"Gia!?." gumam Shani.Shani tak memperdulikan gia yang sedang mengantri di kasir, ia memilih untuk buang muka dan lanjut memesan obat.
Beberapa menit kemudian, Shani pun pergi menuju mobilnya karena telah selesai membeli obat, saat ia hendak membuka pintu mobil seseorang memanggilnya.
"Ci?" Panggil seseorang disamping Shani.
Shani pun menoleh kearah orang itu, dan ia menatap orang itu penuh amarah yang dipendamnya selama ini.
"Apa?." Jawab Shani
"Kamu inget aku kan? Kamu kenal aku kan?" Ucap orang itu.
"Jangan pulang kerumah lagi, Gia. cici sama Ara udah ga butuh peran kamu lagi." Ucap Shani membuka pintu mobilnya dan menjalankannya.
Gia hanya diam berdiri di parkiran apotek, ia pun kembali berjalan kearah motornya dengan perasaan sakit. Gia sangat merindukan keluarganya itu, apa kabar kakak kesayangannya sekarang? Apakabar adiknya yang selalu mengganggunya saat bermain gitar, Sekarang?.
Gia tak berfikir panjang, dirinya harus cepat - cepat ke markas, sebab semua anggota gengnya telah menunggu disana.
Shani melajukan mobilnya dengan rasa emosi dan kecewa, tetapi dibalik itu semua juga dibaluti oleh rasa rindu dan sayang.
Lampu merah menghentikan kendaraannya, didalam mobil terdengar sunyi tanpa ada ketukkan musik yang diputar. Shani tak ingin mengingat masa lalu, Shani tak ingin semakin benci gia, cukup benci adiknya yang berada dimasa lalu.
Lampu yang tadinya berwarna merah kini berubah menjadi hijau terang, membuat para perkendara melajukan motornya untuk pergi dari halaman lampu merah, begitu pun Shani.
•skip
Sesampainya Shani di rumah...
Shani memasuki rumah nya dengan perasaan yang sangat berlibat, mood nya sangat mudah berubah sekarang, atau mood swing. Ara menyambut Shani dengan membikinkan roti tawar dengan selai coklat didalamnya, saat sedang menyiapkan kopi untuk Shani, Ara menatap kakaknya yang wajahnya sedikit terlihat "Sedang Kesal" ???.
*Kenape nih.
Batin Ara."Ci, are u okay?." Tanya Ara
"Gwenchana." Jawab Shani tersenyum pahit.
Ara bisa mengartikan senyuman itu, Shani selalu gagal dalam membohongi dirinya. Ara, Ara lah yang selalu bisa membaca keadaan Shani, itu lah sebab nya es batu Shani selalu cair ketika didekatnya.
"Ci, ini gue udah siapin roti sama kopi. Diminum ya. Gue juga mau ngabarin, kalo zoytoy mau kesini" jelas Ara
Shani mengangguk, lalu ia mengambil roti selai coklat yang dihidangkan untuknya itu. Ara pun duduk dihadapan Shani dengan tegap.
"Ci, Lo udah dikasih tau sama oniel belum?." Ucap Ara.
"Belum, tentang apa?" Tanya Shani.
"File yang kemarin cici kerjain, hilang. Katanya kaya hangus gitu Loh." Jawab Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Biasa
Teen Fiction"Kita pernah berlabuh didergama yang sama, Menaruh rasa pada Kisah yang sama." -Grc "Namun cinta tak selalu Berakhir Amerta, layaknya bianglala Yang tak mampu bertahan." -Shn "Kini antar jarak aku dan kamu, Terbentang luas tak terjangkau. Cinta in...