Chapter 8

428 40 10
                                    

Setelah selesai bersiap siap Hinata menuruni tangga untuk bergabung dengan keluarganya di ruang makan dan menyapa mereka semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai bersiap siap Hinata menuruni tangga untuk bergabung dengan keluarganya di ruang makan dan menyapa mereka semua.

"Selamat pagi Kaasan, Tousan, Neji-niisan dan kauu Hanabi bisakah kau bangunkan kakak mu dengan benar" Hinata mendengus kesal

"Aku sudah mengetuk pintumu berulang kali Neesan, tapi kau tak menjawab. Akhirnya aku masuk ke kamarmu karena tak terkunci, ku bangunkan dengan pelan tapi seperti tadi ku bilang, kau tidur seperti dugong astaga. Jadi aku terpaksa berteriak di telingamu."Hanabi menjawab dengan cengiran lebar

Hinata menyubit pipi adiknya " Dasarrr, tapi terima kasih telah membangunkan Neesan"

"Yakk, Neesan. Pipi ku sakit, tapi tak apa karena hari ini aku bisa memakai mobil baru ke sekolah." Hanabi menjawab dengan mata yang berbinar binar.

"mengingat mobil, astaga, aku harus ke Akatsuki hari ini. Tapi bagaimana caranya?? Aku tak bisa mengendarai mobil atau motor karena aku bukan Neesan" Hinata membatin sambil menggigit bibirnya bingung

"Sudah sudah hentikan kalian berdua, ah iya Hinata kau ingin melakukan apa hari ini sayang??." Hikari bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ahhh, aku ingin ke markas Akatsuki Kaasan" Hinata menjawab pertanyaan Ibunya.

"Ada keperluan apa Hinata?? Jangan bilang kau ingin kembali balapan??" Neji bertanya sambil memincingkan matanya.

"Astaga tidak Niisan, bahkan aku saja lupa bagaimana mengendarai mobil. Tapi mungkin jika ku coba mengingat ingat aku bisa mengendarainya lagi dan kembali balapan" mata Hinata berkilat kilat jahil.

"Tidak, akan niisan antarkan ke markas Akatsuki. Dan kau memiliki Kou-nii untuk mengantarmu kemanapun" Neji bersikap protektif pada adik sepupunya.

Hinata yang mendengar itu, hatinya benar benar menghangat. Ia jadi merindukan Niisan nya yang sangat protektif bahkan mengorbankan nyawanya demi dirinya. Tiba tiba Hinata merasa ingin menangis tapi ia harus menahannya.

"Terima kasih Niisan, dan bisakah aku tidak masuk ke kantor dulu??" Hinata bertanya dengan tatapan memohon.

"Tousan memang ingin kau segera kembali ke kantor, tapi dulu kau selalu sibuk dengan urusan Hyuga Crop. Jadi ambil jeda waktumu sebanyak mungkin nak" Hiashi memberikan tatapan kasih sayang pada anaknya

"Terima kasih Tousan" Hinata tersenyum tulus

"Ah ya Neesan, ada apa kau tiba tiba ke markas Akatsuki" Hanabi menanyakan kepada kakaknya

"Aku ingin belajar Seni Bela Diri" Hinata menjawab datar.

Semua yang di ruangan tersebut hampir tersedak mendengar pernyataan Hinata.

Two The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang