'kemarahan yang tersimpan jauh didalam dirimu,bisa menjadikanmu gila suatu saat nanti.'
.
.
.Mile sangat tampan. Dengan tubuhnya yang ramping, matanya yang selalu tampak sendu, menyimpan kesedihan tersendiri. Membuat seseorang selalu ingin mengasihinya. Sayangnya seorang 'perempuan' dan 'laki-laki' itu tidak tahu kebencian Mile kepada perempuan, dan pada akhirnya para perempuan itulah yang menjadi korbannya.
Hari ini Mile sedang mengunjungi mansion Jes membawakan buah-buahan untuk menengok si sakit. Sayangnya yang dicarinya tidak ada, dari pelayannya dia tahu bahwa Jes sudah masuk kerja. Membuat Mile menunggu hampir selama dua jam.
Akhirnya Jes pulang dari kantor, dan sepertinya kondisi kesehatan yang belum pulih benar. Mile memandang ke arah Jes yang masih terbatuk-batuk dan mengangkat alisnya melihat wajah Jes yang masih pucat.
"Seharusnya kau tidak masuk kerja dulu."
Jes cemberut, "aku bosan di rumah, tidak ada yang bisa aku lakukan."
"Kau bisa tidur dan beristirahat." Mile terkekeh, "itu yang biasanya dilakukan oleh orang sakit."
Jes menghela nafas panjang, lalu membanting tubuhnya dan berbaring di sofa besar di depan Mile. Lalu dia menoleh dan menatap Mile dengan tajam.
"Malam itu.... saat hujan petir waktu itu."
"Ya?" Mile tampak tidak peduli, dia menghirup teh chamomile yang tadi diseduhkan oleh pelayan Jes.
"Aku memintamu untuk melihat Bible karena dia takut petir."
"Iya. Dia memang ketakutan dengan petir." Mile membolak-balik majalah yang ada di depannya dengan tidak peduli.
"Lalu apa yang kau lakukan pada Bible? Kau tidak kembali ke kamar malam itu."
Mile mengangkat matanya dari majalahnya, mengawasi Jes lalu tersenyum,
"Cemburu, Jes?"
Muka Jes sedikit merona, tapi bibirnya menipis kesal.
"Kata Bible kau memasangkan earphone di telinganya, lalu dia tidak ingat apa-apa lagi."
"Kau sangat perhatian padanya," Mile memilih tidak menjawab pertanyaan Jes, membuat Jes makin kesal.
"Dia sudah seperti keluargaku."
"Tapi dia bukan adikmu." suara Mile menajam, tapi dia kemudian menguasai diri dan senyumnya muncul kembali,
"Jangan cemas Jes, aku tidak melakukan sesuatu yang salah kepadanya. Dia memakai earphone ku dan aku menunggunya sampai tidur. Aku menyelimutinya dan kemudian karena aku mengantuk aku tidur di kamar tamu."
Jes mengawasi Mile tak percaya.
"Benarkah?"
"Kau bisa bertanya kepada pelayan yang membereskan kamar tamumu." Mile tersenyum dan menatap Jes,
"Kalau aku tidak mengenalmu, aku akan menduga bahwa kau sedang cemburu."
"Aku tidak cemburu." Jes menyela keras kepala,
"Aku hanya cemas kau berubah pikiran dan mengincarnya. Kau tahu aku punya hutang budi yang besar kepada Bible dan karena itu aku bertekad menjaganya." Jes mengernyit,
"Mereka yang menjadi korbanmu... mereka patah hati dan hancur... Aku tidak ingin Bible berakhir seperti itu."
Ekspresi Mile mengeras mengingat para mereka yang disakitinya. Berbeda dengan Jes, tidak ada penyesalan di dalam hatinya ketika mengingat mereka. Mereka semua mendekatinya karena Mile adalah anak orang kaya dengan kemampuan beemain biola yang luar biasa. Mereka semua sama seperti ibunya, yang menjualnya demi kekayaan. Mile senang menghancurkan mereka semua. Membuat mereka patah hati dan tak berharga lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Enemy || JesBible
Fanfiction𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘪𝘬, 𝘉𝘪𝘣𝘭𝘦. 𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘤𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘮𝘶, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩�...