Seungcheol tidak menduga bahwa ia akan bertemu dengan Jeonghan di acara korporat tahunan malam ini. Di aula besar dengan dinding kaca yang memancarkan cahaya gemerlap kota Seoul, ratusan tamu undangan berlalu-lalang dengan gelas anggur di tangan, berbincang di antara meja-meja prasmanan yang penuh makanan. Seungcheol, yang awalnya datang ke acara ini sekadar untuk memenuhi formalitas, mendadak tertegun ketika matanya menangkap sosok yang familiar-Jeonghan, berdiri di sisi lain ruangan, dikelilingi oleh beberapa kolega bisnisnya.Jeonghan tampak tenang dan berwibawa dalam setelan jas biru tua yang rapi. Senyuman tipis menghiasi wajahnya saat ia berbicara dengan salah satu eksekutif perusahaan, dan ia memancarkan ketenangan yang nyaris mengintimidasi. Seungcheol memandangnya dari jauh dengan ekspresi rumit; ada rasa frustrasi yang terpendam, rasa kesal yang sulit ia jelaskan. Baginya, perjodohan ini hanya permainan keluarga yang berusaha menjaga persahabatan antarkeluarga. Tidak ada alasan lain yang lebih dalam dari itu-hanya keinginan kakeknya untuk memastikan bahwa hubungan antara Choi dan Yoon tetap terjaga dan langgeng.
Sambil menyesap anggurnya, Seungcheol mendekati Jeonghan dengan langkah mantap namun terkontrol. Ia menyapa dengan nada formal namun terkesan dingin, "Jeonghan. Tak kusangka kita bertemu di sini."
Jeonghan menoleh, dan sesaat senyum kecil muncul di wajahnya. "Seungcheol," sapa Jeonghan ringan, suaranya terdengar sopan namun datar. "Acara seperti ini memang sudah seharusnya kita hadiri, bukan?"
Jeonghan berbicara dengan ketenangan yang sama seperti biasanya, seolah tak ada yang istimewa dalam situasi ini. Namun, ketenangan itu justru semakin mengganggu Seungcheol. Ia menatap Jeonghan dengan mata tajam, mencoba mencari jawaban yang selama ini terasa hilang. "Kau tampak sangat nyaman, Jeonghan. Seolah perjodohan ini sama sekali bukan masalah bagimu," ujarnya, nadanya sinis dan penuh ironi.
Jeonghan tetap tenang, sedikit mengangkat alisnya mendengar nada suara Seungcheol yang jelas menyiratkan rasa ketidakpuasan. Ia tersenyum tipis, seolah mengabaikan kemarahan yang tampak di wajah Seungcheol. "Kenyamanan itu bukan masalah, Seungcheol. Mungkin aku hanya memilih untuk tidak memperumit situasi ini."
Jawaban Jeonghan yang begitu ringan seakan menusuk hati Seungcheol. Ia tidak bisa memahami bagaimana Jeonghan bisa begitu tenang menghadapi sesuatu yang, bagi Seungcheol, terasa seperti sebuah paksaan yang bertentangan dengan kemerdekaannya. Ia tahu bahwa kakeknya sangat mendukung perjodohan ini, tetapi baginya, alasan menjaga persahabatan keluarga yang sudah bertahan selama puluhan tahun tidak cukup kuat untuk memaksakan dua orang menikah.
"Jadi, menurutmu, kita hanya harus menerima ini tanpa banyak bertanya? Kau tak berpikir bahwa ini... tidak masuk akal?" tanya Seungcheol dengan nada sedikit tajam, berusaha menyampaikan kekesalan yang selama ini ia simpan.
Jeonghan menghela napas panjang, lalu menjawab dengan suara yang tetap tenang. "Tentu saja masuk akal dari sudut pandang keluarga kita. Kita semua tahu bahwa hubungan antara keluarga Choi dan Yoon sudah terjalin sejak lama, dan jika perjodohan ini dianggap sebagai cara untuk memperkuat hubungan itu... mungkin kita harus menghargai niat baik mereka."
Seungcheol mendengus sinis, tidak puas dengan jawaban Jeonghan yang menurutnya terlalu klise. Ia menggigit bibirnya, menahan rasa frustasi yang semakin besar. "Menghargai niat baik? Mereka hanya menginginkan kita menikah agar persahabatan mereka tetap terjaga. Apakah menurutmu itu cukup untuk mengorbankan hidup kita?"
Jeonghan menatap Seungcheol dengan pandangan yang lebih serius. Dalam hati, ia memahami rasa frustrasi yang dirasakan Seungcheol, tetapi ia tahu bahwa perjodohan ini lebih dari sekadar persahabatan antara dua keluarga. Ini adalah simbol dari rencana besar-merger yang bertujuan menyelamatkan masa depan Choi Industries. Namun, ia tidak bisa memberitahu Seungcheol hal ini, karena ia sendiri belum sepenuhnya yakin bagaimana reaksi Seungcheol ketika mengetahui kebenarannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/381655054-288-k608455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] The Heirs : Quiet Flames [Jeongcheol]
ФанфикSeungcheol baru saja kembali dari Berlin setelah belasan tahun tidak menginjak kampung halamannya, tetapi baru saja satu minggu berada disana, ia harus menghadapi perjodohan dengan teman masa kecilnya, Jeonghan. Bussiness partner. Love & Hate Rela...