Hari-hari berlalu dengan lambat. Namjoon merasa terjebak dalam siklus pemulihan yang terasa tak berujung. Meski pernapasannya semakin lancar, namun rasa sakit masih muncul sesekali, mengingatkannya bahwa dirinya belum sepenuhnya pulih.
Ketika Namjoon melihat member-member BTS terus berlatih tanpa dirinya, hatinya terasa kosong. Walaupun mereka selalu menyambutnya dengan senyuman penuh semangat, ada rasa yang tak bisa dia abaikan—perasaan ditinggalkan, terlepas dari kenyataan bahwa mereka tidak pernah benar-benar meninggalkannya.
Suatu hari, Namjoon mencoba menyendiri di taman kecil dekat gedung latihan. Dia duduk di bangku, merenung dalam sunyi. Rasa putus asa dan cemas merayap di pikirannya. Sepanjang hidupnya, dia sudah mengorbankan begitu banyak demi impiannya dan BTS, tetapi kini dia merasa terasing dari dirinya sendiri.
“Namjoon, boleh aku duduk di sini?” Suara lembut J-Hope menyapanya. Tanpa menunggu jawaban, Hoseok duduk di sampingnya. Mereka berdua terdiam, hanya mendengarkan gemerisik daun yang tertiup angin.
Setelah beberapa saat, Hobi memulai, “Namjoon, aku tahu kau sedang merasa tidak mudah. Kami bisa merasakannya. Kau tidak harus menghadapi ini sendirian.”
Namjoon tersenyum pahit. “Aku merasa tidak berguna, Hobi. Aku merasa… seperti aku kehilangan diriku sendiri. Apa artinya semua ini jika aku tidak bisa kembali ke panggung seperti dulu?”
Hobi menatap Namjoon dalam-dalam. “Nanjoonie, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Kau bukan hanya seorang pemimpin bagi BTS. Kau adalah saudara kami, dan kami mencintaimu bukan hanya karena apa yang kau lakukan di panggung.”
“Tapi itu satu-satunya cara aku bisa merasa berarti…” suara Namjoon meredup, mata mengarah ke bawah.
“Apa kau tahu,” lanjut Hobi, “bahkan tanpa dirimu di panggung, kami masih merasa kau selalu ada untuk kami? Kehadiranmu bukan hanya soal fisik. Kau selalu memberi kami inspirasi, kekuatan, dan semangat. Itu lebih berarti dari apa pun.”
Kata-kata Hoseok menembus hati Namjoon. Perlahan, air mata mengalir di pipinya. Di tengah rasa frustrasi, dia lupa bahwa dirinya tetap berharga bagi orang-orang yang menyayanginya, bahkan ketika dia merasa tak sempurna.
Tak lama setelah itu, member-member lain datang. Jungkook, Jin, Yoongi, Jimin, dan Taehyung bergabung di bangku taman, duduk mengelilingi Namjoon. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengucapkan sepatah kata; mereka hanya duduk di sana, bersama-sama, merasakan beban yang Namjoon rasakan.
“Aku tidak tahu harus bagaimana pada kalian,” bisik Namjoon akhirnya. “Aku merasa seperti aku kehilangan arah, bahkan diriku sendiri.”
Jin, menepuk bahu Namjoon. “Namjoon, kau mengajari kami untuk selalu bangkit, tidak peduli seberapa sulitnya. Kami di sini untuk mengingatkanmu bahwa kau juga bisa bangkit. Tidak apa-apa merasa hancur, tetapi ingat, kau tidak sendirian.”
Yoongi kemudian berkata, “Aku dulu berpikir tidak ada yang lebih berarti selain berdiri di panggung. Tapi saat aku melihatmu, aku sadar bahwa apa yang kita miliki jauh lebih dari sekadar musik atau penampilan. Persahabatan ini… itulah yang terpenting.”
Namjoon mengangguk pelan, meski hatinya masih terasa berat. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dia membiarkan perasaannya keluar tanpa merasa malu. Dalam tangisan itu, dia menemukan sedikit ketenangan, menyadari bahwa, meskipun jalannya penuh dengan rintangan, dia punya orang-orang yang selalu ada untuknya.
Malam itu, Namjoon tidur lebih nyenyak dari biasanya. Dia tahu bahwa pemulihan ini akan memakan waktu, dan mungkin dia masih harus menghadapi lebih banyak ketakutan di depannya. Namun, ada satu hal yang mulai dia sadari—bahwa kekuatan yang dia butuhkan selama ini bukan hanya datang dari dalam dirinya, tapi dari mereka yang mencintainya tanpa syarat.
*******
Keesokan harinya, dengan semangat yang mulai pulih, Namjoon memasuki studio latihan. Dia tidak menuntut banyak dari dirinya sendiri, hanya melangkah pelan, kembali berusaha dengan dukungan di sekelilingnya. Sedikit demi sedikit, dia belajar menerima kenyataan bahwa pemulihan adalah proses, dan dia tidak perlu melakukannya sendirian.
Dengan langkah baru yang lebih ringan, Namjoon mulai menemukan kembali dirinya, sedikit demi sedikit. Kini, dia tahu bahwa meskipun dia pernah merasa kehilangan, dia tidak akan benar-benar hilang karena BTS dan member-nya adalah keluarga yang akan selalu ada di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namjoon...
FanfictionIni cerita random dan singkat terinspirasi dari Namjoon yang pernah operasi Septum Devesiation