Part 11

257 29 1
                                    

Suasana di ruang belakang acara masih terasa tegang setelah percakapan yang emosional antara Shireen dan Gracia. Gracia tahu bahwa dia harus berbicara dengan Shireen secara terbuka dan jujur untuk mengatasi keraguan yang mengganggu hubungan mereka.

Setelah beberapa menit berdiam diri, Gracia memutuskan untuk mengambil langkah maju. “Shireen, aku ingin kamu tahu betapa pentingnya dirimu bagiku. Aku mencintaimu, dan aku tidak ingin ada yang merusak hubungan kita,” kata Gracia dengan nada tulus.

Shireen menatap Gracia dengan keraguan di matanya. “Tapi kamu lebih sering menghabiskan waktu dengan Niko. Aku merasa seolah ada sesuatu yang lebih di antara kalian,” jawabnya, suaranya bergetar.

“Tidak ada yang lebih antara kami, Shireen. Niko hanya seorang rekan kerja yang aku ajak berbincang untuk proyek. Dia menarik dan bersemangat, tapi tidak lebih dari itu,” Gracia menjelaskan, berusaha meyakinkan Shireen.

“Lalu kenapa aku merasakan ada jarak di antara kita? Seperti ada sesuatu yang mengganggu perhatianmu,” Shireen bertanya, mengalihkan pandangannya, merasa cemas.

“Shireen, mungkin kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama-sama. Mengapa tidak kita merencanakan liburan singkat? Hanya kita berdua,” usul Gracia, berharap bisa mengalihkan perhatian Shireen dari Niko.

Shireen merenung sejenak, merasakan tawaran itu menggugah perasaannya. Namun, keraguan itu masih membayangi. “Aku ingin, tapi bagaimana jika kamu kembali terjebak dalam pekerjaan dengan Niko? Itu akan membuatku semakin khawatir,” ucapnya dengan nada penuh harap.

“Dengar, aku berjanji tidak akan membiarkan siapapun, termasuk Niko, mengganggu hubungan kita. Kamu adalah prioritas utamaku,” kata Gracia, menyentuh lembut tangan Shireen untuk menenangkan perasaannya.

“Aku hanya tidak ingin kehilanganmu, Gre. Cinta kita adalah segalanya bagiku,” Shireen berkata pelan, matanya mulai berkaca-kaca.

“Aku juga tidak ingin kehilanganmu. Kamu adalah segalanya bagiku. Kita hanya perlu berbicara lebih banyak dan saling memahami, bukan?” Gracia menambahkan, berusaha menunjukkan betapa seriusnya perasaannya.

Mendengar itu, Shireen merasakan kehangatan dalam hatinya. Dia mengangguk, walau masih ada keraguan yang berusaha dia tanggalkan. “Baiklah, kita bisa mencoba. Tapi aku ingin kamu jujur padaku, apapun yang terjadi,” kata Shireen, suaranya mulai tenang.

“Setiap saat, sayang. Aku akan selalu jujur padamu,” Gracia berjanji, merasa lega karena mereka bisa membicarakan perasaan mereka dengan lebih terbuka.

Namun, di sudut pikirannya, Gracia menyadari bahwa dia harus menemukan cara untuk menangani Niko dan situasi ini agar tidak semakin rumit. Dia tidak ingin keraguan dan ketegangan kembali mengganggu hubungan mereka.

Ketika mereka kembali ke acara, Shireen dan Gracia merasakan sedikit perbaikan dalam suasana hati mereka. Meskipun ketegangan antara Shireen dan Niko masih ada, Gracia merasa lebih berani untuk menghadapi situasi itu demi menjaga hubungan yang mereka bangun.

Di sisi lain, fenita melihat dari kejauhan, merencanakan langkah selanjutnya. Dia tahu bahwa hubungan antara Shireen dan Gracia masih rapuh, dan dia bertekad untuk memanfaatkan momen ini. Fenia merasa bahwa keraguan yang ditanamkan sudah cukup untuk memicu konflik yang lebih besar, dan dia berencana untuk memperdalam perpecahan itu dengan mengguncang fondasi kepercayaan antara mereka.

Beberapa hari kemudian, Niko menemukan momen yang tepat untuk berbicara dengan Gracia. Saat mereka sedang bekerja di proyek bersama, Niko memutuskan untuk mengungkapkan ketertarikan yang lebih dalam. “Gracia, aku merasa kita memiliki koneksi yang luar biasa. Aku ingin tahu lebih banyak tentang dirimu,” ujarnya, suaranya menggoda.

Gracia tertegun sejenak. Dia tidak ingin memberi sinyal yang salah, tetapi dia juga merasa terhormat dengan perhatian Niko. “Terima kasih, Niko. Aku senang bisa bekerja bersamamu. Tapi aku harus jujur, aku sudah memiliki hubungan yang kuat dengan Shireen,” jawab Gracia, berusaha menjaga batasan.

Niko mengangguk, tetapi senyumnya menunjukkan ketertarikan yang lebih. “Tentu, aku mengerti. Tapi, siapa tahu, kita bisa menjalin persahabatan yang lebih baik. Aku tidak ingin merusak hubungan kalian, tetapi aku suka menghabiskan waktu bersamamu.”

Di dalam hati, Gracia merasa bingung. Dia ingin menjaga hubungan dengan Shireen, tetapi dia juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Niko membuatnya merasa istimewa. Dia tahu dia harus tegas dan menjaga jarak agar tidak menciptakan masalah lebih jauh.

Di sisi lain, Shireen mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda. Dia mencoba bersikap tenang, tetapi instingnya memberitahu bahwa situasi ini belum sepenuhnya beres. Dia bertekad untuk berbicara lagi dengan Gracia dan menjaga hubungan mereka tetap kuat, terlepas dari pengaruh Niko.

---

Lagi mood hari ini update 2× hehe...

Jangan lupa vote, komen dan follow nya ya, biar nambah mood buat update nya 🥰

Obsess with you_(Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang