Bab 1

38 6 0
                                    

Pagi itu, Namjoon bangun dengan rasa berat di dadanya. Ia menghela napas, menatap langit biru di luar jendela, mencoba menenangkan pikirannya sebelum memulai hari. Suara tawa member BTS dari ruang tamu yang mengalun lembut membuat hatinya sedikit lebih tenang. Meski terlihat ceria di luar, di dalam dirinya terdapat kekhawatiran yang terus menghantuinya.

Namjoon menyadari bahwa menyanyi dan berbicara kadang membuatnya sesak napas. Gejala ini sudah berlangsung lama, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya. Baginya, menunjukkan kelemahan di hadapan anggota lain adalah hal yang tidak mungkin. Dia adalah pemimpin mereka, sosok yang harus kuat dan tegar.

Di ruang latihan, suasana penuh semangat. Mereka sedang mempersiapkan album baru dan antusiasme member membuat Namjoon tersenyum. Namun, di tengah sesi latihan, ia merasa dadanya semakin berat. Dia terbatuk beberapa kali, berusaha mengendalikan napasnya.

"Hyung, kau baik-baik saja?" tanya Jungkook, memperhatikan Namjoon yang berhenti sejenak.

"Ah, tentu saja! Hanya sedikit debu," jawab Namjoon, menyeringai dan menyeka keringat dari dahinya. "Ayo lanjutkan!"

Anggota yang lain tidak tampak sepenuhnya percaya, tetapi mereka menghormati keputusannya untuk terus berlatih. Namjoon berusaha keras untuk tidak menunjukkan kelemahannya. Dia tidak ingin membuat mereka khawatir atau membebani mereka dengan masalahnya.

Setelah sesi latihan selesai, Namjoon pergi ke dapur untuk membuat kopi. Dia merasa lelah, tetapi tidak ingin memperlihatkannya. Saat menunggu kopi terbuat, pikirannya melayang ke saat pertama kali merasakan sesak napas ini. Dia ingat waktu-waktu saat dia harus terengah-engah di tengah penampilan, namun selalu berhasil menyembunyikan keadaan itu dengan senyuman.

"Kau tidak kelihatan baik, Namjoon," tiba-tiba suara Yoongi memecah konsentrasi Namjoon. Yoongi berdiri di ambang pintu, tatapan tajamnya meneliti wajah Namjoon.

"Pfft, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah," jawab Namjoon sambil mengangkat cangkir kopi. Dia berharap Yoongi tidak melihat kelemahan di matanya.

"Baiklah, jika kau bilang begitu..." Yoongi mengangguk, tetapi raut wajahnya menunjukkan keraguan.

Setelah menikmati kopi, Namjoon kembali ke ruang tamu. Ketika melihat anggota lain tertawa dan berbagi cerita, dia merasa seolah beban di pundaknya sedikit menghilang. Namun, saat malam tiba dan semua sudah terlelap, rasa cemasnya kembali muncul. Dia tidak bisa membiarkan penyakit ini mengganggu hidupnya dan karir yang telah dibangun dengan susah payah.

Dengan harapan bisa bertahan, Namjoon menutup matanya, berjanji untuk menyimpan rahasianya lebih dalam. Besok adalah hari baru, dan dia akan memastikan semuanya baik-baik saja.

Namun, harapan itu mulai pudar seiring dengan bertambahnya rasa sakit yang tak terduga. Dalam hati, dia tahu, suatu saat kebenaran ini tidak bisa lagi ia sembunyikan.

Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang