Delapan

100 18 4
                                    

Ada yang tak beres—Blaze yakin soal ini.

Yang Blaze maksud adalah tentang Ais—kembarannya. Walau mereka tak dekat sejak kecil. Tapi, ikatan mereka sebagai seorang saudara kembar memang tak bisa dianggap remeh.

Dalam waktu beberapa tahun, walau tak sebanyak Halilintar, Blaze tahu beberapa kebiasaan kembarannya itu.

Contohnya, Ais lebih suka mengerjakan tugas dengan metode SKS dibandingkan menggunakan metode biasa dengan mengerjakan lebih awal agar bisa bersantai kemudian.

Katanya si Ais, “otak gue lebih jalan kalau kepepet. Jadi ya, mending SKS aja.”

Ya gitu deh, memang agak unik anaknya.

Selain itu, Ais juga punya jam tidur yang agak tak biasa. Dia bisa tidur bahkan tepat setelah makan malam. Saat hari libur seperti Sabtu dan Minggu, Ais akan tidur lebih dari 9 jam. Dia pernah dikira mati sama Taufan hanya karena Ais tertidur 12 jam lebih tanpa sarapan sama sekali. Kalau untuk Halilintar, jelas dia sudah biasa. Blaze sendiri sudah terbiasa walau dulu dia agak kaget saat mendengar kebiasaan tidur milik Ais yang agak aneh.

Ais itu juga tipe orang yang susah bangun, terlebih lagi di pagi hari. Makanya, Blaze merasa ada yang aneh dengan Ais beberapa hari ini.

“Dia bangun pagi mulu tiap hari, aneh enggak sih?” tanya Blaze menatap ke arah Taufan, “mana ternyata ... dia nyamperin si Hali lagi. Biasa juga Hali yang nyamperin Ais. Hali aja sempet kaget.”

“Asal lo tahu ya, si Hali juga agak aneh beberapa hari ini. Gue yang sekamar sama dia aja bingung,” kata Taufan yang juga berpendapat.

“Aneh gimana maksud kamu?” tanya Gempa penasaran.

“Itu ... kadang si Hali tiba-tiba blushing, bjir. Apa mungkin dia nonton bokep ya? Mana posisinya mainan HP lagi,” kata Taufan membuat Blaze mendengus sebal.

“Enggak mungkinlah, Hali tuh anak baik-baik tahu,” kata Blaze memberitahu, “mustahil dia nonton bokep.”

“Mereka berdua jadi aneh gitu sejak kapan?” tanya Gempa membuat Taufan dan Blaze berpikir.

Setelah berpikir sebentar, mereka langsung menatap satu sama lain dan berkata, “ahh ... itu!”

“Apanya yang itu?” tanya Duri yang tak mengerti.

“Itu loh ... beberapa hari yang lalu ‘kan mereka sempet berantem. Tapi, katanya udah baikan. Nah ... sejak saat itu, sikap mereka agak berubah,” kata Taufan menjelaskan.

“Hm ... sejak saat itu ya?” gumam Gempa sambil memegang dagunya dan memasang wajah berpikir.

“Eeh Sol,” panggil Blaze tiba-tiba membuat pemuda berkacamata itu menoleh ke arahnya.

Jangan kaget ya Solar ada di sini. Pokoknya, sejak hari pertama dia masuk dan ikut berkumpul di sini, Solar jadi sering ikut kumpul sama mereka. Ini juga karena dirinya sekelas dengan Ais sih. Tapi kalau tak ada Ais, yang jadi penghubungnya adalah Duri karena bocah penyuka tanaman itu akan selalu memanggilnya tiap kali dia melihat Solar datang ke kantin tanpa Ais sekali pun.

“Apa?” tanya Solar yang baru saja minum es jeruknya dan meletakkannya di meja.

“Di kelas, Ais ada bertingkah aneh gitu enggak? Kayak tiba-tiba melamun atau gimana gitu?” tanya Blaze penasaran.

Solar terlihat berpikir sebentar dengan melirik ke atas lalu beberapa detik kemudian dia berkata, “enggak sih. Tapi, beberapa hari yang lalu, dia sempet nanya sesuatu sama gue.”

“Nanya apaan?” tanya Duri yang duduk tempat di sampingnya.

“Si Ais tanya gue udah ada pacar atau belum,” jawab Solar membuat semuanya mengerutkan dahinya agak bingung.

[BL] Make Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang