Prolog

242 22 5
                                    

"Itu dia orangnya baru datang." Pong menunjuk dari jendela paling atas mansion itu, "Dia anak miskin itu, yang di pungut oleh mama Jes."

"Mana?" Mile ikut-ikutan mengintip di jendela dan mengernyit, "sepertinya dia biasa-biasa saja? Apa yang membuat mama Jes memungutnya?"

"Karena dia anak kesayangan di sekolah yang didirikan oleh mama Jes, nilai-nilai pelajarannya paling sempurna, dan otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin, dengar-dengar ayahnya baru meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, dan dia tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah Nyonya Garn memutuskan menjadi penyandang dananya."

Mile melirik ke arah Jes yang tampak tidak tertarik, sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaannya. Lelaki itu tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya beberapa orang yang bisa berdekatan dengannya, Jespipat Tilapornputt, putra dari konglomerat nomor satu di negara ini. Pong dan Mile adalah sebagian yang beruntung. Mereka dekat bukan karena Jes membuka diri, tetapi karena kedua orangtua mereka memang bersahabat dan mereka sudah berkenalan sejak kecil. Jes bukanlah orang yang dekat dengan kedua orangtuanya. Papanya tidak pernah ada di mansion, sibuk dengan bisnisnya, dan mamanya lebih senang berkeliaran di luar dengan kegiatan amal dan kebaikan hatinya, merasa bahagia karena dipuja orang sebagai pribadi yang dermawan. Meskipun Jes sangat menghormati kedua orangtuanya itu.

Dan Bible Wichapas mereka bicarakan itu tentunya menjadi subjek terbaru mamanya untuk menuai pujian dari semua orang. Jes mengernyit kesal. Mamanya selalu membuatnya repot, dan sekarang, dia menampung anak gelandangan itu disini, di mansionnya. Jes harus selalu berinteraksi dengan dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.

"Tapi dia tampan, namun juga cantik." Mile bergumam lagi, kali ini mengamati lebih intens. "Jes, kau benar-benar tidak ingin melihatnya?"

"Tidak." Jes mengangkat kepalanya dari buku, merasa terganggu karena kedua temannya itu mengganggu konsentrasi membacanya,

"Toh aku akan bertemu dengannya nanti, dia akan tinggal di mansion ini."

Pong mengernyit, "Mamamu memutuskan supaya dia tinggal di mansion keluarga Paterson? Aku pikir dia hanya akan menanggung biaya hidup dan pendidikannya."

"Bible tidak punya rumah, karena ayahnya begitu miskin dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka disita oleh Bank, karena itu mama memutuskan menempatkannya di sini." Jes mencibir, membayangkan betapa senangnya Bible mendengar keputusan mamanya. Anak gelandangan itu pasti tidak akan melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa tinggal di mansion mewah, mansion keluarga Paterson. Begitupun, anak gelandangan itu, Jes sangat yakin Bible punya rencana buruk untuk menggerogoti kekayaan keluarganya.

"Kau tidak menyukainya ya?" Mile menangkap sorot kebencian di mata Jes. Dengan acuh Jes mengangkat bahunya,

"Aku tidak suka semua gelandangan miskin pengincar harta."

Pong dan Mile saling melemparkan pandangan tahu tahu sama tahu, kalau Jes tidak menyukainya. Karena Jes terkenal kejam dan tak berbelas kasihan kepada orang-orang yang tidak dia suka.

______

Bible turun dari Limousine yang dikirimkan Nyonya Garn kepadanya, dan tertegun menatap mansion mewah di depannya. Astaga. Mansion ini besar sekali, seperti istana di negeri dongeng. Ini adalah mansion terbesar yang pernah Bible lihat, yang bisa Bible banyangkan. Tetapi kemudian Bible mengernyit, mansion ini terlalu besar, terlalu mewah dan Bible merasa tidak nyaman kalau harus tinggal di sini. Dia sudah berusaha menolak ketika Nyonya Garn memintanya tinggal di mansion keluarga Paterson yang terkenal itu, setelah Bible tinggal sebatang kara karena kematian ayahnya. Tetapi Nyonya Garn bersikeras, dan Bible tidak bisa menolaknya, Nyonya Garn sudah membiayai sekolahnya, Bible sangat berhutang budi padanya.

Sweet Enemy || JesBibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang