Bab 3

21 3 0
                                    

Setelah kejadian di panggung, suasana di antara member BTS semakin tegang. Namjoon merasakan mata mereka yang penuh kekhawatiran mengikutinya ke mana pun dia pergi. Dia berusaha mengalihkan perhatian mereka dengan candaan, tetapi semakin ia mencoba, semakin mereka merasa tidak percaya.

Suatu malam, setelah latihan yang melelahkan, Namjoon duduk sendirian di dapur, menatap cangkir kosong yang dia pegang. Hati dan pikirannya berkecamuk, dan dia tahu bahwa tidak mungkin bisa terus menyembunyikan ini lebih lama lagi. Namun, saat dia merenung, langkah kaki terdengar mendekat.

"Hyung?" suara lembut Jungkook membuat Namjoon tersentak. Dia berusaha tersenyum, tetapi rasa sakit di dadanya membuat senyumnya tampak paksaan.

"Aku hanya... memikirkan lagu baru," jawab Namjoon, berharap Jungkook tidak curiga lebih jauh.

Jungkook duduk di sampingnya, menatap cangkir kosong itu. "Kau tahu, aku bisa merasakan ada yang salah. Kau tidak perlu berpura-pura di depanku. Apa yang terjadi padamu Namjoon Hyung?"

Namjoon merasa hatinya bergetar. Dia ingin bercerita, tetapi saat kata-kata itu terlintas di benaknya, semua rasa takut dan malu menghalanginya. "Tidak ada, Kookie. Aku baik-baik saja," ujarnya lagi, mencoba mengalihkan perhatian.

Tetapi Jungkook tidak mau menyerah. "Hyung, aku tahu kau. Kau selalu bisa membagikan segala hal kepada kami. Kami adalah keluargamu. Jangan menyimpan semuanya sendirian."

Namjoon merasakan air mata menggenang di matanya. Satu sisi dirinya ingin menceritakan segalanya, sementara sisi lain mengingatkan dia untuk tidak membuat mereka khawatir. "Kau tidak mengerti, Kookie. Aku hanya ingin menjadi pemimpin yang kuat. Aku tidak ingin kalian merasa berat karena aku," katanya dengan suara bergetar.

Jungkook memegang bahu Namjoon, menatapnya dengan mata penuh pengertian. "Hyung, pemimpin yang kuat bukan berarti tidak pernah menunjukkan kelemahan. Kami semua memiliki masalah kita sendiri. Kami di sini untuk saling mendukung, bukan? Berbagi beban itu membuat kita lebih kuat."

Kata-kata Jungkook menyentuh hatinya. Namjoon terdiam, berjuang melawan emosi yang mendesaknya untuk keluar. Ia ingin melindungi mereka, tetapi juga merasa semakin tertekan oleh beban yang tidak bisa ia tanggung sendirian.

Di saat yang sama, Jin muncul di ambang pintu, menyadari keheningan di antara mereka. "Apa yang terjadi di sini? Kalian berdua terlihat serius," tanyanya, menatap mereka berurutan.

"Aku mengkhawatirkan Namjoon Hyung," jawab Jungkook dengan nada tegas. " Dia tidak jujur tentang keadaannya."

Jin segera mendekat, duduk di sebelah Namjoon. "Namjoon, kami hanya ingin membantu. Jika ada yang mengganggumu, kau harus memberi tahu kami. Kami akan melalui ini bersama-sama."

Mata Namjoon mulai berkaca-kaca. "Aku... aku hanya merasa lelah," ucapnya, suaranya hampir tidak terdengar. "Aku tidak ingin kalian khawatir tentangku, terutama karena ada begitu banyak yang harus kita lakukan."

Yoongi, yang baru saja masuk ke dapur, mendengar kata-kata Namjoon. Dia melangkah maju dan duduk di seberang mereka. "Kau tidak perlu melakukan ini sendiri. Kami adalah tim, dan tim tidak meninggalkan satu sama lain. Beritahu kami apa yang terjadi, dan kami akan mencari solusi bersama."

Tetesan air mata mulai mengalir di pipi Namjoon. Dia tidak bisa menahan semua rasa sakit dan ketakutan itu lagi. "Aku... aku memiliki masalah dengan septum. "

Member benar-benar terkejut

" Aku merasa sesak napas dan pusing. Aku tidak ingin kalian melihatku lemah, dan aku tahu ini akan mengganggu segala hal."

Kekhawatiran di wajah mereka berubah menjadi empati. "Kenapa kau tidak memberi tahu kami lebih awal?" tanya Jin, suaranya penuh rasa prihatin. "Kami bisa membantumu untuk mencari solusi."

"Karena aku tidak ingin membuat kalian merasa terbebani," jawab Namjoon, suaranya masih bergetar. "Aku harus kuat untuk kalian."

Yoongi menggelengkan kepalanya, mendekat dan merangkul Namjoon. "Kau sudah lebih dari cukup kuat, Namjoon-ah. Sekarang saatnya untuk kami yang menguatkanmu. Kami di sini untukmu, tidak peduli apa pun."

Namjoon merasa lega. Dia tahu bahwa dia tidak sendiri lagi. Keluarga yang dibangunnya bersama BTS lebih kuat dari apapun. Dengan harapan baru yang tumbuh di dalam hatinya, dia mulai merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, ada jalan untuk melalui ini bersama-sama.

Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang