sebagai gantinya?"
Denta akhirnya menemukan suaranya kembali. "Kami tidak bisa pergi. Dan kami bukan makananmu!" Tak ambil banyak pikir, Denta mengangkat tombaknya dan menusuk makhluk itu dengan cepat, walau dia menghindar akan tetapi darah dari bekas luka yang merobek kulitnya itu memolusi air laut dengan cairan pekat berwarna merah.
Senyuman siren itu memudar, digantikan dengan suara hiss yang menyeramkan serta senyuman mengerikan. Ekor besarnya menghentak air, menciptakan gelombang yang hampir membalikkan rakit mereka. "Maka kau telah memilih nasibmu sendiri." Siren itu mulai bernyanyi, seakan melolong. Memanggil sesuatu yang bergerak lebih banyak lagi dari bawah air.
Dari balik kegelapan laut, lebih banyak sosok muncul. Mereka semua seperti makhluk pertama—wanita cantik dengan ekor berkilauan. Namun tatapan mereka tidak lagi ramah. Mereka menatap dengan kelaparan, senyuman menyeramkan menghiasi wajah mereka.
Oxy mencengkeram bahu Denta. "Dayung, sekarang!"
Denta tak perlu disuruh dua kali. Ia dan Oxy mulai mendayung sekuat tenaga, mencoba menjauh dari para makhluk itu. Di antara nyanyian keluar, Denta dan Oxy mencoba dengan keras untuk tak terpengaruh ... Namun, nyanyian mereka semakin keras, seperti rantai tak kasat mata yang menarik mereka kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hole of Universe || Awakening
Fantasy#DwilogiFoldUniverse Awal mula dari kejadian yang tak terduga. Denta adalah perawan yang ditakdirkan untuk mengorbankan dirinya sendiri sebagai pemenuhan ramalan dari para Dewa. Namun, siapa yang menduganya jika hal itu malah menjadi pemicu dari ter...