20. Kecurigaan

567 40 2
                                        

Hari-hari berlalu dengan hampa bagi Seungcheol setelah perpisahannya dengan Jeonghan. Ia kembali pada rutinitas sehari-harinya, menghadiri rapat-rapat perusahaan, bertemu dengan kolega, dan mengelola bisnis Choi Industries, namun tanpa semangat yang biasanya mengisi dirinya. Meskipun keluarganya sama sekali belum mengetahui kabar perpisahannya dengan Jeonghan, dalam diam, ia merasa setiap orang dapat melihat perubahan yang mencolok dalam dirinya.

Namun, hingga saat ini, Seungcheol belum siap untuk mengungkapkan apa yang terjadi kepada keluarganya, terutama pada kakeknya. Apalagi, keterlibatan Sowon dalam keputusan Jeonghan menambah lapisan rumit yang tak ingin ia bahas. Begitu banyak perasaan bercampur yang enggan ia ungkapkan, terutama pada keluarganya yang selalu penuh perhitungan dan kepentingan. Tak ada seorang pun yang tahu kebenaran di balik keputusan Jeonghan, dan Seungcheol memilih untuk membiarkan segalanya tetap dalam kegelapan.

Beberapa kali, undangan makan siang atau makan malam dari Kakek Choi atau Ketua Yoon menghampiri mereka berdua. Undangan yang hampir pasti akan dihadiri Jeonghan dan kakeknya itu selalu diabaikan Seungcheol. Pada saat-saat seperti itu, Seungcheol hanya bisa memberi alasan bahwa ada pekerjaan atau rapat yang tak bisa ia tinggalkan. Ia tahu, lambat laun keluarga mereka akan bertanya-tanya, tetapi untuk saat ini, ia memilih untuk menjaga jarak.

Namun, takdir seolah memiliki cara tersendiri untuk mempertemukannya dengan sesuatu yang tak ingin ia hadapi. Suatu sore, Seungcheol pergi ke restoran untuk bertemu dengan salah satu klien penting perusahaan. Ia melangkah masuk, mencoba mengendalikan pikirannya yang kacau agar dapat fokus pada pertemuan bisnis. Restoran itu tenang, dengan dekorasi mewah yang menawarkan ketenangan yang sempurna untuk membicarakan urusan bisnis.

Setelah pertemuan selesai, Seungcheol berdiri dan bersiap meninggalkan restoran. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok yang tak asing di sudut ruangan. Di meja dekat jendela, ia melihat Sowon, yang sedang duduk sendirian dengan segelas minuman di tangannya. Sowon yang tampak begitu anggun seperti biasanya, tapi ada sesuatu dalam ekspresi wajahnya yang tak biasa—terlihat sedikit lelah dan… sendu.

Sejenak, Seungcheol ingin mengabaikannya dan segera pergi, tetapi hatinya mendesaknya untuk setidaknya menyapa. Dengan berat hati, ia melangkah mendekati Sowon dan berdiri di samping mejanya. Sowon mengangkat wajahnya begitu ia merasakan kehadirannya, dan ekspresi terkejut muncul di wajahnya.

“Seungcheol,” ucapnya pelan, suaranya sedikit terkejut namun juga hangat. “Aku tak menyangka akan bertemu denganmu di sini.”

Seungcheol hanya mengangguk kecil, mencoba menjaga kesan tenang meskipun hatinya masih dipenuhi perasaan bercampur. “Aku juga tak menyangka,” jawabnya dengan suara datar. “Aku hanya kebetulan ada urusan bisnis di sini.”

Sowon tersenyum tipis, menatap wajah Seungcheol dengan sorot mata yang penuh pengertian. “Kau… terlihat lebih sedih dari terakhir kali kita bertemu. Apakah perpisahanmu dengan Jeonghan begitu berat bagimu?”

Pertanyaan itu membuat hati Seungcheol tersentak. Ia mencoba menyembunyikan perasaannya, tetapi tampaknya Sowon telah menangkap semua kegundahannya hanya dari sorot matanya. Sejenak, ia hanya terdiam, tidak ingin menjelaskan lebih jauh, tetapi akhirnya ia mengangguk pelan.

“Ya,” jawabnya jujur, meskipun suaranya nyaris tak terdengar. “Jeonghan adalah… bagian dari hidupku yang sangat berarti. Aku hanya berharap kau bisa menjaga dan mendampinginya dengan baik. Dia bukan hanya seseorang yang pernah aku cintai… dia juga adalah sahabat terbaikku.”

Sowon terdiam, ekspresinya berubah sedikit serius. Ia menatap Seungcheol dengan penuh perhatian, lalu mengangguk. “Aku akan menjaga Jeonghan, Seungcheol. Aku tahu betapa pentingnya dia bagimu, dan aku akan memastikan dia bahagia… dengan atau tanpa dirimu di sisinya.”

[TAMAT] The Heirs : Quiet Flames [Jeongcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang