Lima

106 15 4
                                    

A/N

Author berubah pikiran, author update aja hari ini. Sebagai gantinya, besok enggak update. Soalnya author sendiri enggak yakin besok bisa update. Jadi, update hari ini aja.

Hehe.

Omong-omong, chapter kali ini agak pendek. Tapi, ini chapter pembuka kenapa nih cerita dikasih judul 'Make Me Love You'.

Oke, selamat membaca:)

___

Ais terdiam sesaat ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Blaze padanya dan Halilintar. Yang ia pikirkan ada dua hal.

Tentang kebolehannya menjawab dan tentang bagaimana ekspresi Halilintar sekarang ini.

“Kok diem? Gue tanya beneran ini,” kata Blaze yang terlihat agak gugup, “Taufan tuh apa suka sama gue?”

Itulah yang Blaze tanyakan pada Ais dan Halilintar. Pertanyaan yang cukup membuat keduanya membisu di tempat walau dari awal, keduanya memang pendiam.

Ais yakin Halilintar menyesal datang ke kamar asramanya hari ini karena di sini, dia harus mendengar Blaze membahas tentang perasaan Taufan. Kalau ditanya kenapa Taufan tidak di sini, jawabannya karena dia sedang mempersiapkan lomba story telling bersama dengan Angin selaku guru Bahasa Inggris.

Mengapa Taufan diikutkan padahal dia anak IPS? Itu karena Angin melihat bahwa Taufan memang pandai dalam berbicara Bahasa Inggris. Jadi, ya sudah deh ... dia ditarik untuk ikut lomba story telling bersama dengan beberapa anak bahasa lainnya.

“Lo...,” kata Ais sambil mematikan ponselnya dan meletakkannya ke atas lantai, “...kok bisa mikir si Taufan suka sama lo dari mana?”

Blaze mengerjapkan matanya lalu berkata, “tadi kita sempet ditegur sama Pak Petir masalah pacaran di kelas. Terus, si Taufan bilang kalau kita belum pacaran. Nah, sama yang lain malah dikatain kalau belum itu artinya memang mau.”

Ais mengerjapkan matanya. Itu ada benarnya sih. Taufan berkata begitu karena dia menyukai Blaze dan berharap bisa jadian dengannya. Jadi, tak salah kalau Blaze berpikir Taufan menyukainya hanya dengan mendengar perkataan pemuda itu.

“Kenapa enggak coba tanya sendiri aja sama orangnya?” tanya Ais sambil melirik ke arah Halilintar yang hanya diam tak bicara.

“Eehh?! Jangan bercanda, masa gue nanya sendiri sama orangnya? Ya malulah! Gimana kalau ternyata dia enggak suka? Kesannya ‘kan kayak gue yang kepedean. Malah malu-maluin diri sendiri,” kata Blaze memasang wajah tak habis pikir dengan apa yang Ais katakan barusan.

Ais hanya terdiam lalu mengambil cemilannya di atas nakas. Dengan santai, dia membukanya lalu memakan isinya.

“Kalau lo tanya ama gue dia suka sama lo apa enggak ya ... gue enggak tahu. Gue sendiri ‘kan enggak terlalu deket sama Taufan,” kata Ais lalu menatap ke arah Halilintar, “enggak tahu sih kalau Gledek.”

Mendengar nama lainnya disebut, Halilintar menoleh dan menatap tak senang ke arah Ais.

Ais hanya menatap datar ke arah pemuda itu dengan tatapan datarnya. “Si Taufan ada cerita sama lo enggak soal perasaannya?”

Halilintar terdiam sesaat sebelum akhirnya menatap ke arah Blaze yang terlihat penasaran. Tanpa sadar, tangan Halilintar mulai mengepal.

“Enggak tahu, tapi dia pernah tanya soal makanan kesukaan lo itu apa,” jawab Halilintar membuat Blaze agak terkejut.

“Beneran?”

“Hm,” balas Halilintar dengan bergumam.

Ais menatap Halilintar yang hanya memasang wajah datar seperti biasa.

[BL] Make Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang