Chapter 3

819 85 8
                                        

Tak berselang lama Pintu kamar pasiennya terbuka, memperlihatkan seorang wanita cantik dengan rambut pirang dan asistennya yang berambut pendek, seseorang yang sangat di kenali Hinata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak berselang lama Pintu kamar pasiennya terbuka, memperlihatkan seorang wanita cantik dengan rambut pirang dan asistennya yang berambut pendek, seseorang yang sangat di kenali Hinata.

"Ahhh, jadi Tsunade sama juga seorang dokter di dunia ini dan shizune-san tetap menjadi asistennya" Hinata membatin

"Permisi menggangu waktunya Hiashi, Hikari. Saya kemari ingin memeriksa keadaan Hinata " Dr. Tsunade berbicara seraya melangkah mendekati tempat tidur Hinata.

Setelah melakukan beberapa kali pengecekan akan kondisi Hinata, Dr. Tsunade menjelaskan keadaan Hinata kepada kedua orang tuanya.

"Secara keseluruhan kondisi Hinata membaik, hanya saja dia masih kaku untuk menggerakkan tubuhnya. Jadi perlu latihan untuk melemaskan otot ototnya"

Menarik nafas dalam Dr. Tsunade kembali berkata "Namun, mohon maaf karena harus mengatakan ini, Hinata kehilangan sebagian ingatannya di akibatkan trauma atas kecelakaan yang dia alami. Tapi tenang saja itu tidak akan lama, selagi orang orang di sekitarnya turut membantu pemulihan ingatannya "

Hinata meringis dan membatin " Bukan hilang ingatan tapi aku bukanlah hinata yang asli"

Setelah mengecek dan  mengatakan kondisi Hinata Dr. Tsunade pamit undur diri kepada kedua orang tua Hinata.

*****

Pasca kepergian Dr.Tsunade,  Hinata dapat melihat kedua orang tua nya sedang berbicara dengan seseorang. Namun anehnya kedua orang tua nya berbicara masing masing, lebih tepatnya berbicara dengan menggenggam benda kotak pipih di tangan mereka. Hinata hanya bisa mendesah, kenapa lagi lagi benda berbentuk kotak dan sangat asing baginya. Mungkin nanti dia harus menanyakannya kepada mereka atau mungkin Hanabi.

Tak jauh dari tempat tempat tidur Hinata, baik Hiashi maupun Hikari sedang menghubungi seseorang.

Masih sesenggukan Hikari menunggu sambungan teleponnya, dan berbicara dengan orang yang berada di seberang sana "Hallo mikoto, ka-u, ka-u tau a-ku, a-aku ingin memberi tahumu sebuah kabar bahagia"

Suara di seberang sana terdengar khawatir dan mencoba menjawab " Ada apa hikari, coba ambil nafas perlahan lahan dan hembuskan. Setelahnya kau bisa bicara"

Melakukan saran sahabatnya, Hikari menghirup nafas pelan pelan dan menghembuskannya. "Hinata, mikoto Hinata" Ucapnya lagi

"Okey, coba katakan dengan jelas Hikari ada apa dengan Hinata?? Ada apa dengan calon menantuku"???

Alis Hikari berkedut mendengar jawaban Mikoto, begitulah ia terlalu mengharapkan Hinata menjadi menantunya. Jadi apapun yang menyangkut Hinata, dia pasti ingin mengetahuinya.

" Hinata sudah siuman mikoto, setelah sekian lama"

Tidak ada Suara di seberang, lalu setelahnya pekikan keras terdengar oleh Hikari " Astaga, sungguh kau sedang tidak bergurau kan Hikari. Baiklah aku akan menghubungi suami dan anak anakku. Dan secepatnya akan ke rumah sakit" setelahnya Mikoto mematikan telepon sepihak tanpa berpamitan.

Two The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang