7 ; Jealous.

1.1K 102 3
                                    


Menjelang malam telah tiba, kini malam menginjak pukul 19.12 .

Shani sedang sibuk dengan laptopnya,
Sedari ia pulang dari kantor tadi. Ia tetap memperhatikan seluruh pekerjaan nya tanpa henti, padahal Gracia sudah mengingatkan. "Jangan berlebihan, nanti sakit".

Ceklekk..

"Ci, cici masih kerja?" Ucap Ara yang membawakan sepiring makanan.

"Masih." Jawab Shani.

"Makan dulu, ci. nanti sakit" ucap Ara meletakkan piring itu dimeja kerja Shani.

"Iya Ra, thanks." Ucap Shani tersenyum sekilas.

Ara menatapi Shani yang sedang sibuk dengan laptopnya, sesekali menuliskan tinta pulpen pada kertas polos. Ara sedikit memicingkan matanya, mengapa mata kakak nya ini merah?. Apa lagi tadi dikantor saat Ara duduk didekat Shani, Shani seperti memegangi kepala nya dan matanya pun terlihat bergerak tidak normal.

Kekhawatiran mulai muncul dibenaknya Ara. Membuat dirinya mendekati Shani dan menarik tangan Shani untuk berhenti mengerjakan itu semua.

"Ci, stop." Ucap Ara.

"Apaansih Ra?, kamu kenapa?." Ucap Shani.

"mata cici merah, jangan berlebihan. Ara takut cici Sakit." Ucap Ara.

Jujur saja, semenjak Shani menjadi lebih sering mengerjakan pekerjaan kantornya, Bahasa Ara padanya menjadi sedikit baku. Entah kenapa, makin besar dan semakin bertambah umur Ara, ia merasa tak pantas menggunakan bahasa gaul kepada kakaknya sendiri.

"engga Ra, Cici ga berlebihan" ucap Shani menarik tangannya.

"biar Ara yang kerjain, Cici makan aja." Ucap Shani.

"Gaus-"

"Minggir ci." Ucap Ara.

Shani pun pasrah dengan adiknya. ia dan adiknya sama, Keras kepala.
Shani pun duduk dikursi depan meja kerjanya, berhadapan dengan Ara.

"Emang Ara bisa ngerjain itu?"

"Bisa." Jawab Ara cepat.

Ara mulai mengetik di keyboard laptop Shani, sesekali juga mencatat apa yang harus dicatat. Shani memantau gerak gerik adiknya saat mengerjakan itu, ia juga sedikit terkekeh kecil sebab Ara selalu fokus dalam mengerjakan suatu hal.



Drrtt..Drrttt..

Ponsel Shani berbunyi, menandakan seseorang menelponnya.


"Halo?"

"..."

"Hah??"

"..."

"Seriusan.."

"..."

"Apaansih??,
yaudah aku kesana ya."

"..."

"Gaada jokes - jokes,
Kamu duluan."

"..."

"I don't care."

Tuttt..tuutt..

"Ra, Cici pergi dulu ya." Ucap Shani.

"Mau kemana ci?, Cici ga istirahat dulu gitu?" Ucap Ara.

"Ngga." Jawab Shani.

Shani pun keluar dari kamar nya dan menuju garasi untuk menemui seseorang.



Manusia BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang