bab 2

7 2 0
                                    

Saat Yerin dan Joy memasuki kelas, suasana langsung berubah tegang. Semua orang tampak menghindar dari mereka, bahkan beberapa siswa mundur begitu Yerin dan Joy melangkah masuk. Tatapan takut dan hormat tergambar jelas di wajah teman-teman sekelas mereka, yang membuat Yerin semakin bingung. Ia tak menyangka tubuh barunya memiliki reputasi yang begitu berpengaruh di sekolah ini.

Joy berjalan santai ke baris belakang, lalu mendapati bangkunya diambil oleh seorang siswa. Tanpa ragu, ia mengusir siswa itu dengan nada ketus, “Minggir. Ini tempat kami.”

Tanpa berkata apa-apa, siswa itu menunduk dan pindah dengan cepat. Yerin, yang menyaksikan kejadian itu, merasa tidak enak hati. Tanpa sadar, ia berbisik, “Maaf…”

Joy menoleh, tampak terkejut. “Maaf? Yerin, kau baik-baik saja? Biasanya kau akan ikut mengusir mereka, bukan malah meminta maaf.”

Yerin menggaruk kepala, merasa bersalah sekaligus bingung. “Ah… hanya… hanya merasa kasihan saja.”

Joy menggelengkan kepala dengan senyum kecil. “Kau aneh hari ini.” Mereka tak sempat berdebat lebih jauh karena guru sudah masuk, memulai pelajaran dengan cepat.

Sepanjang pelajaran, Yerin berusaha fokus pada materi, meski pikirannya terus berputar, mencoba memahami siapa dirinya di dunia ini. Ia merasa seperti aktris dalam drama yang memerankan peran asing.

Ketika bel istirahat berbunyi, Joy langsung menarik tangan Yerin, memandangnya dengan pandangan penuh selidik. “Kau ini kenapa? Biasanya kau langsung bergegas ke basecamp Taehyung saat istirahat.”

Yerin menatapnya dengan kebingungan. “Untuk apa aku ke sana?”

Joy tertawa kecil, memandang Yerin dengan mata berkilat-kilat. “Jangan bilang… kau melupakan Taehyung? Itu bukan gaya Yerin yang aku kenal.”

Yerin terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Mendengar nama Taehyung disebut-sebut, ia teringat pada pria tampan namun dingin yang menjemputnya tadi pagi. “Taehyung itu… siapa?”

Joy mendengus tak percaya, “Serius, Yerin? Taehyung itu pacarmu! Kau benar-benar aneh hari ini. Jangan bercanda!”

Mata Yerin membesar. Pacarnya? Pria tampan yang dingin itu adalah pacarnya? Ia hampir tak percaya.

“Kau sedang merencanakan sesuatu, ya? Gebrakan baru, begitu?” Joy menebak dengan tatapan penasaran. “Kau pasti punya maksud tersembunyi dengan pura-pura lupa begini. Kau memang drama queen sejati!”

Yerin hanya menggeleng, tak sanggup membalas. Ia tidak tahu bagaimana meresponsnya. Ia bahkan tidak mengingat apa-apa tentang hubungan ini. Namun, Joy tidak membiarkan Yerin berlama-lama dalam kebingungan. Dengan penuh semangat, ia menarik Yerin menuju basecamp Taehyung.

Mereka berjalan menuju bangunan di belakang sekolah, yang ternyata adalah ruangan khusus. Dari luar terlihat biasa saja, namun begitu mereka masuk, Yerin terpukau oleh kemewahan di dalamnya. Ruangan ini dilengkapi meja biliar, TV besar, PlayStation, dan perabotan mewah yang tampak tidak pantas berada di sekolah. Tempat ini seperti lounge pribadi.

“Hei, Yerin! Akhirnya kau datang juga!” katanya dengan suara hangat dan senyum lebar. "Ehmm... kurasa ada yang beda.."

Yerin terdiam sesaat, mencoba menutupi rasa bingungnya. Pria ini, yang ia dengar dipanggil Jimin, terlihat sangat akrab dan penuh humor. Tampaknya dia sudah lama mengenal sosok Yerin sebelumnya, tetapi bagi Yerin yang baru di tubuh ini, semua terasa asing.

“Eh, iya… kurasa aku memang agak berbeda,” jawabnya canggung, berusaha menyesuaikan diri.

Jimin menyeringai, mendekat dengan tatapan penasaran. “Jadi, penyakit aneh itu mengubahmu, ya? Biasanya kau paling sok keren dan angkuh, Bu Bos. Hari ini kau malah kelihatan bingung, kayak... murid baru.”

Joy ikut tertawa mendengar godaan Jimin. “Mungkin si sakit itu benar-benar memukul keras kepalanya. Bayangkan, tadi pagi dia bertanya siapa Taehyung, bahkan minta maaf ke orang di kelas. Itu Yerin atau Yerin palsu?”

Mendengar itu, Taehyung akhirnya melirik mereka dengan pandangan acuh tak acuh. Namun, dia kembali pada gitarnya, tampak tak peduli dengan percakapan mereka. Yerin merasakan tatapan dingin pria itu, membuatnya semakin tak nyaman.

“Oh, tenang, Taehyung. Yerin kita mungkin sedikit berubah, tapi dia tetap gadis yang sama, kan?” ujar Jimin sambil terkekeh, tampaknya senang dengan kebingungan Yerin.

Yerin hanya bisa tersenyum kaku. Dalam hati, ia merasa seperti berada di panggung sandiwara. Setiap orang di ruangan ini mengenalnya, menganggapnya sebagai sosok yang selama ini mereka kenal, tapi itu bukan dirinya. Sementara Jimin terus menggodanya dengan panggilan "Bu Bos," Taehyung tetap bersikap dingin, seolah kehadirannya adalah gangguan.

"Sudahlah, Jimin. Mungkin aku hanya... mencoba sudut pandang baru," jawab Yerin akhirnya, berusaha bersikap santai meski dalam hati ia semakin bingung.

Jimin mengangkat bahu, tapi ia terus memandang Yerin dengan mata menyelidik, seolah ada sesuatu yang membuatnya penasaran.






tbc

AlteritéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang