Part: 03

508 64 7
                                    

Mereka sampai di apartemen Taehyung.

Jungkook keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Taehyung. Dan Taehyung keluar dari mobil lalu meninggalkan Jungkook sendirian masuk ke dalam apartemennya.

Taehyung pergi ke dapur dan melihat kulkasnya. Dia mengambil ramen dan merebus airnya. Sambil menunggu air mendidih, ia tersentak saat sepasang tangan melingkari pinggangnya.

Taehyung juga merasakan sesuatu di bahu kirinya. Dia menoleh ke kiri dan melihat wajah Jungkook.

"A-apa yang kamu lakukan disini? Kenapa kamu bisa masuk?" Tanya Taehyung sambil mencoba melepaskan tangan Jungkook dari pinggangnya.

"Rahasia tapi kalau kamu menghisap penisku, aku akan menceritakannya padamu saat itu juga." Kata Jungkook merespon dan ia dengan nyaman menyandarkan dagunya di bahu Taehyung yang lembut.

"Lepaskan, aku lapar dan aku mau makan." Kata Taehyung dengan kasar menarik tangan Jungkook darinya.

"Kamu tahu, kamu bisa memakanku kalau kamu mau, aku punya sosis, telur, roti, dan susu." Goda Jungkook dengan polos.

"Diam!" Gerutu Taehyung sambil memutar matanya. Dia membuka tutup pancinya dan memasak ramen.

"Ramen? Apa hanya kamu yang mampu membelinya? Tubuhku gratis untukmu." Ucap Jungkook sambil menyilangkan tangannya.

"Tutup mulutmu, kamu tahu, kamu masuk tanpa izin ke rumahku." Jawab Taehyung dan menuangkan ramen yang sudah masak ke dalam mangkuk.

"Aku? Bagaimana? Kapan? Aku hanya mengunjungi calon suamiku saja." Balas Jungkook merespons dengan dramatis.

"Brengsek." Gerutu Taehyung, ia lalu duduk di kursi ruang makan.

Jungkook mengikutinya dan duduk di depan Taehyung.

"Ramen enak tapi tak sehat untukmu. Susuku enak dan enak untukmu." Kata Jungkook terkekeh.

"Dan aku tidak peduli itu." Jawab Taehyung tanpa melirik ke arahnya dan terus memakan makanannya. Jungkook berdiri di kursi dan keluar dari rumahnya.

Taehyung menghela nafas lega lalu menutup mata sejenak, setidaknya Jungkook sudah pergi. Namun ia tersentak saat membuka mata lagi ketika banyak makanan tersaji di mejanya.

"Ini, ini yang di sebut makanan. Sekarang, makanlah ini." Gumam Jungkook sambil menunjuk makanannya.

"Aku tak minta ini." Kata Taehyung mengabaikannya, tak ingin merasa kesal.

"Tidak, makan ini." Kata Jungkook bersikeras. Dia mengambil sumpit dan menyuapi Taehyung dengan kimchi.

"Kenapa kamu melakukan ini sama aku? Aku cape dengan kamu ikuti aku terus, tahu tak?" Tanya Taehyung dan membanting meja.

"Sudah kubilang, aku akan mengantarmu dan aku disini untukmu." Kata Jungkook menyeringai sambil berdiri di belakangnya.

Taehyung menelan ludah lalu menatap mata Jungkook. Dia tak bisa melihat apapun di mata Jungkook. Tapi matanya kosong, tanpa emosi atau perasaan lainnya.

"Kenapa? Apa karena kamu ingin balas dendam padaku kerena kejadian masa lalu? Kalau begitu lakukanlah, sialan!" Teriak Taehyung sambil mengepalkan tangannya.

"Balas dendam? Ah, aku tak berencana melakukan itu. Kamu terlalu berharga bagiku." Balas Jungkook terkikik.

"Aku sudah mengkhianatimu, Jeon Jungkook, apakah kamu sudah lupa bodoh!" Teriak Taehyung menggeram menahan dirinya hingga meledak.

"Ya, kamu benar, bodohnya mencintaimu dan hatiku yang sialan itu terus mengkhianatiku dulu dan sekarang. Aku ingin membencimu tapi aku terlalu mencintaimu sehingga aku tak bisa membencimu. Apakah aku bodoh karena mencintaimu? Ya, aku memang bodoh tapi menikmatinya." Ujar Jungkook.

Taehyung hanya menghela nafas lalu pergi ke kamarnya. Dia hendak mengunci pintu tapi Jungkook cepat mendorong pintu dan masuk ke dalam.

"Tolong tinggalkan aku, aku ingin sendiri, Jungkook." Ucap Taehyung lemah karena lelah dengan semua ini.

"Aku tidak ingin meninggalkanmu. Jika kamu ingin aku diam, maka aku akan melakukannya tapi aku tidak akan pergi." Kata Jungkook bersikeras.

Taehyung memutar matanya lalu berbaring di tempat tidurnya. Dia menghadap dinding, punggungnya menghadap Jungkook. Taehyung hampir terlelap. Tapi dia merasakan tempat tidurnya tenggelam di belakangnya.

Jungkook berbaring di sampingnya dan memeluknya dari belakang. Dia bisa merasakan nafas hangat Jungkook di tengkuknya.

"Aku sangat merindukan saat-saat seperti ini, tidur di sampingmu. Aish, aku bodoh, mungkin kalau kamu orang lain aku akan membencimu, membunuhmu, atau membuatmu menderita seumur hidup." Kata Jungkook terkekeh.

"Kalau begitu, lakukanlah, aku bisa menunggumu." Kata Taehyung mengejeknya.

"Kalau itu kamu, kenapa aku harus membencimu? Melihatmu menderita saja membuatku juga ikut menderita. Kalau aku di beri pilihan membunuhmu atau aku bunuh diri maka aku akan memilih bunuh diri dari membunuhmu. Aku tak apa-apa jika akulah yang mati dari melihatmu mati, aku sangat menyukaimu." Kata Jungkook menyeringai.

"Kenapa harus aku yang spesial untukmu? Kamu harusnya membenciku, jangan menyukaiku." Tiba-tiba Taehyung bertanya ingin tahu kenapa Jungkook begitu bodoh.

"Membencimu tidak ada dalam kosakataku. Mencintaimu lebih baik dari membencimu." Jawab Jungkook tertawa.

Taehyung menggigit bibir bawahnya, ia berbalik dan menatap mata Jungkook.

"Tapi mencintaiku itu salah, Jungkook. Tolong, tinggalkan aku sendiri." Ucap Taehyung dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak mau, Taehyung, kamu boleh memaksaku melakukan apa saja tapi aku tidak akan meninggalkanmu." Jawab Jungkook jujur.

Taehyung hanya menghela nafas, ia meringkuk di lekuk leher Jungkook, dan ia merasakan ada tangan yang masuk ke dalam kemejanya. Taehyung menutup matanya dan tertidur lelap dengan Jungkook membelai punggungnya dan mencium kepalanya.



-TBC-

Semoga besok tetap seperti itu🤭

Jeon X Kim S2 (kookv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang