PART 1 PERTEMUAN KEMBALI

3 1 0
                                    

Alarm berbunyi nyaring, menarik Nadia dari dunia mimpi ke kenyataan. Ia mengulurkan tangan ke meja samping tempat tidurnya, mematikan alarm dengan malas.

"Perasaan baru merem udah pagi lagi" Nadia menguap sambil menetralkan penglihatannya.

Nadia membuka ponselnya untuk mengecek pesan-pesan yang masuk sedari malam yang belum sempat ia cek karena tidur. Ada satu pesan yang sangat menarik perhatiannya, seketika matanya membesar tak percaya.

+62862********
Selamat malam mbak Nadia, maaf mengganggu waktunya malam-malam. Saya Wijaya Brama, produser senior dari Angkasa Sinematic Picture, ingin memberitahu jika kami tertarik untuk mengangkat novel mbak Nadia menjadi film. Tolong datang ke kantor besok pagi pukul 09.00 untuk membahas project ini lebih lanjut, terimakasih.

Nadia menutup mulutnya dengan mata berbinar. Senyum bahagia terpancar di wajahnya.

"Ini seriusan? Novel gue bakal jadi film?" Ucapnya masih tak percaya

Dengan segera ia melompat dari tempat tidur bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Sambil berdandan senyumannya masih tidak pudar didepan cermin.

"Gak nyangka banget, cita-cita yang selama ini gue pengen bisa terwujud, ini bakal jadi langkah besar buat karir gue"

Selesai berdandan ia memilih pakaian terbaiknya agar terlihat lebih rapi dan profesional.

"Bismillah, semoga semuanya berjalan lancar" ia menarik nafas panjang dengan senyum penuh harapan.

"Gak sia-sia tulisan yang awalnya curhatan bisa bawa gue sejauh ini"

Dengan perasaan penuh semangat dan sedikit gugup, Nadia akhirnya keluar dari rumah untuk pergi ke kantor Angkasa Sinematic Picture.

Setelah sampai dikantor Nadia menatap pintu masuk dengan sangat gugup, yang akhirnya tetap memberanikan diri untuk masuk.

"Permisi, saya Nadia utamy, mau bertemu dengan pak Wijaya nya ada?" Tanya Nadia ramah kepada wanita yang berjaga di depan.

"Oia mbak, sudah ditunggu di ruang rapat. Mbak nya nanti lurus aja terus belok ke kanan" ucapnya ramah.

"Baik terimakasih"

"Sama-sama"

Sebelum sampai Nadia sempat mengirimkan pesan kepada pak Wijaya kalau ia sudah sampai didepan kantor. Saat berjalan tiba-tiba dari arah berlawanan terlihat seorang laki-laki yang sepertinya adalah pak Wijaya.

"Hallo Nadia, saya Wijaya Brama" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

Nadia menyambut salaman itu " hallo pak Wijaya"

"Mari-mari kita keruangan rapat" ucap pak Wijaya, ia berjalan duluan yang disusul oleh Nadia.

Wijaya Brama, ia merupakan produser berpengalaman di Angkasa Sinematic Picture, ia sudah banyak mengangkat Novel-novel bestseller untuk dijadikan sebuah film.

Pak Wijaya memiliki pandangan tajam soal cerita yang bisa menyentuh emosi penonton. Saat ia membaca novel Nadia, ia langsung melihat potensinya untuk bisa diadaptasi menjadi film besar.

Mereka masuk kedalam ruang rapat, mempersilahkan Nadia untuk duduk. Tapi perasaan nya langsung campur aduk saat ia memasuki ruangan dan terdiam sejenak saat menatap sosok laki-laki yang sudah lama sekali tidak ia temui selama kurang lebih 5 tahunan.

Dia, Arga Pradipta. Seorang sutradara muda yang ambisius sekaligus masa lalu nya Nadia. Ia sudah lama bekerja di Angkasa Sinematic Picture. Ia juga sudah menyutradarai beberapa film pendek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DiBALIK LAYAR YANG SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang