4 ; Shania Gracia.

1.3K 97 6
                                    

Pagi telah tiba, kini Gracia terbangun dari tidur nya karena sinar matahari yang mengenai wajah indahnya. Saat dirinya duduk dipinggir kasur, terlihat seorang gadis yang sudah fokus kepada layar laptopnya, Shani.

"ci?" Ucap Gracia menggosok matanya, memastikan bahwa yang didepannya benar benar Shani.

"Kenapa?." Ucap Shani menghentikan kegiatan nya sebentar, lalu ia menatap Gracia yang memanggilnya.

"Kok ga pergi kerja??" Tanya Gracia,

"Lo tadi masih tidur." Ucap Shani kembali mengukirkan tinta pulpen dikertas polosnya.

"Gapapa tau, gue bisa pulang pake gojek." Ucap Gracia berdiri menghampiri Shani.

"gue yang bilang tadi malem, pagi ini gue yang nganter lo" jawab Shani yang kini Gracia berada disampingnya.

Gracia menatapi layar laptop Shani dan berkas - berkas dihadapannya, sungguh rumit. Bahkan Jika Gracia yang mengerjakan ini, ia sudah tepar.

"Tapi-"

"Mau pulang sekarang?."

"selesain aja dulu kerjaan kamu, ci." Ucap Gracia berjalan kearah kamar mandi.

*Aku kamu nih?.
Batin Shani.

"hm, okey." Jawab Shani.




























Beberapa jam kemudian...

"akhirnya selesai juga." Ucap Shani meregang kan badannya.

"Gee..?" Panggil Shani keluar dari ruang kerjanya.

"Kenapa ci?" Jawab Gracia yang sibuk dengan ponselnya.

"Mau pulang?." Tanya Shani mendekati Gracia

"Ngga."

"Yaudah." Jawab nya, lalu Shani pun pergi ke dapur untuk minum.

Gracia membelalakkan matanya, Shani sangat polos dan selalu serius ketika menghadapi segala hal, ia tak pernah berfikir mana candaan mana hal serius.

Dengan cepat Gracia mengejar Shani ke dapur untuk mengatakan bahwa dia bercanda.

"Ci bercandaa loh."

"Yang bilang serius siapa?" Ucap Shani menegak air putih.

Gracia menatapi Shani yang sedang meminum air, kesal. Mengapa gadis yang lebih tinggi dari nya ini sangat menyebalkan??

Shani membalas tatapan Gracia, berkata dalam hatinya, "gemas."
Wajah Gracia terlihat lucu ketika kesal, Shani tak kuasa menahan dirinya ingin mencubit pipi Gracia yang gembul itu.

"Iya ge maaf maaf, siap siap sana." Ucap Shani membuat rambut Gracia kusut dengan mengelus nya secara kasar.

Blushh...

Pipi Gracia terasa panas, yang membuat pipinya memerah.

Gracia tak ingin banyak melamun, dengan cepat ia melangkah pergi ke kamarnya untuk bersiap - siap.

Beberapa menit kemudian, gracia sudah siap dengan baju oversize nya dilengkapi celana pendek diatas lutut nya. Lalu ia pun mendatangi ruangan kerja shani, dimana shani masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Cii, jangan kerjaan mulu napaa." ucap gracia sudah jengkel dengan shani yang gila kerja.

Shani menoleh kearah gracia, ia menatapi gracia tanpa memutuskan pandangannya. Gracia memiringkan kepalanya lalu mengerutkan alisnya.

Manusia BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang