Pagi hari telah menyambut kedua gadis yang sedang tertidur, Shani & Gracia. Beberapa menit telah dilewatkan, Shani terusik dari tidurnya, ia membuka matanya selebar mungkin. Lalu menoleh kanan - kiri.
Saat menoleh kekiri, memperlihat kan seorang gadis mungil yang tertidur lelap diatas tangannya sebagai bantalan. Shani terkejut lalu tersenyum, mengelus lembut wajah gadis disampingnya yang masih tertidur.
Sehingga tidur Gracia pun ikut terusik.
"eughh, cicii~" deruh Gracia.
"Bangun ge, udah pagi." Ucap Shani.
"5 menit lagi.." jawab Gracia kembali memejamkan matanya.
Shani terkekeh geli melihat wajah bayi Gracia, sifat kekanak - kanakkan nya mulai muncul didepan Shani.
"Sstt...gee, gaada 5 menit - 5 menitan. Ayo bangun, kamu harus sekolah." Ucap Shani.
Ya. mereka terbangun di jam 05.32, masih mempunyai waktu bagi Shani untuk bersiap - siap ke kantor.
"cicii, ngantukk." Ujar Gracia yang masih menarik Shani kedekapannya.
Shani menatap Gracia yang masih dengan setengah nyawanya, lalu turun dari kasur tanpa memperdulikan bayi bongsor nya itu.
Gracia merengek, ia tak ingin bersekolah. Shani mulai pusing untuk mengatasi anak ini, mengapa makin hari sifat manjanya semakin keluar? Apa yang terjadi sebelumnya?.
Seumur hidup Shani, Shani tak pernah mempunyai teman semanja ini. First Time.
"Gee, hey. Kamu harus sekolah, nanti telat malah dihukum, mau?." Ucap Shani yang masih ragu untuk meninggalkan Gracia kekamar mandi dengan keadaan merengek.
"gamauu...temenin duluu, gege mau peluk." Ucap Gracia merentangkan tangannya.
Shani mengerutkan alisnya, peluk?. Shani? Memeluk seseorang?, ahh..tidak tidak. Shani sangat tidak menyukai itu, ia sangat - sangat jarang memeluk seseorang, jika bukan orang terdekatnya. Tetapi...baiklah, ia juga takut Gracia akan terlambat sekolah dan terkena hukuman.
Mau tak mau ia harus melakukan itu, kepada gracia.
Shani berjalan mendekati Gracia, dan menarik Gracia ke dekapannya. Beberapa detik, Shani pun melepaskan pelukannya pada gadis didepannya...tetapi tidak dengan Gracia, ia justru menahan tangan Shani didekatnya, entah apa yang dipikirkannya.
Tetapi Gracia sangat ingin terus berada didekat Shani, dan Shani harus berada didekat Gracia.
"Shania Gracia Gratiens..nurut sekali aja, kamu nanti telat, aku juga." Ucap Shani.
Gracia acuh tak mendengarkan ocehan Shani, ia hanya ingin posisi ini, ia hanya nyaman diposisi ini.
Shani yang sudah jengkel dengan sifat Gracia, menggendong Gracia untuk pergi kekamar mandi, Gracia hanya diam Saja..tak melarang, juga tak berontak.
Shani mendudukkan Gracia diatas wastafel kamar mandinya, lalu berjalan keluar dari kamar mandi untuk membiar kan gadis itu memulai ritual mandinya.
Saat hendak keluar...dengan cepat Gracia menarik Shani ke dekatnya, lalu melingkarkan tangannya sempurna dileher Shani.
"Gegee!" teriak Shani terkejut.
"Mandiin." Ucap Gracia.
Shani membelalakkan matanya didepan Gracia. "Gracia, yang bener aja!?" Ucap Shani mundur selangkah dari hadapan Gracia.
Gracia terkekeh, lalu turun dari wastafel dan mendorong shani keluar dari kamar mandi.
"Bercanda...sayang" ucap Gracia jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Biasa
Teen Fiction"Kita pernah berlabuh didergama yang sama, Menaruh rasa pada Kisah yang sama." -Grc "Namun cinta tak selalu Berakhir Amerta, layaknya bianglala Yang tak mampu bertahan." -Shn "Kini antar jarak aku dan kamu, Terbentang luas tak terjangkau. Cinta in...