7. Kilas Balik

465 47 0
                                    

Setelah beberapa saat dalam keheningan, Seungcheol menyandarkan punggungnya ke kursi kafe, menatap jendela yang menyajikan pemandangan kota Seoul yang tak pernah benar-benar tidur. Ia menghela napas panjang, merasakan semacam kelegaan yang jarang muncul akhir-akhir ini. Di seberangnya, Jeonghan masih duduk tenang, memainkan ujung cangkir kopinya sambil sesekali melirik ke arah Seungcheol.

"Aku tahu kita sudah jarang punya waktu seperti ini," Jeonghan berkata dengan nada ringan, seolah mencoba memecah sunyi di antara mereka. "Tapi, kupikir, kalau sekali-kali kita coba pergi ke tempat lama, seperti dulu... apa menurutmu itu ide yang buruk?"

Seungcheol menoleh, menatap Jeonghan yang menunggu jawabannya dengan senyuman tipis. Tempat lama? Maksudnya sekolah mereka dulu? Seketika kenangan masa kecil yang hampir terlupakan mulai berdesak-desakan di pikirannya. Meskipun ia merasa sedikit canggung membayangkan kembali ke masa lalu, melihat sekolah mereka, ia menyadari betapa kenangan-kenangan itu sudah lama ia tinggalkan, tenggelam dalam kehidupan sibuknya.

"Aku kira... kenapa tidak?" jawab Seungcheol akhirnya, sedikit mengangkat bahu. "Tapi jangan salahkan aku kalau tempatnya sudah berubah banyak. Terakhir kali aku kesana, sekolah kita bahkan hampir dipugar."

Jeonghan hanya tertawa kecil. "Ya, mungkin benar. Tapi mungkin kita masih bisa melihat sebagian dari tempat itu, siapa tahu? Dan lagi, kupikir, kita berdua bisa menghabiskan waktu tanpa perlu memikirkan hal-hal gila yang menguras tenaga," ujarnya dengan nada yang ringan, namun penuh arti.

Setelah setuju untuk pergi ke sekolah lama mereka, Jeonghan dan Seungcheol keluar dari kafe dan segera masuk ke mobil. Suasana di dalam terasa hangat dan ringan, seperti mereka tengah menghidupkan kembali hubungan persahabatan yang hampir terlupakan. Jeonghan duduk di belakang kemudi, sementara Seungcheol duduk dengan santai di sampingnya, menatap ke luar jendela dengan pandangan yang dalam.

"Kau tahu, kukira sekolah itu sudah hilang," Seungcheol berkata sambil tersenyum kecil, mencoba mengabaikan perasaan nostalgia yang perlahan merasuki dirinya.

"Kau saja yang terlalu sibuk," Jeonghan menimpali sambil menghela napas seolah-olah ia mengenal betul sifat keras kepala Seungcheol. "Kalau aku tidak mengajakmu sekarang, kau mungkin tidak akan ingat pernah bersekolah di sana."

Seungcheol mendengus, melirik Jeonghan dengan tatapan menantang. "Aku hanya sibuk dengan hal yang penting. Lagipula, siapa yang paling sering mengingatkanmu untuk bangun tepat waktu dulu? Kalau bukan aku, kau pasti masih tidur di bawah pohon besar itu setiap jam olahraga."

Jeonghan terkekeh, mengangkat bahu dengan ekspresi tak berdosa. "Bukannya itu lebih nyaman? Olahraga bukan hanya soal fisik, Seungcheol. Kadang, strategi dan ketenangan bisa lebih menentukan. Kau seharusnya belajar sedikit."

"Strategi, ya?" Seungcheol menegakkan duduknya, menatap ke depan sambil menggelengkan kepala. "Kau menyebutnya strategi, aku menyebutnya curang. Kau selalu punya trik untuk menang tanpa berkeringat."

"Ah, itulah bedanya kita, bukan?" jawab Jeonghan santai. "Kau si Leo sejati. Penuh semangat, tegas, dan tak pernah mau kalah. Sementara aku cukup tahu kapan harus memainkan peran. Kau selalu begitu keras dan dominan, sejak kecil pun begitu. Aku yang lebih tenang saja kadang masih takut kau marah."

Seungcheol tersenyum bangga, menatap Jeonghan dengan sorot mata penuh arti. "Jangan berlebihan. Sejak kapan aku menakutkan bagimu? Aku hanya lebih tegas."

"Lebih tegas, atau lebih emosional?" Jeonghan tertawa kecil, menggoda dengan tatapan jahil. "Ingat saat kau marah besar waktu kita kalah main basket dulu? Kau hampir mengejar seluruh tim lawan ke luar lapangan."

Seungcheol mendesah keras, tersenyum sambil mengenang kejadian itu. "Itu karena mereka curang, dan kau-kau malah sibuk tertawa di belakangku waktu itu. Aku sudah siap membela tim kita, tapi kau tak membantu sama sekali."

[TAMAT] The Heirs : Quiet Flames [Jeongcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang