Hari-hari berikutnya Aria dipenuhi dengan kegelisahan dan harapan. Dia mengatur rencana perjalanan ke Bali dan merencanakan pertemuan dengan Rizky. Setiap malam, dia memeriksa ponselnya, berharap mendapatkan balasan. Dalam setiap detakan jantungnya, ada harapan baru, meskipun rasa takut akan kehilangan juga menghantuinya.
Ketika Rizky akhirnya membalas pesannya, perasaannya campur aduk. "Tentu, Aria. Saya senang mendengar dari kamu. Mari kita bertemu. Saya akan menunggu."
Mendengar suara Rizky, hatinya bergetar. Namun, saat malam tiba, pikirannya dipenuhi dengan keraguan. Apakah mereka bisa berbicara dengan baik? Apakah dia akan menangis? Aria merasa seperti pelaut yang berlayar di lautan yang tak pasti.
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba. Dengan semangat yang menggebu, Aria terbang ke Bali. Setiap langkah di bandara dan sepanjang jalan menuju hotelnya terasa bagaikan langkah menuju sebuah harapan baru. Ketika dia sampai, matahari terbenam memancarkan warna keemasan yang memukau. Aria menghela napas dalam-dalam, merasakan kedamaian yang sudah lama hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Hari Untuk Hidup
Любовные романыSetelah menerima diagnosis terminal yang mengejutkan, Aria, seorang wanita berusia 30 tahun, diberi waktu tiga hari untuk hidup. Menyadari bahwa waktu yang tersisa sangat sedikit, ia memutuskan untuk membuat daftar hal-hal yang ingin dilakukannya se...