Bab 7

17 2 0
                                    

Pemulihan Namjoon tidak secepat yang dia harapkan. Minggu demi minggu berlalu, tetapi rasa sakit dan ketidaknyamanan masih terasa. Meski napasnya kini lebih lancar, proses pemulihan membuatnya terbatas dalam banyak hal. Dia harus melewatkan beberapa latihan dan menghadapi kenyataan bahwa tubuhnya tidak sekuat sebelumnya.

Suatu hari, ketika semua member BTS datang menemuinya di rumah sakit, Namjoon berusaha tersenyum dan menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja. Namun, para member bisa melihat kecemasan yang mendalam di matanya.

"Kau tidak perlu berpura-pura di depan kami," kata Hoseok duduk di sampingnya. "Kami tahu ini sulit bagimu."

Namjoon tertawa kecil, berusaha mengusir suasana muram. "Aku hanya ingin cepat kembali. Rasanya aneh melihat kalian semua berlatih tanpa aku."

"Kami juga merasa aneh, hyung," balas Jimin dengan senyuman penuh pengertian. "Tetapi kesehatanmu adalah yang paling penting."

Yoongi menambahkan, "Ini adalah masa sulit, tapi kau tidak perlu melewati semuanya sendirian. Kami di sini untukmu, seperti yang selalu kau lakukan untuk kami."

Mendengar itu, hati Namjoon terasa berat. Dia tahu teman-temannya peduli, tetapi dia merasa frustasi karena perasaan ketidakberdayaan yang terus menghantuinya. Dia adalah pemimpin mereka, tetapi saat ini dia tidak mampu memimpin.

*******

Beberapa hari kemudian, Namjoon diberi izin untuk pulang ke asrama. Semua member menyambutnya dengan hangat, mengatur tempat tidurnya agar lebih nyaman dan menyediakan makanan favoritnya. Mereka bahkan menyusun jadwal bergiliran untuk memastikan Namjoon tidak merasa kesepian.

Namun, ketika malam tiba, saat Namjoon sendirian di kamarnya, rasa cemas kembali menghantuinya. Dia tahu pemulihan ini akan memakan waktu, tetapi pikirannya dipenuhi oleh bayangan bahwa dia mungkin tidak akan pernah kembali seperti dulu. Bagaimana jika dia tidak bisa lagi menyanyi atau tampil dengan penuh energi? Bagaimana jika BTS harus melangkah tanpanya?

Keesokan harinya, Namjoon memutuskan untuk mencoba kembali ke studio latihan. Meski tubuhnya belum pulih sepenuhnya, dia merasa bahwa setidaknya harus mencoba untuk mengembalikan dirinya seperti dulu.

Saat dia sampai di studio, member lain sudah menunggunya. Mereka tahu betapa pentingnya ini bagi Namjoon, dan mereka semua ingin mendukungnya.

"Ayo, hyung! Kami akan mulai pelan-pelan," kata Jungkook dengan senyum semangat.

Namun, saat musik mulai, Namjoon merasa tubuhnya tidak mampu mengikuti ritme. Setiap gerakan terasa berat, dan napasnya kembali terasa pendek. Dia berusaha tetap fokus, tetapi rasa sakit mulai menjalar di hidung dan dadanya. Akhirnya, dia terhenti, berlutut di lantai, dengan napas terengah-engah.

Melihat kondisi Namjoon, Jin segera menghampirinya dan menepuk bahunya lembut. "Joon, kau tidak perlu memaksakan diri. Kami semua di sini, menunggumu sembuh sepenuhnya. Tidak ada yang perlu dibuktikan."

Namun, Namjoon menatap mereka dengan mata penuh air mata. "Aku hanya ingin kembali. Aku merasa... tidak berguna."

"Jangan pernah berkata begitu," potong Yoongi dengan suara tegas. "Kau sudah memberikan begitu banyak untuk kami. Ini hanya sementara. Tidak apa-apa jika kau membutuhkan waktu."

Suara itu, yang penuh kasih sayang dan kepedulian, membuat air mata Namjoon pecah. Dia akhirnya melepaskan semua tekanan yang dia rasakan selama ini. Dia menangis di hadapan teman-temannya, tanpa mencoba menyembunyikan perasaannya.

"Kalian tidak tahu betapa sulitnya ini," ucapnya dengan suara parau. "Aku merasa kehilangan arah. Aku tidak tahu apakah aku bisa kembali seperti dulu."

Para member berkumpul di sekelilingnya, memberikan pelukan yang hangat. "Kami di sini untukmu, Hyung." kata Jimin, menepuk punggungnya. "Kau tidak harus melalui ini sendirian."

"Ini mungkin sulit sekarang, tapi kami tahu kau akan kembali lebih kuat dari sebelumnya," tambah Jungkook. "Kami percaya padamu, Namjoon Hyung."

Di tengah pelukan mereka, Namjoon merasakan beban di pundaknya sedikit berkurang. Dia tahu bahwa dia memiliki sahabat yang akan selalu mendukungnya, tidak peduli betapa berat perjalanan ini.

Malam itu, Namjoon merasa sedikit lebih lega. Dia tahu bahwa perjalanan menuju pemulihan masih panjang, tetapi dengan dukungan dari orang-orang yang paling berarti baginya, dia merasa bahwa dia memiliki kekuatan untuk bangkit kembali.

Dengan tekad baru, dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa, meski jalannya panjang dan sulit, dia akan terus berjuang. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk mereka semua, orang-orang yang selalu ada di sisinya.

Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang