Bab 23

64 0 0
                                    

Banyu Langit yang sejak tadi hanya mengamati dan mempercayai kemampuan istrinya lantas mengangguk dan tersenyum, kalau boleh jujur ia bangga pada Anom Kinasih.

"Memang sudah sepantasnya hal yang demikian yang kau lakukan, Diajeng. Mengalahkan yang jahat dan berusaha membujuk mereka agar merubah jalan hidup yang sesat. Meski kemungkinan para penjahat itu tobat dan sadar kembali untuk menjadi orang baik sangatlah kecil, namun kau telah melaksanakan kewajibanmu dengan baik. Itu sudah lebih dari cukup. Saat kita kembali pulang nanti dari kadipaten, kita bisa memastikan apakah benar mereka sudah bertobat atau mengulangi lagi perbuatan keji mereka."

Satu dua tetesan air menitik dari langit yang tiba-tiba gelap.

Sejenak kemudian Banyu Langit menatap ke angkasa yang sebenarnya masih cukup terik namun terdapat gumpalan awan gelap yang tiba-tiba saja hadir, laki-laki itu pun menarik napasnya. "Kita harus cepat, Diajeng. Mari kita segera berangkat."

Anom Kinasih mengangguk. Kedua anak manusia itu pun segera kembali ke lokasi tempat kuda mereka berada.


Tembang Sukma KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang